15 | terlambat

3.3K 291 15
                                    

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Kring!!!

Bel berbunyi tepat saat Haechan datang, selama perjalanan ia berdoa agar gerbang jtu belum tertutup namun sepertinya dewi keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Pintu gerbang telah tertutup rapat, ia mengigit jari kukunya, kebiasaan saat tengah panik, ini pertama kalinya ia terlambat tapi tetap saja ia tak terbiasa.

"Ahjussi, tolong bukakan pintu untukku," Pintar Haechan dengan tampang melas sambil menyatukan kedua tangannya, memohon.

"Maaf nak, tidak bisa, sebenarnya bisa saja tap--" Ucapan satpam sekolah terpotong saat seorang guru dengan sanggul tinggi, dandanan menor berjalan dengan anggunly kearahnya.
"Ada yang telat pak?" Tanya guru tersbut di angguki oleh satpam sekolahnya.

"Bu, tolong bukakan pintu nya," Mohon Haechan lagi.

"Saya seperti nya baru pertama kali melihat kamu terlambat, tapi hukuman harus tetap berjalan. Berdiri hormat di lapangan sampai jam istirahat," Ucapnya.

"Tapp--" Ucapan Haechan terpaksa berhenti saat guru itu sudah pergi, pintu gerbang terbuka tapi ia tak bisa langsung ke kelas, ia berjalan dengan langkah gontai ke lapangan, hari ini matahari tak terlalu panas tapi tetap saja panas. Ia masih mengantuk, ini gara gara Doyoung yang ribut pagi pagi hingga membuatnya terlambat, walaupun bukan sepenuhnya salah hyung nya karna dirinya terlambat bangun.

Haechan berdiri di lapangan sambil hormat, sekolah sudah sepi murid murid karna sudha memasuki jam pelajaran paling hanya beberapa yang berlalu lalang di koridor melakukan kegiatannya sendiri.

30 menit kemudian,

Haechan masih diam ia hanya perlu menunggu 15 menit lagi lalu hukuman akan berakhir, istirahat pertama akan tiba sebentar lagi. Jujur saja ia mulai merasa pusing sekarang, ia tak tahu penyakitnya akan membuat kondisi tubuhnya menurun drastis dengan cepat, terdengar beberapa helaan nafas yang keluar dari mulut pemuda Tan itu.

Peduli guru yang akan memarahinya nanti, atau ia akan di tambah hukumannya, kepalanya sudah sangat pusing toh hyung nya tak akan memarahinya juga.

Haechan memilih undur diri dan berjalan ke kantin, ia menghalu rasa sakit di kepalanya memesan air mineral lalu mendudukkan diri di kursi kantin. Masih sepi, sebelum mereka berbondong-bondong datang ke kantin hanya untuk mengisi perut mereka, Haechan mengeluarkan obat yang selalu berada di tasnya atas perintah hyungnya tentu.

Hyungnya makin protektif saja, padahal Haechan hanya sakit kanker? Hahaahha, ia sendiri tak tahu itu hanya atau memang harus di khawatirkan? Entahlah, ia merasa semakin pusing memikirkannya.

Omong omong tentang penyakitnya seminggu yang lalu ia sudah kerumah sakit lagi dan dokter menyarankan agar ia menjalankan kemoterapi 2 minggu sekali, tapi ia belum memutuskan, ia mau tidak mau.

Haechan mengeluarkan 2 butir obat khusus pereda nyeri yang telah Taeyong pisahkan, meneguknya dengan air mineral, dengan perlahan pemuda itu menyandarkan punggungnya di tembok sambil memejamkan mata, sakitnya berangsur mereda lalu kembali membuka matanya saat itu ia bisa melihat siswa siswi ada yang sudah memasuki kantin.

Ingin beranjak namun ia sudah terlalu pw dengan posisinya, jadi ia hanya duduk diam mengamati orang orang yang berlalu lalang di sekelilingnya.

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now