PART 18

10.4K 653 10
                                    


Kenniro masih betah bersandar di dada Demario. Matanya sedari tadi terpejam, walau begitu dirinya tidak tidur. Hanya memejamkan matanya karena merasa perih jika mata itu terbuka

"Ayo buka mulutnya"

Keduanya setelah makan malam langsung bergegas menemui Kenniro mengingat perut anak itu kosong sedari tadi

"Pahit" gumamnya dan langsung memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya hingga mengotori piyamanya juga lengan Demario

"Jangan di mutahin, Ken. Perut kamu belum ke isi" tutur Irene sambil membersihkan sekitar leher Kenniro menggunakan tissue dan juga lengan suaminya yang terkena muntahan tadi

Irene ingin menyuapkan makanannya kembali, tapi Kenniro malah memalingkan wajahnya hingga menubruk dada Papanya

"Tiga suap, setelah itu minum obat. Oke?" Tawar Demario yang mendapat gelengan dari sang putra

"Gimana mau sembuh kalau nggak mau makan" celetuk Irene. Tangannya mengecek dahi Kenniro yang semakin panas

"Mama buatin susu, tapi diminum sampai habis ya?" Kenniro mengangguk saja. Sungguh kepalanya sangat pusing juga tubuhnya yang terasa sangat sakit semua. Ingin rasanya menangis tapi ia menyadari Demario ada disini sekarang

Irene bangkit dari kasur lalu berjalan keluar. Saat keluar, ia berpapasan dengan Gara dan Samuel yang sepertinya akan ke kamar Kenniro

"Ken belum mau makan, Ma?" Tanya Samuel yang melihat Irene membawa sup yang masih utuh

"Belum. Katanya pahit, ini Mama mau bikinin susu. Kalian mau lihat Kenniro?"

"Iya, gimana keadaannya sekarang?"

"Tubuhnya makin panas" jawab Irene

"Gara besok kan mau ke Amerika. Nanti setelah jenguk Kenniro langsung tidur ya? Biar besoknya kamu nggak terlalu capek"

"Iya" balas Gara

.

.

.

Keduanya masuk kedalam kamar Kenniro. Melihat Kenniro yang memeluk Demario yang sedang duduk dengan iPad  ditangannya

"Tidur, Pa?"

Demario mengalihkan pandangannya lalu sedetik kemudian menggeleng setelah melihat mata Kenniro yang terbuka sayu

Keduanya semakin mendekat. Lalu Gara mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Kenniro. Benar saja, tubuh adiknya sangat panas.

Kenniro yang merasa dahinya disentuh pun merengut dan semakin menenggelamkan wajahnya di paha Demario yang sedang ia peluk

Tak lama setelah itu, terdengar pintu terbuka menampilkan Irene yang membawa segelas susu juga air hangat di sebuah baskom. Ada Atarick dan Olivia juga yang mengikuti dari belakang

"Sayang, bangun dulu ayo! Minum susunya" Ujar Irene dengan lembut sambil merangkak ke kasur mendekati Kenniro yang menggelengkan kepalanya

"Nggak mau, Pusing~"

Pasangan suami istri itu menghela nafas. Demario meletakkan iPad di nakas yang ada di sebelahnya, lalu mengangkat Kenniro agar kepala itu bersandar di dadanya

"Pusing" gumannya hampir tak terdengar

Demario mengambil susu dari tangan istrinya lalu sedikit mendongakkan kepala Kenniro membuat anak itu kembali merengut

"Minum susunya, atau Papa bawa kamu ke rumah sakit sekarang juga" ancamnya tak main-main

Akhirnya dengan bantuan Demario, Kenniro mau meminum susunya walaupun hanya setengah. Itupun hampir Kenniro muntahkan kembali apabila Demario tak segera membekap mulut putranya

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang