🦋 PART 07 🦋

10.3K 553 28
                                    

"Mulai hari ini, gue, Dysis Anastasya, memasukkan cewek udik bernama Kiara ini ke blacklist obyek bully-an!" Dia lanjut berseru lantang memberi pengumuman. "Karena ni cewek udah berani-beraninya deketin Elgar, jadi dia pantes buat dibully."

Hening menyergap suasana.

Tak ada dari mereka yang bersuara.

"Wih seru nih, gue suka keributan. Dysis Si Ratu eksis udah masukin adek lo ke blacklist obyek bullying, El!"

Tiba-tiba saja kelima inti Lemoy's ada di koridor yang menghadap lapangan, tanpa sengaja mendengar pengumuman Dysis tadi. Barusan yang menceletuk suka keributan adalah Zhico. Tentu saja, siapa lagi?

Elgar tentu tak ada reaksi. Memangnya kenapa? Bully tampak biasa saja di matanya.

"Biarin. Biar tau rasa dia," ceplos Elgar bodo amat.

"Kiara cupu ga sih? Atau dia sebenernya barbar?" Cukup penasaran dengan sifat asli Kiara, Saga pun mengajukan pertanyaan.

"Cupu. Banget. Dibentak aja dia terguncang biarpun sok kuat keliatannya," jawab Elgar.

"Oh bagus dong itu. Ternyata mental tempe aslinya?" Rivan menyahuti, hampir tergelak tapi ditahan.

Kembali lagi ke suasana lapangan, Dysis kini maju selangkah lagi dan menjambak rambut Kiara yang dikepang. Kiara tidak bisa menahan rasa sakit itu ketika kuku-kuku tajam Dysis sengaja ditancapkan ke kulit kepalanya.

"A-ah, Kak Dysis! Lepasin!" Kiara merintih merasakan kulit kepalanya terluka cukup dalam.

"Lepasin? Kenapa harus dilepasin? Ini cuman prolog dari siksaan gue. Berikutnya, tiap part bakal lebih sadis," ancam Dysis.

Thalia dan Leana ikutan mendekat pada Kiara dengan setengah botol air di tangan salah satu dari mereka. Tanpa ba-bi-bu air air itu diguyurkannya pada wajah Kiara sehingga membasahi seragam atas cewek itu juga.

Orang-orang di sekolah ini masih diam mematung di tempat. Menonton kejadian semacam ini seakan lebih menyenangkan bagi mereka ketimbang drama korea.

Kiara memejamkan matanya sekilas sambil meraup wajahnya kasar. Mengerjap beberapa kali, ia mencoba menormalkan penglihatannya yang sempat buram.

"Lo itu gak tau diri, ya. Udah tepos, kurus kering, punya nyali juga buat deketin Elgar-nya gue!" Dysis mencerca.

Kiara segera menggeleng, mendorong kakak kelasnya tersebut sampai termundur. Sudah cukup Dysis melukai kulit kepalanya.

"Gue ga ada niatan deketin Kak Elgar, Kak! Itu semua cuman dalem pikiran lo doang. Lo berlebihan!" kelit Kiara.

"Berani banget lo dorong-dorong gue!" Dysis murka, mendorong Kiara balik seperti orang kesetanan. Riak di matanya berapi-api, sangat benci ada korban bully yang berani membalas perbuatannya.

Bruk!

Kiara jatuh tersungkur. Siku dan seragamnya terkena damprat pasir di lapangan. Cewek itu membersihkan pasir-pasir tersebut dan mencoba menabahkan hati.

"Gue berlebihan? Lo yang kebelet caper!" Dysis menendang bokong Kiara bikin cewek yang rambutnya dikepang itu mengaduh. "Ga boleh ada yang deket sama Elgar selain gue!"

Dysis hampir mengambil bola basket dari tangan Leana untuk dihantamkan ke kepala Kiara kalau saja Elgar dan keempat temannya tak datang menyela keributan itu.

"Udahlah, Baby. Jangan ladenin si cupu ini." Elgar mendekat pada Dysis, memeluk pinggangnya mesra. Sedangkan tatapan cowok itu terarah pada manik Kiara yang berkaca-kaca.

Dysis yang tadinya kalang kabut dan murka segera bersikap anggunly dengan cara diam. Dia menatap Elgar malu-malu karena bersikap romantis di depan umum macam ini. "Mending pergi, yuk. Kalo nih lonte berulah lagi, biar aku yang urus."

ANIMOUS #1 | 2022 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang