PART 27

9.1K 662 19
                                    


Demario dan Galen duduk bersebrangan dengan meja kerja sebagai penghalang

Galen lalu menyerahkan sebuah kertas hasil pemeriksaan pada Demario lalu menjelaskan tentang kondisinya

"Jika kita menunggu penawarnya, mungkin racun itu sudah merusak fungsi kerja jantungnya. Ini adalah semacam racun buatan. Jadi, kami tidak bisa sembarangan membuat penawarnya"

"Harus ada semacam prosedur untuk menganalisa dampak selanjutnya"

Demario meremas kertas di tangannya. memejamkan mata erat menghalau rasa pening di kepalanya

"Lalu bagaimana?" Tanya Demario

Dokter Galen terdiam sebentar, ragu untuk mengutarakan perkataannya

"Terpaksa harus mengeluarkan racun itu secara paksa. Tapi, tuan muda harus bangun terlebih dahulu agar kita bisa melakukannya"

Demario tak tau harus bereaksi seperti apa. Ia lalu menyuruh Galen pergi membiarkannya sendiri

"Roy" panggilnya yang membuat pria di depan pintu ruang kerjanya itu mendekat

"Iya, tuan?" Roy membungkuk, sedikit melihat wajah kusut tuannya yang sama sekali belum pernah ia lihat selama belasan tahun ia bekerja disini

"Panggil Gara kemari" sejak kepulangan Kenniro, aura Demario lebih menyeramkan daripada sebelumnya

"Baik, tuan"

Demario sudah yakin dengan keputusannya, mungkin ini adalah yang terbaik untuk nya juga Kenniro

Tak lama kemudian, Gara pun datang dengan kemeja biru tua yang tampak pas di tubuh kekarnya. Apalagi dengan dua kancing atas yang dibiarkan terbuka begitu saja hingga sedikit memperlihatkan dada bidangnya

"Ada apa?"

"Duduklah" Gara menurut dan duduk di sofa yang ada di ruang kerja Demario

Sebelum Demario ikut duduk disamping Gara, ia menyempatkan diri untuk mengunci pintu dari dalam

"Gara, saat ini kau sudah berusia 24 tahun" ujar Demario memulai pembicaraan dengan wajah serius, begitupun dengan Gara yang memperlihatkan dengan saksama

"Ya"

"Kau sudah cukup besar untuk memegang kendali Daimon" Gara menatap tajam Demario saat mengerti arah pembicaraan pria itu

"Apa maksudmu?" Walaupun begitu Gara tetap bertanya dengan mata yang masih setia menatap Demario dengan tajam

"Bersiaplah! Papa akan segera mengundurkan diri. Daimon akan segera memiliki pemimpin baru. yaitu kamu, Gara" ya, Demario akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu. Putranya lebih penting dari apapun yang ada di dunia ini.

Gara berdiri, diikuti Demario. Pemuda itu tentu terkejut dengan pernyataan yang baru saja ia dengar

"Bukannya aku tak mau, tapi apa ini tidak terlalu cepat?" Gara menatap mata Demario Lamat yang sepertinya masih sangat sulit untuk melepas Daimon

Demario memegang pundak yang lebih muda. Menatap iris tajam yang selalu menjadi kebanggaan Alessandro

"posisi ini akan kamu tempati. Mau itu sekarang atau nanti, sama saja. Kamu adalah sulung keluarga ini, beban ini harus kamu pikul cepat atau lambat "

"Aku mengerti. tapi dengan Papa mengundurkan diri secepat ini, akan terjadi masalah nanti"

Gara memanglah anak sekaligus cucu sulung keluarga ini. Jika bukan dia yang melanjutkan lalu siapa lagi? Atarick dari dulu tak ingin terlibat dalam dunia bawah. Ia hanya sesekali membantu saat di butuhkan, itupun jarang sekali.

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang