PART 4

13.8K 817 3
                                    

"Gue kira Lo nggak jadi balap karena nggak di izinin sama Tante Irene" ujar Kemal yang saat ini berada di atas motor sport bewarna hijau miliknya

"Nggak mungkin lah, gue kan dah bilang mau gantiin Lo"

"Ceritain dong, kok bisa-bisanya Tante Irene biarin Lo balapan liar kek gini" heran Raka

"Kalian pengin tau?" Tanya Kenniro sok misterius. Tapi pertanyaannya di balas anggukan kompak dari Kemal dan Raka

"Ya kabur lah bro! Mana mungkin Mama biarin gue balapan liar" sahut Kenniro sambil menepuk bahu Raka sedikit keras yang langsung disingkirkan oleh sang empu

"Wah, parah lu!! Bisa-bisanya Lo kabur, nanti Mama Lo nyariin gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana, kalau nyariin paling sekitaran rumah aja. Kalian kan tau sendiri, Mama jarang keluar rumah. Toko kue nya aja di percayain sama kak Dela"

"Serah lu deh, gue nggak ikut-ikutan ya kalau sampai Mama Lo marah" ujar Raka

"Gampang"

Tak lama setelah itu, seorang pemuda menghampiri mereka mengatakan kalau sekarang adalah giliran Kenniro

"Gue pergi duluan"

"Oke, hati-hati"

.

.

.

Irene panik. saat ia membuka matanya dan mencari Kenniro putranya itu tidak ada dimana-mana

Sebelumnya ia berpikir Kenniro hanya akan pergi di sekitar rumah saja, tapi sampai larut putranya tak kunjung pulang. Pikiran buruk mulai menghantuinya hingga ia mencari keluar rumah

Jalanan sepi. Tentu saja, ini hampir tengah malam. Ia tak bisa menghubungi Kenniro karena handphone anaknya ada di kamar, Kenniro tak membawanya.

Dinginnya angin malam menusuk sampai ke tulangnya. Beruntung Irene memakai baju yang sedikit tebal.

"Kemana lagi aku harus mencari Kenniro? Bahkan Raka dan Kemal juga tak bisa aku hubungi" guman Irene

Irene jalan kaki, ia tak menyangka akan pergi sejauh ini dari rumah. Niatnya hanya ingin menjari Kenniro di sekitar saja, tapi malah sampai sini.

Irene kembali membuka handphone nya untuk menghubungi salah satu dari Raka dan Kemal. Mungkin saja handphone Mereka aktif kali ini.

Sambil menyebrang jalan, Irene terus memperhatikan benda persegi itu hingga tak menyadari ada sebuah mobil hitam yang menuju ke arahnya dengan kecepatan di atas rata-rata

Tinnn

Tinnn

Irene menoleh, matanya melotot dan tak sempat untuk menghindar. Suara decitan ban mobil beradu dengan aspal menandakan bahwa sang pengemudi sedang berusaha untuk menghentikan mobilnya. Tapi karena kecepatannya terlalu tinggi, mobil itu berhasil mengenai Irene

Brak

"Arkh..."

Kecelakaan pun tak dapat dihindari walaupun tak terlalu parah. Irene memegangi kakinya yang terasa sakit bahkan getaran di handphone nya pun ia abaikan

Seorang pria turun dari mobilnya, menghampirinya dan berjongkok di hadapannya. Matanya seketika melotot melihat siapa orang itu

"Demario.."

.

.

.

Raka baru saja membuka handphone nya dan melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Mama nya Kenniro

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang