40 | Pulang

3.9K 283 18
                                    

-ˏˋ ꒰ 🐻🐻🐻 ღ ˊˎ-

Bukankah sudah pernah di katakan bahwa dokter hanya perantara, mereka berusaha menyembuhkan pasiennya karna memang itulah tugasnya, pasien berjuang agar kesehatan bisa ia dapatkan namun ketika Tuhan sudah berkehendak lain tak ada yang bisa dilakukan sekalipun pemilik tubuh itu sendiri.

Haechan mengerang sakit, ia menggenggam tangan Taeyong di sampingnya, ia lelah sangat lelah. Di setiap hembusan nafasnya terasa memberat, setiap ia menghembuskan nafas rasa sakit menjalar kedadanya, bagaikan di tusuk ribuan belati sangat sakit, pandangannya memburam, kepalanya berputar.

"J-jaemin huh c-cchanie ingin- ja-jaemin." Haechan berkata dengan terengah engah, nafasnya memburu, keringatnya bercucuran di dahinya. "I-iingin hyungdeul huh hyung."

Taeyong setia menggumamkan kata kata penenang untuk adiknya, "Iya, hyung telpon ya nanti pulang sekolah mereka kesini, channie tunggu sebentar? Kuat?" Tanya Taeyong pelan.

Haechan menggeleng, sekilas ia merasakan kehadiran mommy di dekatnya, "Ssakit hyung huhh,, c-ccapek." Lirihnya menatap Taeyong berkaca kaca.

Taeyong menangis, ia tak siap kehilangan adiknya, "Channie kuat yaa?? Tahan sedikit lagi, hyung telpon Jaemin yaa sama hyung yang lain oke?" Ucap Taeyong di angguki oleh Haechan dengan pelan karna jika ia bergerak sedikit kepalanya semakin sakit.

"Arghhh...." Erangan lolos dari bibir pucat itu, ia masih mempertahankan kesadarannya meskipun sakit di kepalanya terus menyerang juga nafasnya yang semakin memburu.

Taeyong menelfon Jaemin juga hyungnya agar segera datang kerumah sakit.

-ˏˋ ꒰ 🐻🐻🐻 ღ ˊˎ-

Jaemin, Jeno dan Renjun berada di sekolah sebenarnya karna mereka sudah ujian tak ada pelajaran yang masuk hanya acara mengisi waktu luang sambil menunggu pembagian rapot singkatnya mengisi absen.

"Bentar lagi pembagian rapot eyy, terus kita kelas 12." Ucap Jaemin sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya, mereka habis menonton pertandingan di lapangan dan baru kembali duduk di kantin sekarang.

"Iyaa, echan kapan masuk?" Tanya Jeno.

Jaemin mengangkat bahunya, "Minggu depan mungkin kalo misalkan udah keluar dari rumah sakit." Jawabnya meskipun terselip kalimat ragu.

Terdengar helaan nafas dari Renjun, "Melihatnya menangis kemarin aku sedikit pesimis kalau dia akan menyerah pada hidupnya?"

Tepat setelah Renjun bicara seperti itu suara dering telfon milik Jaemin berdering, dengan malas ia mengambil ponselnya, namun ketika melihat sang penelfon ia langsung duduk dengan tegap. Dadanya berdegup kencang ketika panggilan tersambung ia mendengar suara ringisan seseorang.

"Y-yoboseyo?"

Nee, y-yoboseyo. Jaemin-ah, adikku ingin bertemu dengan kalian, bisakah kerumah sakit sekarang, aku mohon.

Netra Jaemin menatap kedua sahabatnya yang tengah menatapnya penasaran. Belum sempat ia menjawab ia mendengar suara dari sebrang sana.

H-hhyung... Ssakit arghh c-ccapee

Klik!

Panggilan tiba tiba terputus secara sepihak, sekarang ketakutan mereka terjawab.

"Kita kerumah sakit sekarang, Haechan drop."

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now