PART 33

5K 540 37
                                    


Demario dan yang lainnya sudah siap dengan pakaian formalnya. Jajaran mobil mewah pun sudah berada tepat di depan mansion

Gara berangkat terlebih dahulu karena ada beberapa hal yang harus ia urus. Sedangkan yang lainnya akan berangkat bersama-sama tapi dengan mobil yang berbeda

Di dalam kamar Demario, sang pemilik kamar sedang beradu argumen dengan putranya yang ingin ikut pergi juga

Seperti biasa, Irene yang akan menjadi penengah. Tapi dengan ke keras-kepalaan Kenniro, semua kata-kata yang di keluarkan Irene berakhir sia-sia

"Papa, coba ngertiin Ken sekali aja. Papa, Daddy, Abang-abang bahkan Opa aja pergi. Kenapa Ken nggak boleh pergi?"

"Keadaannya beda, nak. Kamu juga harus ngertiin Papa" ujar Demario berjongkok di depan putranya yang duduk di kursi roda

"Apa karena Ken lumpuh? Papa malu kan punya anak lumpuh kaya Ken? Makanya Papa nggak mau ajakin Ken pergi" tudingnya dengan mata yang berkaca-kaca

"Bukan gitu-" kata-kata yang akan Demario keluarkan tercekat di tenggorokan. Andai ia bisa memberitahu putranya bahwa pekerjaan yang dilakukannya ini berbahaya

"Kenniro mau keluar kan? Kenniro mau jalan-jalan? Papa janji, nak. Setelah ini Papa bakal bawa Kenniro pergi kemanapun yang Kenniro mau. Tapi, jangan pernah berpikiran seperti itu"

Benar, tinggal beberapa saat lagi maka ia akan terbebas dari semuanya. Ia akan membawa putranya mengelilingi dunia bila perlu

"Semalam Papa sendiri yang bilang kalau Ken nggak boleh tinggalin Papa. Tapi kenapa sekarang malah Papa yang mau tinggalin Ken?"

"Papa cuma pergi sebentar, nak. Tunggu Papa, ya? Papa akan segera kembali dan ajak Kenniro keluar jalan-jalan sama Mama juga"

"Beneran?" Tanya Kenniro agak ragu dengan perkataan Papanya. Tawaran Papanya begitu menggiurkan, apalagi sejak ia terkena racun dirinya sudah tak pernah keluar lagi. Bahkan hanya untuk sekedar bermain di halaman pun tidak

"Iya. Tunggu Papa, ya?" Demario menggenggam tangan Putranya dan menciumnya sebentar

Rencananya setelah ini ia akan membawa Kenniro berobat keluar negeri sambil membawa keluarga kecilnya jalan-jalan

"Eum" Kenniro mengangguk semangat. Binaran di matanya membuat Demario tak dapat menahan senyumannya

Lalu Demario pun berdiri, mencium kening Kenniro juga Irene dengan penuh sayang

"Sebentar lagi..." Bisiknya tepat ditelinga Irene yang membuat wanita itu tersenyum lembut dan mengangguk

Sekali lagi, kecupan ringan itu mendarat di kening Kenniro. Tapi kali ini, seng empu membalasnya dengan kecupan di pipi tirus Demario

Cup

"Cepat pulang, nanti kita jalan-jalan"

Demario tak dapat menyembunyikan raut terkejutnya. Jarang-jarang Kenniro mau menciumnya tanpa paksaan darinya

"Papa pergi"

Kakinya melangkah menjauh. Tangannya yang memegang handle pintu terhenti ketika mendengar panggilan putranya

"Papa"

Tubuhnya berbalik dengan senyum yang masih tertera di wajahnya

"Iya?"

"Bye bye, Papa" Kenniro melambaikan tangannya dengan senyum yang nampak begitu cerah seolah tak ada beban yang di pikulnya

Tanpa sadar pun, Demario ikut membalas lambaian tangan dari putranya

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang