Drrtt
Drrtt
Getaran di sakunya membuat Carlos mengalihkan pandangannya dari Kenniro yang tampak duduk tenang di bangkunya
Merongoh saku celananya dan melihat nomor yang tertera di benda persegi itu
"Markas disini diserang, entah bagaimana sistem keamanan kita tidak berfungsi" ujar seseorang diseberang sana dengan panik
Tangan Carlos terkepal setelah mematikan panggilan telepon itu. Matanya melirik kedalam kelas, tak sengaja tatapannya melihat ke arah Eza yang juga tengah menatapnya. Ia pun mengkode Eza agar keluar kelas dan mendekat kearahnya
"Ada apa?" Tanya Eza setelah mendekat dan sedikit menjauh dari kelas
"Saya ada urusan, jaga tuan kecil dengan baik"
"Hm"
Carlos pun bergegas pergi dari sana. Melajukan mobilnya secepat mungkin untuk menemui Demario yang saat ini berada di kantor
"Katanya ke toilet, Lo bolos ya?" Tuduh Kenniro menunjuk wajah Eza yang tampak datar-datar saja
"Lo sendiri, ngapain disini?" Tanya Eza sambil bersindekap dada
"Terserah gue! Apa urusannya sama Lo!"
"Ya berarti kalo gue disini juga terserah gue, apa urusannya sama Lo?" Balas Eza dengan tenang
Karena sudah tidak bisa berkata-kata lagi, akhirnya Kenniro balik kanan bubar berjalan menuju kelas dengan kesal meninggalkan Eza yang masih setia berdiri disana
.
.
.
"Kalau orang itu ingin balas dendam atas kematian kakaknya, kenapa bukan Markas disini yang diserang?"
Jelas Demario merasa heran dengan kejadian ini, otaknya tak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Jelas-jelas ia berada disini, tapi kenapa Markas di wilayah timur malah diserang alih-alih menyerang Markas yang berada disini
"Apa dia ingin merebut kekuasaan di Wilayah Timur?" Timpal Roy setelah mendengar cerita dari Carlos tadi
Krak
'pyarr'
"Itu tidak akan pernah terjadi" ujar Demario dengan dingin. Matanya melirik tangannya yang mengeluarkan cairan merah pekat setelah memecahkan gelas dalam genggamannya
"Kumpulkan anggota Daimon, kita kesana sekarang!"
Demario berdiri dan berjalan menuju laci yang ada di ruangannya. Tangannya yang berlumuran darah itu membuka laci, mengeluarkan benda di dalamnya
Pistol.
"Sudah berapa lama aku tak menggunakannya"
Pistol yang digenggamnya saat ini berbeda dengan yang lain, kelebihan pistol ini terdapat pada larasnya yang panjang sehingga meningkatkan akurasi serta melonarkan peluru dengan kecepatan 112 kilometer per jam.
Ketiganya berjalan keluar dengan Demario didepan dan Roy serta Carlos yang ada di belakang
.
.
.
Kenniro masuk kedalam mansion setelah diantarkan Eza tadi. Tasnya ia berikan kepada seorang butler yang menyambutnya didalam
"Anda ingin sesuatu, tuan muda?" Kenniro nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk
"Buatin Jus Alpukat sama bawain cemilan, udah itu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESSANDRO
Short StoryKehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"