35 | kembali kalah

2.1K 208 5
                                    

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Selama masa ujian, Haechan sudah drop berkali kali namun anak itu kekeuh untuk tetap mengikuti ujian. Sekarang ujian sudah selesai, Haechan menahan sakit di kepalanya terlihat dari wajahnya yang sudah pucat pasi.

Ia memejamkan mata berharap rasa sakit di kepalanya berangsur menghilang tapi tidak juga, maka dengan tidak sabaran Haechan mengambil obat pereda nyerinya dan langsung memakan 8 butir sekaligus, presetan dengan ia bisa overdosis sakit di kepalanya tak bisa ia tolerir lagi.

Haechan duduk dekat perpus, menunggu hyungnya menjemput, kemana yang lain? Jawabannya sudah pulang, kenapa? Di usir Haechan, ia tahu Jaemin sudah antusias akan bertemu kedua orang tuanya yang baru berpulang dari Amerika.

Ia juga tahu Renjun akan mengunjungi neneknya ke China dan itu sudah ia tunggu sejak minggu lalu, sama dengan Jeno yang akan pergi menemui hyungnya bersama kedua orang tuanya menyusul ke New York sekalian merayakan selesaiinya ujian anak bontot mereka.

Maka dari itu Haechan mengusir ketiga sahabatnya mengatakan bahwa ia baik baik saja.

"Sshh.. Sakit sekali," Untuk kesekian kalinya Haechan meringis, ia mengambil benda pipih di sakunya memencet asal nomor yang ada setelah panggilan tersambung Haechan langsung berbicara.

"Sshh... Hyung, sakit." Lirih Haechan pelan.

"Haechan?! Dimana? Hyung bentar lagi sampe sekolah kamu, tunggu ya! Bertahan sedikit lagi."

Panggilan terputus, Haechan masih berusaha mempertahankan kesadarannya, saat ia melihat seseorang berlari ke arahnya pandangannya memburam.

bruk

Haechan pingsan tepat di dekapan Doyoung, yang menjemputnya kali ini adalah Doyoung. Saat ia menangkap Haechan, kulitnya langsung bersentuhan dengan suhu tubuh Haechan yang panas. Tanpa ba-bi-bu Doyoung langsung menggendong Haechan ala bridal style dan membawanya kerumah sakit.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

"Tumornya semakin menyebar, kankernya sudah sampai stadium 3 ini salah kita karna tak melakukan tindakan sejak awal hanya bergantung pada obat obatan yang jelas sudah pasti akan ada efek sampingnya, kemoterapi di lakukan sekarang pun tak bisa menyembuhkan secara seluruh hanya membantu pengecilan tumor." Jelas dokter Kim — Kim Mingyu.

Doyoung termangu, ia menatap Haechan yang terlelap dengan masker oksigen yang menutupi wajah manisnya, matanya tanpa sadar memanas, lalu ia mengalihkan tatapan kearah Mingyu.

"L-lalu apa yang h-harus aku lakukan?" Tanya Doyoung pelan, ia buntu sangat buntu adiknya menolak kemoterapi selama ini, sedangkan kankernya sudah meluruh ke hampir seluruh tubuh.

Mingyu menggeleng, "aku akan mencari cara kau tenang saja. Jika kita melakukan oprasi," Ucapan Mingyu terhenti ia beralih menatap Haechan kemudian menatap Doyoung, "Kemungkinan berhasil rendah, Operasi tumor otak sangat berbahaya, sebagian besar pasien mengalami gejala pasca operasi, seperti kesadaran menurun/terganggu, lumpuh dan sebagainya. Selama operasi, bila sedikit saja kecerobohan akan mengakibatkan gagal operasi dan pasien akan meninggal." Lanjutnya.

"Aku akan membicarakannya pada yang lebih berahli di bidang kanker, sekarang biarkan Haechan istirahat dulu mungkin ia perlu di rawat inap agar pihak kamu dengan mudah memantau keadaannya." Ucap Mingyu.

"Lakukan yang terbaik, untuk adikku." Ucap Doyoung menatap Mingyu penuh harap, Mingyu mengangguk lalu menepuk pundak Doyoung sekilas sebelum pergi dari ruang rawat Haechan.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

"Iyaa, channie mau kemoterapi."

Sekarang di ruangan Haechan sudah ada para hyungdeul-nya, menengok si bungsu yang kembali tumbang, mereka juga membicarakan tentang tumornya yang sudah mencapai stadium 3.

Haechan tak yakin usahanya akan berhasil dan membuahkan hasil yang mereka inginkan, namun tak ada salahnya mencoba bukan?

"Yaudah, nanti hyung omongin lagi ya sama dokter Kim nya." Ucap Jaehyun mengusap rambut Haechan pelan. 

Haechan tersenyum, ia sudah tak memakai masker oksigen tapi sebagai gantinya ia tetap memakai nassal canula.

"Hyung... Mianhae," Cicit Haechan ia ingin membicarakan ini dari lama tapi baru berani berucap sekarang.

"Minta maaf untuk apa?" Tanya Taeyong.

Haechan menunduk, "maaf, kalian harus memiliki dongsaeng yang penyakitan sepertiku, maaf aku menyusahkan kal—"

"Gak ada yang nyusahin, Channie mau berjuang sama kita itu udah bentuk pembalasan yang berarti untuk kita." Potong Johnny yang di angguki oleh semuanya.

"Bener, gak perlu mikirin itu, kita harus positive thinking kalo channie bakal sembuh, nanti hyung ajak ke Disneyland." Ucap Yuta, bahkan Yuta sekarang pun angkat tangan untuk menghibur si bungsu.

Bibir pucat itu melengkung, memperlihatkan senyumannya.

"Makan dulu yaa," Ucap Doyoung lalu memberikan semangkuk bubur ke arah Jungwoo yang duduk di sebelah ranjang Haechan, "suapin adeknya." Titah Doyoung yang di angguki oleh Jungwoo.

Haechan makan dengan tenang sambil di suapi Jungwoo, "hyung channie mau bulbul." Ucap Haechan setelah menelan buburnya.

"Iya nanti hyung bawain ya." Sahut Johnny di angguki oleh Haechan, tangan hangat Haechan menggenggam tangan Taeyong yang ada di sebelah kirinya.

"Kenapa heem?" Tanya Taeyong menatap Haechan, yang di tatap hanya menggelengkan kepala.

"Gak apa apa," Jawab Haechan lalu menoleh menatap Jungwoo, "hyung kapan sidang?" Tanya Haechan.

"Minggu depan, channie harus sembuh biar bisa dateng ke kampus hyung." Jawab Jungwoo menyuapkan sesendok bubur terakhir pada Haechan.

Haechan menerimanya lalu menelan, "nanti channie mau datang." Ucap Haechan yang di angguki oleh Jungwoo.

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Vote & comment, jusseyo.

PULANG [ END ] ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora