PART 3

14.7K 843 3
                                    


Kenniro menambah kecepatan motornya Karena ia sudah sangat terlambat. Salahkan Kemal dan Raka yang mengajaknya jalan-jalan sebentar setelah dari sirkuit. Belum lagi ia harus mendapatkan ocehan berharga dari Mamanya

Ken menghentikan laju motornya tepat di depan gerbang yang sudah di tutup

Hhhh! Jangan sampai ketahuan babu sekolah!!

"Ken" yang di panggil menoleh kebelakang dan menemukan Kemal dan Raka yang berdiri tak jauh darinya

"Lo berdua telat juga?" Tanya Kenniro yang dibalas anggukan kompak dari mereka berdua

"Bagus deh gue nggak sendiri"

"Ekhem!" Dengan kompak mereka bertiga menoleh dan menemukan sang ketua OSIS dengan almamater nya. jangan lupakan tatapan tajam yang siap menghunus mereka bertiga

"Ikuti saya!" Tegasnya lalu dengan cepat melangkahkan pergi diikuti mereka bertiga

Mereka berjalan tertunduk kesal karena ketahuan. Mereka benar benar membenci yang namanya OSIS. Kenapa harus ada OSIS di dunia ini!!

Langkah mereka berhenti di sebuah perpustakaan di lantai dua yang hampir satu siswa pun tak pernah mendatanginya. Karena mereka lebih memilih pergi ke lantai tiga yang lebih luas dan tentu buku-bukunya lengkap

"Bersihkan tempat ini, itu hukuman untuk kalian"

"HAH!!"

"eh, Lo gila ya? Gue siswa, bukan tukang bersih-bersih!!" Protes Raka

Sang ketua OSIS menganggukkan kepalanya perlahan sambil bersindekap dada yang mana membuat Kemal dan Kenniro meneguk ludahnya susah payah

"Oke, bersihkan toilet putra di lantai tiga juga. Selamat bekerja siswa-siswa" ujar ketua OSIS itu lalu melenggang pergi dari sana

"Gara-gara Lo nih Ka, jadi harus bersihin toilet juga kan?" Kesal Kemal

"Kan nggak tau akhirnya gini" balas Raka

Lalu mereka memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya dan langsung mulai membersihkan perpustakaan terlebih dahulu

.

.

.

Seusai sekolah, Kenniro langsung membawa motornya melaju ke rumah. Tentu ia juga harus waspada takut ada yang mengikuti

Entah alasan apa yang membuat Mamanya berpesan seperti itu. Ia tak bisa menolak dan memilih untuk mematuhinya saja. Sering kali ia bertanya pada Mamanya, tapi hanya di jawab ini semua demi kebaikan dirinya. Terus seperti itu hingga membuat Kenniro jengah dan memilih untuk tidak bertanya lagi

Sesampainya rumah, Irene membuka pintu setelah memastikan tidak ada yang mengikuti putranya dari belakang

Sebenarnya siapa yang sedang Mamanya hindari??

"Kamu habis dihukum?" Tanya Irene setelah melihat seragam putranya yang kotor tak seperti biasanya

"Iya, tadi telat terus ketahuan si babu sekolah" teringat akan ketua OSIS itu membuat Kenniro kembali kesal

"Sana bersih-bersih dulu, setelah itu turun dan makan"

Menuruti apa kata ibunda ratu, Kenniro pun pergi ke kamarnya. Tapi bukannya bersih-bersih, Kenniro malah merebahkan tubuhnya di kasur lalu tertidur

Sedangkan di bawah, Irene sedang menyiapkan beberapa makanan untuk putranya

Siang ini ia membuat tumis buncis dengan tambahan brokoli, lalu ada sop iga sapi dan omlete. Yang pastinya Kenniro membenci sayur-sayur ini. Ia seperti anak-anak pada umumnya yang tidak menyukai sayur. Rasanya agak pahit dan itu mengganggu indra perasa nya, itu yang dikatakan oleh putra tunggal Irene.

Setelah menyajikan di meja makan, Irene duduk di kursinya dan menunggu Kenniro untuk turun. Tapi beberapa menit kemudian, yang ditunggu tak kunjung turun membuat Irene bergegas menuju kamar Kenniro

Setelah sampai di kamar, Irene melihat Kenniro yang sedang tertidur. Bahkan anak itu tidak melepaskan sepatu nya, terpaksa ia yang harus melakukannya.

Lalu Irene juga membenarkan letak tidur putranya dan menyelimutinya hingga sebatas dada. Jika melihat wajah polos anaknya tidur, ia jadi tak tega untuk membangunkan nya. Niat hati ingin memarahi Kenniro karena sudah membuatnya menunggu. Tak apalah, ia akan makan sendiri. Nanti setelah Kenniro bangun, ia bisa memanaskan makanannya kembali.

Tepat jam empat sore, Kenniro baru bangun tidur. Ia melihat tubuhnya sendiri yang masih menggunakan Seragam sekolah. Ia pun bergegas untuk mandi dan berganti pakaian

Menuruni tangga dengan tubuh yang lebih segar, Kenniro mencari keberadaan Mamanya dengan kaos hitam dan celana selutut

"Ma!"

"Mama!!"

Ia mencari keberadaan Irene di dapur, tapi tak ada. Lalu mencari ke halaman belakang pun tak ada juga

Lalu Kenniro naik keatas lagi untuk pergi ke kamar Mamanya. Pintu kamar Mamanya terbuka sedikit membuat Kenniro mendekat dan mengintip apa yang sedang terjadi di dalam

Di dalam, Kenniro dapat melihat Mamanya yang sedang duduk di tepi kasur. Tangannya memegang sesuatu, seperti sebuah foto?

"Kenniro, Kenapa kamu disini?" Sibuk melamun hingga tak sadar Irene sudah ada di hadapannya

"Mama, ngagetin Ken aja"

"Lagian kamu ngapain disini?"

"Ken lapar Ma, mau makan" ujar Kenniro sambil menunjukkan cengirannya

Irene lalu segera menggiring anaknya ke meja makan dan mendudukkannya disana. Setelah itu, Irene pergi ke dapur untuk memanaskan makanan sebentar

"Kok rumput sih" Kenniro menatap horor makanan yang disajikan oleh Mamanya

"Kamu ini ada-ada aja sih Ken, itu sayur" balas Irene

"Rumput, Ma. Nggak ah, Ken nggak mau makan" ujarnya sambil mendorong piring berisi 'rumput' itu untuk sedikit menjauh

"Harus makan" tegas Irene dan mendorong kembali piring itu ke jangkauan Kenniro

"Mama~"

"Makan Kenniro!"

Kenniro menyendok nya, mendekatkannya ke hidung untuk ia cium lalu langsung ia masukkan ke mulut. Rasanya masih sama, pahit.

"Udah ah Ma, Ken mau cari makan di luar aja sama Raka dan Kemal"

Irene hanya bisa menghela nafasnya lalu mengangguk. Sia-sia saja jika ia memaksa putranya itu

"Terserah, tapi jangan makan yang aneh-aneh" peringatnya

"Siap, Ma" Kenniro dengan semangat bangkit dari duduknya. Sebelum pergi, ia menyempatkan untuk mencium pipi ibunya itu

"Ken pergi dulu Ma! Bye!!"

Irene tersenyum melihat begitu antusiasnya Kenniro saat terlepas dari makanan. Ia biarkan saja, karena jika ia dan Kenniro sudah tinggal  bersama suaminya maka Kenniro tidak akan bisa berkutik. Atau iya? Karena Kenniro adalah anak yang pemberontak dan keras kepala

Irene jadi tak sabar menantikan pertemuan keduanya. Antara Demario dan putranya yang sama-sama memiliki watak keras kepala

Jadi, siapa yang akan juara jika mereka berdua bersama?

Atau Demario akan mengalah pada putra tunggalnya? Rasanya tak mungkin, Irene tahu betul watak dan sifat Demario

"Kenniro, kau harus bersiap-siap menghadapi Papa mu"

Irene bangkit dari duduknya, membereskan makanan yang ada di meja yang masih tersisa banyak. Jika saja ia bisa lebih tegas pada Kenniro, tapi Irene tak bisa. Ia selalu kalah dengan tatapan sayu milik putra tunggalnya itu.

jika disini ada Demario, mungkin saja itu bisa mengurangi sifat keras kepala milik Kenniro, ah! Ia memikirkan Demario lagi.











See you next time...

..

ALESSANDROWhere stories live. Discover now