09 | sakit

4.8K 362 5
                                    

-ˏˋ ꒰ 🐻🐻🐻 ღ ˊˎ-

Haechan terbangun saat perutnya bergejolak ia langsung bangkit dan berlari ke kamar mandi, belum menyadari jika hyungnya ada disana.

Perutnya terasa nyeri membuat dirinya ingin mengeluarkan seluruh isi perutnya, tak lama ia merasakan sesuatu menyentuh tengkuknya.

"Channie? Gwaenchana?" Tanya Winwin di angguki oleh Haechan. Tubuhnya lemas sekarang, jika Winwin tak menahan tubuhnya mungkin ia sudah jatuh kelantai.

"Bisa jalan? Hyung gendong ya?" Tanya Winwin, Haechan hanya menggeleng.

"Aku bisa jalan, bantuin aja ya?" Pinta Haechan dengan suara pelan.

"Iyaa, ayo. Pelan pelan."

Winwin mulai menuntun Haechan keluar kamar mandi, dan sekarang bisa ia lihat jika ada hyungnya. Yuta, Doyoung, Jungwoo dan Mark. Yang lain? Berada di luar karna tak mau beramai ramai di kamar si bungsu.

Winwin menidurkan Haechan kembali di kasur setelah menyelimuti tubuh mungil itu sebatas dada.

"Demam nya belum turun juga, kita kerumah sakit ya?" Bujuk Doyoung setelah menyentuh kening Haechan yang masih terasa panas.

"Gak mau, dirumah aja." Tolak Haechan.

"Yaudah makan dulu nih," Pinta Mark mendekati adik yang beda setahun itu dengannya sambil membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Hyung suapi ya?" Ucap Mark. Itu lebih ke pernyataan si daripada pertanyaan.

"Gamau, sakit perutnya." Tolak Haechan.

"Iya biar ga tambah sakit makan dulu, sedikit aja gapapa." Bujuk Mark lagi yang akhirnya di angguki oleh adiknya. Akhirnya Haechan menurut.

"Kalian tumben disini," Ucap Haechan tiba tiba.

"Kok ngomong gitu? Kan adeknya hyung sakit, masa hyung ga ada." Ucap Doyoung membuat Haechan mendengus.

"Harus sakit dulu biar kalian pulang?" Ucap Haechan merembet ke pernyataan daripada pertanyaan.

Sepertinya mereka sudah tau kemana arah pembicaraan adik bungsu mereka, memang beberapa akhir ini mereka jarang berada dirumah kecuali Mark mungkin? Mengingat mereka berdua satu sekolah.

"Maafin hyung ya, kemarin kita benar benar sibuk." Ucap Yuta dan Haechan hanya diam sambil menikmati suapan dari Mark.

Winwin, Jungwoo dan Mark memilih diam, karna hanya mereka bertiga yang masih sering berada dirumah walaupun tidak seintens itu saling mengobrol karna kesibukan masing masing. Dan mereka pun akhirnya diam untuk memberi Haechan waktu, karna yang mereka tahu perasaan Haechan sedang sensitif terlebih sikap mereka belakangan ini.

"Kenyang," Ucap Haechan pelan sambil mendorong mangkuk itu menjauh dari hadapannya.

"Baru beberapa suap chan," Ucap Mark, Haechan menggeleng, "2 suap lagi deh, abis itu udah." Bujuk Mark yang tentu di balas gelengan oleh Haechan.

"Gamau, mual." Tolak Haechan, akhirnya Mark menyerah daripada makanan yang sudah masuk terbuang sia sia karna Haechan muntah, lebih baik sudah yang penting perutnya tidak kosong.

"Minum obat dulu," Winwin menghampiri Haechan seraya memberikan 2 pil obat dan segelas air putih. Haechan tidak mau sebenarnya tapi apa boleh buat, dengan ogah ogahan ia menerima obat itu lalu setelahnya kembali merebahkan diri memunggungi semua orang yang berada di sini.

"Aku mau tidur, kalian keluar aja. Makasih udah jengukin" Ucap Haechan akhirnya mereka semua memilih keluar agar Haechan dapat beristirahat.

"Cepet sembuh adiknya hyung, maaf atas sikap hyung belakangan ini." Lirih Doyoung sebelum menutup pintu kamar Haechan.

Haechan masih mendengar lirihan Doyoung, ia langsung bangun dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

Bugh! Bugh! Bugh!

Haechan memukul dadanya beberapa kali berharap rasa sakit itu akan menghilang, ia tidak tahu ada apa dengan tubuhnya belakangan ini. Yang ia rasakan adalah ia sering merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat yang menguras tenaga, ia juga sering merasa sakit dada dan perut hingga membuat nya muntah, tak jarang juga beberapa kali ia mimisan.

Saat rasa nyeri di dadanya berangsur mereda, Haechan memutuskan untuk tertidur karna kepalanya sudah sangat pusing.

-ˏˋ ꒰ 🐻🐻🐻 ღ ˊˎ-

"Keadaan Haechan gimana?" Tanya Johnny saat melihat saudaranya menuruni anak tangga satu persatu.

"Lagi tidur, tadi abis makan." Jawab Doyoung.

"Semoga baik baik aja," Lirih Taeil yang berada di sebelah Johnny.

"Dia kuat kok, tapi cuman beban pikiran aja. Kita jarang ada dirumah, dia pasti kesepian, beberapa kali sikap kita ga ngenakin ke dia. Besok minta maaf aja, kasihan. Mukanya pucet banget tadi," Ucap Yuta.

"Iyaa, kok tumben kamu bijaksana sekali ucapannya." Ucap Jungwoo manggut manggut menatap ke arah Yuta.

"Sialan!" Dengus Yuta lalu mendudukan diri di sofa di ikuti yang lain.

"Language Yuta," Ucap Taeil memperingati yang di balas oleh lelaki itu sebuah cengiran.

"Jaehyun mana? Nanti suruh dia periksa adeknya," Ucap Yuta.

"Masih ada pasien katanya, sebentar lagi pulang." Jawab Doyoung.

"Mark! Kok kamu diem aja?" Tanya Winwin saat merasa adik nya itu lebih banyak diam, mendengar pertanyaan Winwin membuat mereka seketika menoleh ke arah Mark.

Mark yang di tatap seperti itu jadi kikuk sendiri, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bukan apa apa, aku cuman khawatir sama Haechan. Kemarin..." Ucap Mark menggantungkan ucapannya, haruskah ia memberi tahu apa yang ia lihat tempo hari?

Namun mendapat tatapan dari sang hyung akhirnya Mark menjawab.

"Beberapa hari lalu aku nemuin dia suka muntah muntah dan ga jarang mimisan," Ucap Mark pelan.

"Seriusan kamu? Tadi juga Haechan muntah lagi," Timpal Jungwoo yang tadi melihat Haechan saat bangun langsung lari ke kamar mandi.

Mark menggangguk, "jaehyun hyung harus periksa adik mark." Cicit Mark, tidak bohong perasaannya sekarang di landa khawatir oleh keadaan sang adik.

-ˏˋ ꒰ 🐻🐻🐻 ღ ˊˎ-

© rabella.

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now