PART 7

14.2K 762 6
                                    


Suara gorden di buka membuat sinar matahari langsung masuk ke dalam kamar Kenniro yang masih asik dengan selimut tebalnya

Irene, sang pelaku hanya menggelengkan kepalanya melihat putranya yang sepertinya sangat nyenyak dalam tidurnya

Mereka tak membiarkan siapapun masuk kedalam kamar Kenniro sebelum menemukan pelayan kepercayaan untuk putra Demario itu. Bahkan makanannya pun masih harus Irene sendiri yang turun tangan

"Ken, bangun. Kau ingin terlambat sekolah?" Ujar Irene setelah mencium kening Kenniro

Kenniro melenguh sebentar lalu mendudukkan dirinya. Muka bantalnya membuat Irene gemas dan mencium wajah putranya berkali-kali membuat anak itu merengut

"Ayo cepat mandi"

"Ma, ini Ken beneran pindah sekolah?" Kepalanya ia benamkan pada perut Irene

"Iya, sayang. Kan semalam kita sudah bicara" ujar Irene dengan lembut. Tangannya dengan aktif mengusak rambut tebal milik Kenniro

"Tapi Ken belum pamit sama Raka dan Kemal"

"Nanti Mama yang bicara. Sekarang kamu mandi"

Kenniro pun menurut dan beranjak dari ranjangnya. Tak lama kemudian, Kenniro keluar dengan seragam barunya

"Hari ini, kamu diantar Papa kamu. Ingat apa yang Mama bilang semalam?" Kenniro pun dengan malas mengangguk

.

.

.

Benar sekali! Terus diam seperti ini sampai Kenniro jadi superhero!!

Kenniro yang pada dasarnya anak yang petakilan dibuat diam oleh Demario. Diam di mobil seperti patung, perjalanan ke sekolah yang sangat membosankan!

Mereka bertiga, dengan Roy yang berada di depan sebagai sopir. Kenniro tak tau saja, dalam hati Demario sedang mencari topik sedari tadi. Ini adalah pengalaman pertamanya mengantarkan anak ke sekolah, ia tak tau apa yang harus dilakukan.

Apa ia harus mengantarkan sampai depan kelas? Atau hanya sampai gerbang saja? Seorang pemimpin Daimon dibuat kebingungan hanya karena perkara kecil

Sampai mobil mereka sampai di sebuah gedung besar. Kenniro saja sampai membuka mulutnya saking terpesonanya. Jika dibandingkan dengan sekolah lamanya mah tak ada apa-apa nya

Sebuah kartu hitam dan beberapa lembar uang merah di sodorkan kepadanya. Kenniro benar-benar tak percaya, apa ini uang sakunya? Wah!! Selama bersama Demario, ini adalah hal paling beruntung yang ia alami

Sedangkan Demario kebingungan di balik wajah datarnya, apa uang saku yang ia berikan kurang sehingga putranya tak mau menerimanya? Demario tak tau ia harus memberikan uang tunai atau kartu, jadi ia berikan dua-duanya saja

"Apa kurang?"

Suara Demario membuat Kenniro tersadar dan langsung menggelengkan kepalanya bruntal dengan mulut yang masih terbuka. Lucu, batin Demario bersuara.

"Lalu kenapa tak diambil?"

Kenniro mengangguk dan langsung mengambilnya dengan cepat seperti orang yang merampas

"Terimakasih, Papa" Kenniro langsung membuka pintu dan berlari cepat masuk kedalam area sekolah, sungguh!! Ia sangat malu!!

Demario mematung sejenak dibuatnya, setelah tersadar ia baru tersenyum kecil.

"Batalkan meeting nanti siang, aku ingin menjemput putraku"

"Baik tuan"

.

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang