36 | semangat Haechan

2.1K 225 4
                                    

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Di ruang VVIP itu hanya ada Haechan yang tengah tertidur, Johnny dan Yuta, sedangkan yang lain tetap dirumah supaya Haechan dapat beristirahat, mereka akan bergilir untuk menemani Haechan di rumah sakit.

Besok jadwal kemoterapi pertama Haechan, anak itu sempat ketakutan tapi Johnny meyakinkan hingga akhirnya ia mau untuk melakukan kemoterapi kedua.

Di belainya rambut Haechan pelan agar tak mengganggu sang empu yang tertidur.

"Haechan bakal sembuh gak ya?" Tanya Johnny entah pada siapa, tapi karna Yuta mendengar ia menyahut,

"Menurutmu hyung?" Bukannya menjawab Yuta malah bertanya balik. Johnny menggeleng, tanda tidak tahu atau tanda tidak akan sembuh.

"Aku tak yakin, tapi aku berharap adikku bisa sembuh." Ucap Johnny lirih.

"Haechan juga adikku hyung, kalo bisa request aku akan meminta adikku sehat tanpa sakit." Jawab Yuta, "Tapi ini takdir, kita harus jalanin, Haechan udah sakit kita jangan nunjukin sedih itu di depan dia atau dia bakal lebih sakit. Tugas kita sebagai hyungnya, sebagai keluarganya menyemangati Haechan." Tutur Yuta sambil menatap wajah damai Haechan kala terlelap.

Ada terbesit ketakutan kalau mata itu tak akan terbuka besok pagi, tapi mendengar nafas halus dari Haechan ia sedikit bisa bernafas lega, setidaknya adiknya itu masih bernafas.

Johnny mengangguk setuju mendengar ucapan Haechan, sudah malam jadi ia akan tertidur melihat Haechan sudah menyelam kedalam mimpinya sambil memeluk bulbul di sebelah kanan nya. Di ruang VVIP ini terdapat ranjang satu lagi khusus yang menemani, request an Taeil.

Semakin lama semakin sepi hanya terdengar deru nafas Haechan yang teratur juga angin malam yang berhembus, maka kedua pria dewasa itu ikut terlelap.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Netra beruang itu terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk, pemandangan yang pertama kali Haechan lihat ada kedua hyungnya yang tertidur, ia meringis pasti tak nyakan tidur dengan posisi seperti itu.

Padahal ada ranjang kosong tapi kedua hyungnya memilih terlelap di sofa yang sudah pasti ketika mereka bangun badan mereka akan pegal pegal. Haechan perlahan turun, badannya masih lemas tapi ia paksakan, sambil menyeret tiang infus kaki jenjangnya membawa mendekati kedua hyungnya, menyelimuti tubuh mereka berdua dengan pelan agar tak membangunkan keduanya.

Kemudian ia berjalan menuju toilet ingin mencuci muka juga gosok gigi sambil membuang air kecil. Haechan mendesah lelah, ia capek berjalan sambil menyeret tiang infus, ingin rasanya ia mencabut infusan itu agar ia bisa bergerak bebas tapi mana mungkin itu terjadi.

Setelah menyelesaikan ritual paginya ia kembali terduduk di ranjang pasien sambil membuka iPad yang ia yakini milik Yuta, ada milik Johnny sih tapi ia milih mengambil milik Yuta.

"Hyung, channie pinjam iPad yaa," Ucap Haechan pelan di akhiri kekehan pelan, tak akan ada yang menjawab karna kedua hyungnya masih terlelap. Lalu ia membuka youtube, mengetikan di kolam search 'Shinchan' dan selanjutnya kalian tahu apa yang terjadi, ya menonton kartun.

Johnny terbangun bersamaan dengan seorang perawat yang masuk untuk mengantar makanan tapi ia di sarankan hanya minum air putih saja dulu sebelum kemo.

"Gomawo suster," Ucap Haechan tersenyum yang di balas senyum pula oleh si perawat. Johnny tersenyum lalu mendekati ranjang Haechan membiarkan perawat itu keluar.

"Sudah bangun? Dari jam berapa?" Tanya Johnny duduk di sebelah Haechan.

"Gak tau, ga liat jam tadi." Jawab Haechan sambil tetap fokus pada tayangan kartunya.

Johnny mengangguk kemudian bangkit dan berjalan ke arah toilet, menyisakan Yuta yang masih terlelap juga Haechan yang asik menonton.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Haechan di temani oleh Johnny dan Yuta, kedua hyungnya masih setia berada di samping Haechan ketika ia akan segera melakukan proses kemoterapi.

Johnny dapat merasakan tangan yang tengah di genggam adiknya ini di remat kuat, Haechan sendiri sudah merasakan efek obatnya itu yang masuk kedalam tubuhnya.

"H-hyung... S-ssakit." Ringis Haechan menatap Johnny sambil berkaca kaca, tubuhnya sakit, kepalanya sakit.

Dan sekarang perutnya terasa mual, ia ingin memuntahkan semua isi perutnya, Yuta yang menyadari itu segera mengambil kantong plastik yang memang di sediakan.

Haechan menggeleng, ia tak kuat tubuhnya seakan menolak obat itu masuk kedalam tubuhnya, seluruh tubuhnya mati rasa, kepalanya sakit. 

"Argh..." Haechan kembali meringis.

"Teriak channie, keluarkan sakitmu." Bisik Yuta seketika itu juga Haechan langsung berteriak.

"HYUNG!! SAKIT." Teriaknya, bahkan kedua mata itu terpejam dengan kening berkerut menahan sakit.

"Semangat Haechannie, haechan bisa, haechan kuat, tahan sedikit lagi yaa." Ucap Johnny memberi kalimat penenang berharap Haechan bisa mengalihkan rasa sakit di tubuhnya walaupun sebenarnya tidak.

"Hwaiting uri Haechannie."

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Vote & comment, Jusseyo.
Aku sedang memikirkan untuk ending ueueueu 😩

PULANG [ END ] ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ