17 | Channie wake up

3.3K 281 3
                                    

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Hari mulai petang, matahari terbenam terganti dengan cahaya bulan yang menyinarinya, ia terduduk dengan sebotol minuman dingin di genggamannya.

Taeyong disana, ia menatap kosong kedepan, fikiran berkelana kemana mana, ia takut, ia kalut, semua pemikiran hinggap di otaknya, dirinya semakin takut.

Berkali kali ia menghela nafas berharap sesak di dadanya hilang.

"Taeyong," Panggil seseorang, ia tahu suara ini, suara hyungnya, Johnny. Taeyong hanya berdehem membiarkan Johnny duduk di sebelahnya.

"Gwaenchana, adik kita baik baik saja." Ucap Johnny membuat Taeyong menunduk.

"Hyung, channie bakal bangun lagi kan?" Tanya Taeyong, Johnny mengangguk walau tak yakin.

"Iya, bangun." Lalu keduanya diam, sibuk dengan fikiran masing masing.

"Kita pulang aja dulu, besok kesini lagi, biarin adek istirahat dulu." Ucap Johnny yang di angguki Taeyong.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Pagi ini sama seperti pagi pagi sebelumnya hanya saja mereka sarapan tanpa satu orang anggota keluarga, mereka makan dengan tenang dalam kesunyian.

Mereka akan kerumah sakit lagi setelah sarapan, kecuali Jungwoo, Winwin dan Mark. Mereka harus kuliah dan koas, mau tak mau mereka mengiyakan.

"Adek bakal baik baik aja Mark, percaya sama hyung. Nanti pulang sekolah kamu kerumah sakit, sekarang sekolah dulu." Ucap Johnny saat Mark meminta untuk ikut kerumah sakit dan membolos.

Mark akhirnya mengangguk lesu, "yuk hyung yang anter," Ucap Jungwoo merangkul Mark.

"Kita berangkat dulu," Ucap Jungwoo dan Winwin bersamaan lalu punggung ketiganya menghilang di balik pintu.

"Aku akan ke kantor dulu, untuk mengecek kecelakaan ini, seperti ada yang janggal dan harus di selidiki." Ucap Johnny memecah keheningan.

"Baik, kau nanti kesana saja jika mau," Ucap Taeil di angguki yang lain.

Taeil, Taeyong, Yuta, Doyoung dan Jaehyun, sekarang menuju rumah sakit sedangkan Johnny menuju kantor.

Mereka di buat bingung saat sampai di ruang tunggu ICU para pekerja berlarian sampai akhirnya mereka tahu adiknya sedang di ambang hidup dan mati.

"CODE BLUE!! PASIEN ATAS NAMA LEE HAECHAN RUANG ICU"

Deg.

"Sus, sus ada apa?" Tanya Taeyong menghentikan langkah seorang suster.

"cardiac arrest atau henti jantung" Ucap suster tersebut langsung memasuki ruang ICU. Kelima bersaudara itu melihat dari luar dengan harap harap cemas.

Di dalam dokter Park berusaha mengembalikan detak jantung anak itu dengan sekuat tenaga.

"Tingkatkan lagi" Pinta dokter Park, alat kejut jantung itu di tingkatkan.

Sekali,

Dua kali,

Tiga kali,

"Detak jantungnya kembali!!!" Teriak salah satu perawat, dan akhirnya mereka dapat bernafas lega.

Setelah itu dokter Park keluar.

"Kami berhasil mengembalikan detak jantungnya walaupun lemah, kita tunggu 24 Jam kalo tak ada perkembangan apapun, kita serahkan kepada yang maha kuasa" Ucap dokter Park. Mereka hanya diam mendengarnya, Taeyong luruh ke lantai, ia sudah sesegukan di lantai.

Ia tak sanggup lagi untuk membuka matanya, ia membiarkan tangisnya pecah begitu saja. Jaehyun mendekati Taeyong merangkul hyungnya, ia tak akan memberhentikan tangis hyungnya itu, biarlah untuk sementara, jika menangis bisa membuatnya tenang.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Terhitung sudah 3 minggu bayi pudu mereka terlelap, membiarkan si bungsu istirahat dengan tenang asal nanti bangun lagi. Para hyungnya selalu setia berada di sekitar si bungsu, juga dengan ketiga sahabatnya yang akan datang sesekali. Haechan telah melewati masa kritisnya hanya tinggal menunggu kapan ia akan bangun dari tidur panjangnya itu.

Taeil sekarang yang menemani adik bungsunya itu, memperhatikan tubuh adiknya yang semakin mengurus, pipi chubby itu menirus, baby tummy itu perlahan menghilang.

Taeil menggenggam tangan Haechan yang tidak di infus, mengusapnya lembut.

"Hai bayinya hyunggie," Sapa Taeil parau, ia terus berharap mata beruang adiknya akan terbuka.

"Hyung kangen, Channie gamau bangun hm?" Tanya Taeil mengusap rambut Haechan lembut. "Channie ketemu mommy sama daddy ya? Channie jangan ikut mereka dulu ya? Hyung masih mau sama Channie." Ucap Taeil.

Di tatapnya wajah sang adik yang di baluti dengan masker oksigen, membiarkan ruangan ini sunyi hanya ada suara monitor detak jantung Haechan.

"Nana nangisin channie terus, dia kangen channie katanya. Injun juga kangen channie, kangen adu mulu sama channie katanya," Setelah itu Taeil tertawa pelan, "nono juga kangen channie, kangen di pelukin channie katanya." Taeil menahan air matanya agar tak menangis lagi di depan sang adik, tapi sayang tak bisa. Ia menunduk, menangis dalam diam.

"Banyak yang kangen channie hiks banyak, banyak yang sayang channie hiks, channie bangun ya? Hyung sama yang lain tungguin channie loh. Nanti hyung ajak hiks ke lotte world, channie boleh sepuasnya main disana" Ucap Taeil menangis setelah itu mengecup tangan itu dengan lembut.

"Hyung tunggu di luar ya, channie cepet buka matanya." Ucap Taeil mencium kening Haechan sebelum pergi keluar.

Tes

Tanpa Taeil ketahui, adik manisnya itu meneteskan air mata dalam tidurnya.

   © rabella.

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now