PART 21

8.9K 564 18
                                    


Demario menatap pemandangan didepannya, dimana para bodyguard yang tergeletak dimana-mana. Nyatanya, secepat apapun ia menuju kesini tetap saja ia terlambat

Jantungnya berdegup kencang melewati sekelompok manusia yang entah masih bernyawa atau tidak. Tujuan utamanya saat ini adalah, istri dan anaknya.

Carlos dan Roy yang baru sampai pun tak kalah terkejutnya. Ia pun mengikuti langkah Demario yang masuk kedalam mansion yang entah bagaimana keadaannya sekarang

Mereka saling menatap saat tubuh tegap didepannya terlihat menegang. Carlos dan Roy pun memberanikan diri untuk melihat apa yang membuat tuannya sampai seperti itu

Di sana, terdapat Samuel yang juga ikut tergeletak dengan darah disekitarnya

"El! El! Samuel!" Demario mengguncang tubuh Samuel agar pemuda itu sadar

"Samuel bangun!!"

Bukannya melihat pemuda itu membuka matanya, Demario malah mendengar seperti suara seseorang tengah menangis. Ia lebih menajamkan pendengarannya lagi. Itu seperti suara istrinya, Irene.

Ia pun menatap kamar tamu yang ada di samping tangga. Ia tak mungkin salah, itu pasti suara Irene. Saat akan menghampiri kamar itu, sebuah genggaman lemah menghentikannya.

Mata yang semula tertutup itu mulai terbuka dengan perlahan menampilkan iris tajam yang menatap ke arahnya

"Ken-ni-ro" ujarnya dengan terputus-putus

"Kenniro? Dimana dia?" Rasa cemas langsung menghampirinya saat Samuel menggeleng dengan pelan setelah itu kembali pingsan

Demario pun berlari menuju kamar tamu. Membuka pintunya yang ternyata dikunci. Dengan sekali tendangan, pintu itu terbuka menampakkan Irene dan Olivia yang menangis didalam

"Mas!" Irene langsung menubruk kan tubuhnya ke tubuh besar suaminya. Menangis lebih keras sambil memukul dada bidang Demario

"Kamu kemana aja?" Tanya nya sambil menangis histeris. Sedangkan Olivia sudah berlari kearah Samuel

"Maaf" Demario menggumankan kata itu berulangkali sambil mengecup dahi istrinya, Irene pasti sangat ketakutan. Ia menangkup wajah istrinya, menyeka air mata yang sudah membasahi pipin Irene dengan ibu jarinya

"Kenniro mana?"

"Kenniro?" Wajah istrinya itu tampak linglung, sebelum akhirnya menangis lagi dengan histeris

"Irene, tatap saya" Irene pun dengan takut-takut menatap suaminya dengan air mata yang masih mengalir

"Dimana Kenniro?" Tanya Demario lagi dengan nada yang lebih tegas

"Ken—"

"Irene!" Pekik Demario saat Irene meluruh dalam dekapannya.

"Roy!!" Yang dipanggil pun langsung menghadap

"Cari putraku!" Ujarnya dengan datar. Lalu ia pun menggendong istrinya ala bridal style menuju ke kamar dan membaringkannya di ranjang

Demario gelisah, ia belum bisa tenang jika belum bertemu Kenniro, Putranya. Ia pun keluar, berjalan menuju kamar putranya. Demario juga melihat Carlos yang tengah mengatur bodyguard agar membereskan kekacauan yang terjadi

"Tuan, tuan muda tidak ada disini"

Bugh

Bugh

Bugh

"Arkhh!!" Ringis Roy saat wajah dan perutnya di pukul oleh Demario dengan keras

Demario menarik kerah baru Roy, matanya menyorot tajam ke arah asistennya itu.

ALESSANDROWhere stories live. Discover now