3

554 23 0
                                    

Galih sedang asik bersama teman-teman nya di sebuah kedai kopi tapi tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada satu perempuan yang tak asing sedang duduk sendirian di pojok kedai kopi yang ia singgahi.

"Tasya" cicit Galih melihat Tasya dari kejauhan.

Galih pun berdiri dan berjalan mendekati gadis itu

"Tasya" ucap Galih.

Pemilik nama tersebut langsung menoleh.

"Kak Galih" balas Tasya, gadis itu langsung mengusap pipinya yang baru saja mengeluarkan air mata.

Dari pandangan dekat Galih bisa melihat dengan jelas bahwa Tasya sedang menangis karena mata perempuan itu sembab.

"Lo nangis?, kenapa?" tanya Galih, ia langsung duduk di hadapan Tasya.

"Gak kok, siapa juga yang habis nangis" ucap Tasya.

"Jangan bohong" balas Galih.

"Kakak ngapain disini?" tanya Tasya mengalihkan pembicaraan.

"Jawab gw dulu lo kenapa?" tanya Galih balik.

"Gapapa" jawab Tasya.

"Hampir 2 minggu lo gak ke rumah Dwi, kemana aja?" tanya Galih lagi.

"Gw lagi sibuk" jawab Tasya.

"Sibuk sama proses penerbitan buku lo?" tanya Galih lagi dan lagi.

Tasya mengangguk.

"Lo yakin gak mau cerita sama gw?" tanya Galih berusaha mengulik masalah teman pacarnya itu.

"Biasa lah, masalah hati" ucap Tasya akhirnya.

Tasya ragu namun pada akhirnya ia ingin meluapkan isi hatinya saat ini juga.

"Cowok yang gw suka mau nikah" ucap Tasya lagi.

Galih diam mendengar hal tersebut.

"Dia tau gak kalo lo suka sama dia?" tanya Galih.

Tasya menggeleng

Galih sudah bisa menebak apa yang terjadi.

"Jadi ceritanya cinta bertepuk sebelah tangan nih?" tanya Galih.

Tasya diam dan diam nya Tasya sudah menjawab pertanyaan Galih.

"Lo udah berusaha bikin dia suka sama lo?" tanya Galih lagi.

Tasya tetap diam.

"Ya udah kalo gak mau jawab" ucap Galih.

"Bisa gak lo tinggalin gw sendiri?" tanya Tasya.

"Ada pasar malem di deket sini, mau kesana gak?" tanya Galih.

Tasya menggeleng.

"Tapi gw mau kesana, temenin yuk" ucap Galih lagi.

"Kak tolong tinggalin gw sendiri" ucap Tasya.

"Gak bagus kalo lagi patah hati sendirian" ucap Galih.

Tasya menatap Galih dengan tatapan memohon, namun bukan pergi Galih malah berdiri dan menarik tangan Tasya untuk ikut dengan nya, bahkan Galih tak peduli dengan kopi yang ada di meja Tasya.

"Gw mau sendiri, tolong kakak ngerti" ucap Tasya sembari berusaha melepas genggaman Galih.

Galih tak merespon, ia berjalan ke meja teman-teman nya untuk pamit terlebih dahulu kemudian keluar dari kedai kopi tersebut menuju parkiran.

"Naik" ucap Galih meminta Tasya naik ke motornya, saat ia sudah lebih dulu berada di atas motor.

"Gw gak mau, jangan maksa" balas Tasya.

between me, you and himWhere stories live. Discover now