41 | harus rela [ END ]

4.9K 314 14
                                    

🎶 Selamat Jalan Kekasih
— Shanna Shannon

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Harap harap cemas yang Jaemin, Jeno dan Renjun rasakan telah terjawab, langkahnya seketika memberat kala sampai di ruang rawat Haechan yang mereka dapati justru Doyoung dan Taeyong yang menangis histeris, Johnny yang memeluk tubuh Haechan dan Haechan yang telah terlelap.

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa dan terdengar ramai itu tak membuat ketiganya bergeming sama seperti mereka para hyungdeul juga terdiam, separuh nyawa mereka rasanya hilang.

Mark terjatuh ke lantai, lagi lagi ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karna tak ada disaat saat terakhir.

Jaemin yang tersadar langsung berlari ke arah Haechan tak mempedulikan Johnny yang tak sadar ia dorong pelan agar menjauh, ia meraung memanggil manggil Haechan.

"Echan!! Jahat!! Katanya kamu mau akuu?? Aku udah dateng kenapa pergi hiks echann jahat," Jaemin menangis kencang memeluk Haechan dan terus memeluk tubuh itu berusaha membangunkan pemuda di depannya walaupun tidak mungkin.

Jeno mendekati Jaemin, ia sama hancurnya bahkan ia sudah menangis tapi ia tak bersuara, dengan pelan Jeno menarik Jaemin agar terlepas dari pelukan Haechan.

"Ssstt... Ikhlas Na, echannya udah ga sakit lagi, kamu minta biar echan ga kesakitan kan? Sekarang dia udah ga kesakitan, echan udah bahagia tuh kamu liat," Jeno menunjuk Haechan lalu kembali menatap Jaemin. "Echan bahkan ga menghilangkan senyumnya, echan pergi dengan tenang dan ikhlas, kita juga harus ikhlas biar dia ga berat perginya."

Jaemin menggeleng ribut ia tak ikhlas untuk kehilangan sahabatnya itu ia menoleh pada Johnny yang menatap sendu ke arah Haechan.

"John hyung!! Echan — echan ga pergi kan? Hiks echan bangun lagi kan? Hyung jawab Jaemin!!" Jaemin jatuh terduduk dibawah ketika tak mendapatkan jawaban yang ia harapkan

Johnny hanya dapat menggeleng patah patah, ia sendiri masih tak yakin bahwa adiknya telah pergi, pergi sangat jauh bahkan ia sendiri tak dapat menyentuh bayangannya lagi.

"DOYOUNG!!"

   -ˏˋ  ꒰ 🐻🐻🐻 ღ  ˊˎ-

Taeil terdiam menatap peti yang di dalamnya terdapat anak laki laki yang tak ia duga duga kepergiannya. Rumah mereka sudah ramai kedatangan keluarga dari mommy dan daddy, semuanya ada disini, setelah sekian lama tak datang karna keluarga dari mommy berada di Prancis dan keluarga daddy tinggal di Belanda mereka hanya sesekali ke Seoul untuk menengok cucu cucu mereka.

Tapi kali ini, kedatangan mereka karna matahari mereka, ya mengantar kepulangan  anak bungsu mereka cucu bungsu mereka.

Doyoung menangis meraung setelah 2 kali pingsan, ia masih tak terima atas kepergian adiknya, walaupun dokter sudah mengira ngira tapi ia tak menyangka akan secepat ini, ia belum datang ke wisuda si bungsu, ia masih ingin menjahili adiknya yang manja itu hingga suara teriakan melengkingnya terdengar hingga ke penjuru rumah, ia masih ingin mendengar rengekan si bungsu ketika meminta sesuatu, ia masih ingin melihat tingkah nakal, polos nan menyebalkan itu.

Ia terluka, sangat terluka kala tahu setelah ini ia tak akan pernah bisa lagi membuat emosi sang adik, tak bisa lagi membuatkannya susu untuk penghantar tidur, tak bisa juga untuk memeluk tubuh mungil itu.

Mark sedang di tenangkan oleh ketiga sahabat Haechan, meskipun mereka tak bisa menahan tangisnya, Taeyong menghapus kasar air matanya kala turun membasahi pipi ia masih teringat kala Haechan mengatakan untuk jangan menangis walaupun tak bisa.

PULANG [ END ] ✔️Where stories live. Discover now