PART 2

15.8K 875 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Klan Daimon adalah Mafia terkuat selama berpuluh-puluh tahun hingga sekarang. Tak jarang, ada musuh yang ingin menjatuhkan mereka dan mengambil alih kedudukan sebagai pemimpin klan Daimon atau bahkan meniadakannya

Maka dari itu, siapapun yang memimpin klan ini orang itu harus kuat, tangguh dan tak terkalahkan. Satu lagi, pemimpin tidak boleh memiliki kelemahan.

Dan itu yang terjadi pada Demario saat ini, ia mempunyai kelemahan. Dan kelemahannya itu digunakan musuhnya untuk menjatuhkan sang pemimpin. Hingga hari itu datang tepat tujuh belas tahun yang lalu, dimana ia kehilangan harta yang paling berharga baginya, yaitu istri dan calon anaknya.

Tetapi para musuhnya terlalu cepat bersorak-sorai gembira dengan harapan Daimon akan runtuh saat itu. Nyatanya, alasan itulah yang membuat Demario sang pemimpin Daimon menjadi lebih kuat dari sebelum-sebelumnya hingga hari ini.
Tapi tetap saja, luka kehilangan masih ada sampai saat ini.

Menatap bangunan-bangunan tinggi yang ingin mensejajarkan dengan bangunannya membuat Demario terkekeh mengerikan. Tak ada yang bisa menyamakan derajatnya, tak ada yang bisa mengalahkan sang pemimpin Daimon

Lalu Menatap hiruk-pikuknya kendaraan di sore hari, Demario menatap dengan dingin di ruangannya. Yang pasti seseorang yang berada di mobil-mobil itu sedang menuju ke rumahnya masing-masing untuk bertemu anak dan istrinya

Lalu apa kabar dengan dirinya? Bukankah ia juga seperti itu juga jika kejadian tujuh belas tahun saat itu tak terjadi? Demario mengepalkan tangan besarnya di balik saku celana dan berbalik untuk melihat beberapa berkas yang belum sempat ia tandatangani

"Roy"

Roy pun langsung datang, menghampiri sang pemimpin lalu membungkukkan sedikit badannya untuk memberikan penghormatan

"Ya tuan?"

"Bagaimana pencariannya?"

"Sesuai perintah, seluruh anggota Daimon menyebar ke berbagai wilayah. Tapi mereka harus hati-hati agar tidak dicurigai oleh musuh, tuan"

Demario mengangguk lalu menyuruh Roy untuk keluar dari ruangannya, ia ingin sendiri.

"Apa aku harus turun tangan sendiri?" Guman Demario. Menyandarkan kepalanya pada kursi kebesarannya

"Tidak bisa, itu akan berbahaya"

"Aku harus memikirkan tempat yang sekiranya istri dan anakku tempati lalu pergi kesana diam-diam"

Demario membuka pintu kamarnya dengan pelan, takut mengganggu tidur nyenyak istrinya. Mengingat ini sudah hampir tengah malam.

Tapi saat ia sudah berada di dalam, ia melihat kamarnya di hias oleh banyaknya lilin kecil, lampu kelap-kelip yang menggantung indah di pojok dan kelopak mawar yang berserakan di atas kasur

ALESSANDROWhere stories live. Discover now