55 : Miss You

23.9K 1.2K 84
                                    

"Meysha masih belum ada perkembangan, Al?" Daniel membuka suara setelah hampir sepuluh menit terjadi keheningan di rooftop saat ini

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Meysha masih belum ada perkembangan, Al?" Daniel membuka suara setelah hampir sepuluh menit terjadi keheningan di rooftop saat ini.

Alaska hanya berdehem pelan untuk menanggapi. Pikirannya terlalu kacau karena sudah dua bulan ini ia hidup seperti saat sebelum ia menikah. Flat.

Terhitung sudah dua bulan istrinya mengalami koma. Dan entah kapan istrinya akan siuman, ia benar-benar berharap kepada Tuhan agar cepat-cepat memulihkan istrinya. Ini  sangat menyiksanya, sungguh.

Mendengar itu mereka menghela nafas.

"Ajak ngobrol Al, katanya kalo orang koma tuh haru—"

"Setiap hari gue selalu ajak ngobrol dia, Nan, gue selalu cerita hal kecil apapun kedia, tapi buktinya?" Alaska menghela nafas berat.

"Gue cukup sadar diri atas semua hal yang udah nimpa gue, termasuk kenyataan ini. Mungkin ini emang cara Tuhan buat bales kesalahan gue dulu sama Meysha, gue dulu sering sakitin hati Meysha, tapi Meysha ga pernah bales itu, dan akhirnya, Tuhan yang bales ini semua." Alaska terkekeh hambar setelah itu.

Setiap mengingat kesalahannya dulu pada sang istri, hatinya selalu terasa diremas kuat oleh sesuatu yang tak kasat mata. Sakit.

Aksara yang mendengar itu tampak menganggukkan kepalanya lempeng. "Mungkin emang betul opini lo tentang itu, tapi yang gue minta cukup satu. Jangan pernah nyerah sama semua ini Al. Kuatin lagi bahu lo, Tuhan ngasih cobaan ini karena Tuhan tau lo mampu. Dan terakhir, jangan selalu nyalahin diri sendiri atas kehendak yang udah Tuhan kasih ke lo."

"Betul! Udah ah jangan sedih-sedih lagi, mending kita berdoa supaya Meysha cepet-cepet pulih, dan lo bisa ngebucin lagi sama dia." Hildan mencoba menceriakan suasana.

Daniel mengangguk setuju. "Gue udah kangen anjir liat lo ngebucin, Al!"

Alaska menanggapi itu dengan kekehan kecil. Suasana hati yang tadinya sedih sekarang sudah cukup tenang karena mereka.

"Sebenarnya Meysha udah mulai respon ucapan gue dengan gerakan kecil,"

Mereka yang tadinya saling bersautan heboh langsung bungkam, bersiap untuk mendengarkan kalimat selanjutnya yang di ucapkan Alaska.

"Lanjutin," Pinta Aksara dengan wajah penuh harap.

Alaska menghela nafas pelan. "Awalnya gue seneng, gue langsung semangat manggil dokter buat cek perkembangan Meysha, gue bener-bener nunggu dokter itu dengan hati yang gak berhenti berharap, semoga ini awal baik buat gue! Tapi semua harapan gue pupus pas tau kalo orang koma itu emang masih bisa ngerespon ucapan dengan gerakan kecil di alam bawah sadarnya,"

Mereka mendesah kecewa. Padahal mereka sudah berharap akan ada kabar baik setelah cerita itu.

"Meysha mulai ngerespon lo pas dari kapan?" Aksara kembali menggali informasi.

ALASKA | ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora