19

350 20 0
                                    

"Ada yang mau gw omongin ke lo" ucap Tasya saat ia, Galih dan Dwi berada di ruang tengah villa.

"Ngomong aja" balas Dwi.

Tasya menarik dan menghembuskan napas pelan untuk menenangkan diri, dirinya juga melihat ke arah Galih beberapa saat, Galih pun mengangguk.

"Ini tentang gw sama pacar lo" ucap Tasya.

Dwi berdebar, apakah ini saatnya Tasya mengakui segalanya.

"Lanjut" ucap Dwi.

"Sebelumnya gw mau tanya" ucap Tasya.

"Apa?" tanya Dwi.

"Apa kak Galih mengakui sesuatu ke lo tentang gw?" tanya Tasya.

"Iya" jawab Dwi datar.

Tasya semakin merasa bersalah.

"Itu salah gw juga, karna gw yang mulai" ucap Tasya.

Dwi heran, apa Tasya juga punya perasaan yang sama dengan Galih

"Bilang aja langsung point nya Sya, jangan banyak basa-basi" ucap Galih, ia tidak ingin Tasya tahu perasaan nya kepada wanita itu

"Seperti yang kak Galih akui, ya itu bener, kami udah melakukan hubungan suami-istri" ucap Tasya dengan cepat

dirinya tahu Dwi pasti akan marah, ia tahu persahabatan dirinya dengan Dwi akan terancam tapi sudah tidak ada pilihan lain.

Dwi terkejut namun jauh di dalam hatinya Dwi sudah menduga hal ini.

"Jadi karena itu" ucap Dwi menggantung sembari menatap Galih.

Galih mengerti maksud tatapan Dwi.

"maaf Wi, itu terjadi begitu aja, tapi walau begitu, gw sama pacar lo gak main perasaan, kita cuma memenuhi kebutuhan biologis masing-masing aja, not love" ucap Tasya.

"Yakin lo?" tanya Dwi sembari menatap mata Tasya.

Tasya mengangguk yakin bahkan sangat yakin, Galih yang melihat itu hanya menghembuskan napas pelan.

"Gw udah coba buka hati buat mas Alfan, dan kayanya gw sama kak Galih emang harus cepet cerai" ucap Tasya.

Galih terkejut mendengar itu, entah mengapa hatinya tiba-tiba terasa panas mendengar Tasya ingin membuka hati untuk pria lain.

"Kenapa sih selalu itu yang lo bahas" ucap Galih kepada Tasya dengan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan.

Tasya menatap Galih.

"Kita udah terlalu lama hidup sama-sama kak, ini di luar rencana kita" ucap Tasya.

Galih menghembuskan napas kasar.

"Baru aja gw minta sesuatu dari lo Sya, dan lo bener-bener gak bisa kabulin itu" ucap Galih.

"tapi kak ini mengenai perasaan Dwi" ucap Tasya.

"Udahlah, lo emang begitu sama gw, gak pernah menghargai gw" ucap Galih kemudian ia berdiri dan pergi.

"Kak, tunggu dulu" ucap Tasya namun ucapan nya tak membuat Galih berhenti berjalan menjauh.

"Lo mau kejar dia Sya?" tanya Dwi pelan.

"Enggak" jawab Tasya, walau sebenarnya di hati sangat ingin mengejar laki-laki itu.

"Yakin?" tanya Dwi lagi.

"Tapi Wi" ucap Tasya ragu.

"Gapapa Sya, kejar aja, kalian perlu ngomong kan" balas Dwi.

Tasya mengangguk mantap.

"Thanks Wi, emang ada yang harus gw jelasin ke dia" ucap Tasya kemudian ia bergegas menyusul Galih.



between me, you and himWhere stories live. Discover now