20 | mau pulang

2.7K 258 5
                                    

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Sudah seminggu Haechan beristirahat di rumah sakit dan sejujurnya ia sudah sangat bosan. Taeil menulikan pendengarnya saat Haechan terus menerus meminta untuk pulang.

"Hyungg~~~ mauu pulangg," Rengek Haechan tapi Taeil malah menyodorkan apel ke hadapannya yang sudah di potong. Tadi sehabis ia meminum obat anak itu merengek ingin pulang.

Dengan kesal ia menyambar apel itu dan memakannya dengan kasar, ia kesal aksi bujuk membujuknya tak berjalan sesuai yang ia harapkan, mulutnya sudah pegal memohon hampir satu jam namun hyungnya tidak ada yang mengidahkan permintaannya.

Haechan akan membuat rencana terakhir, yaitu pundung. Padahalkan ia sudah baik baik saja, lukanya tak terlalu sakit lagi, kondisinya juga sudah lebih baik tapi mereka terus melarangnya melakukan ini itu, maka pada saat hyungnya memasuki ruangan yang dimana terdapat Haechan dan Taeil. Ia langsung berbaring dan memunggungi mereka semua, hanya diam menatap keluar jendela sambil memakan apelnya dengan kesal.

Taeyong menatap Taeil seolah bertanya, ada apa? Tapi Taeil hanya mengangkat bahunya acuh dan tetap memotong apel untuk adiknya itu makan.

Yuta mendekati Haechan tapi saat Yuta mendekat Haechan justru memejamkan matanya, enggan menatap hyungnya itu meskipun mulutnya masih sibuk mengunyah.

"Channie kenapa?" Tanya Yuta tapi yang di tanya hanya diam, tak merespon, tak mengangguk, tak menggeleng, hanya diam.

Seolah disini hanya ada dirinya seorang, seolah disini tak ada yang mengajaknya bicara, seolah disini hanya ada benda mati yang tak perlu ia perhatikan kehadirannya. Ia bangun untuk mengambil botol minum, Taeil ingin mengambilkannya untuk Haechan namun ia kalah cepat.

Haechan segera meletakkan botol itu kembali dan masuk kedalam selimut, membiarkan tubuhnya tertutup sempurna oleh selimut hanya tangan yang di infus yang ia biarkan di luar.

"Mengapa tak ada yang membujukku, aku harus apalagi" Batin Haechan mendengus, ia ingin pulang, ia bosan melihat ruangan putih ini ia ingin tertidur di kasur empuk miliknya namun ia harus terjebak disini hampir sebulan.

Tanpa sadar tangan yang terinfus itu mengepal kuat sehingga putih putihnya terlihat, Yuta yang melihat itu langsung menggenggam tangan adiknya dan mencoba melepaskan cengkraman itu.

"Channie, jangan gini nanti tangan kamu luka," Ucapan Yuta sukses membuat isakan dari dalam selimut terdengar, Yuta mendekat guna melihat wajah adiknya di dalam selimut yang memerah.

"Mau pulang~~~" Cicitnya sambil melengkungkan bibir kebawah, mata beruang itu berkaca kaca siap menumpahkan tangis yang lebih keras.

"Huaaaa hiks mau pulang hyunggie hiks" Benar saja tangis itu pecah, Haechan merentangkan tangannya pada Yuta seolah meminta untuk di gendong.

Yuta bingung tapi ia tetap membantu adiknya itu untuk duduk, Haechan langsung beringsut memeluk Yuta dan menenggelamkan wajahnya ke perut Yuta.
(Posisinya tuh, haechan duduk yuta berdiri.)

"Hyungg~~~ gendong" Pintanya menatap Yuta dengan puppy eyes-nya. Yuta akhirnya menggendong Haechan ala koala, di sebelahnya tiang infus tetap pada tempatnya.

"Hyungg~~~ mau pulang," Gumamnya, suaranya terpedam karna ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Yuta.

Yuta hanya diam tak menanggapi, sebenarnya ia kasihan, wajah anak itu memerah, matanya bengkak karna menangis belum lagi hidungnya yang juga memerah adiknya itu sudah seperti badut.

Tapi ia juga tak bisa mengiyakan permintaan Haechan merasakan badan anak itu sedikit hangat, mungkin ini juga yang menjadikannya sedikit rewel.

Lama kelamaan gumaman itu semakin pelan dan mata Haechan perlahan mulai terpejam tangannya masih memegang apel yang tersisa.

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now