prolog

27.5K 1.1K 0
                                    


Angin menari liar memaksa pepohonan bergerak tak jelas sekedar mengikuti kehendak sang angin.

Berlari kesana-kemari menginjak ribuan kerikil yang melukai kaki jenjangnya. Hanya untuk sekedar mengurangi kecepatan berlarinya untuk menghalau dinginnya angin pun tak bisa

Bunyi tapakan kaki menggema di Sertai dengan nafas yang tersengal-sengal terdengar sangat jelas di gelapnya malam ini. Kakinya nampak tak kuat lagi untuk melangkah lebih jauh

"Aku sudah tidak kuat" lirihnya yang membuat lelaki yang ikut berlari berhenti

"Kita harus segera pergi dari sini, nyonya"

"John, aku benar-benar tidak kuat" tentu saja, mereka sudah berlari sangat jauh sedari tadi. Apalagi wanita itu tengah hamil.

Melihat wajah pucat wanita tersebut, lelaki yang di panggil John itupun akhirnya mengalah dan membiarkan tubuh sang wanita beristirahat sebentar. Sambil sesekali John melihat ke sekitar, takut ada yang mengejar.

"John, suamiku akan baik-baik saja kan?" Mendengar pertanyaan itu, John langsung mengangguk mantap tanpa adanya keraguan sedikitpun

"Tentu saja, Nyonya. Suami anda bukanlah orang sembarangan"

Wanita itu menutup matanya sejenak. Memikirkan hal yang baru saja terjadi padanya dan juga suaminya. Dimana Mansion tempatnya dan suaminya tiba-tiba saja di Serang. Lalu suaminya memintanya untuk pergi dari sana agar ia dan calon anaknya selamat. Bahkan suaminya juga mengutus John untuk melindunginya agar ia tetap aman.

Dor

"JHON!!"

Wanita itu menghampiri Jhon yang sudah tergeletak dengan darah yang berceceran dimana-mana

"Nyonya, pergilah" lirihnya, peluru itu berhasil mengenai dada kirinya dan mungkin sampai menembus jantung.

"Tapi—"

"Saya mohon, saya tidak bisa melindungi anda sesuai janji saya pada, tuan. Tapi setidaknya anda selamat dan tidak terluka"

"Disana!"

"Nyonya pergilah!"

Dengan berat hati wanita itu meninggalkan Jhon di tempatnya. Wanita itu kembali berlari di bawah langit yang hampir gelap

ALESSANDROWhere stories live. Discover now