8°PLAD°

19.2K 1K 1
                                    

HAPPY READING READERS

Flashback on

"Menurut saya perusahaan ini akan berkembang pesat jika kita akan melakukan investasi dengan-

Penjelasan dari salah satu karyawan pun terhenti ketika mendengar suara nada dering ponsel dari sang atasan.

"Sebentar." singkat dingin dan datar bara, dan ia pun menyingkir terlebih dahulu untuk mengangkat telepon.

"Ngapain fadran telepon?" Gumam bara mengernyitkan keningnya heran, lalu ia pun mengangkat telepon tersebut.

"Kenapa?" Tanya datar bara, ya, jika bersama keluarga jangan dirinya tidak terlalu dingin hanya datar saja..

"Bang.." ucap parau fadran, bara pun merasakan perasaan nya tak enak.

"Kenapa?" Nada yang digunakan bara pun berganti jadi cemas.

"Aleaa.."

"Aleaa.. pingsan bang, mimisan nya banyak banget.. dia juga batuk tapi.. batuk darah," ucap fadran dengan bibir bergetar.

Deg

jantung bara pun berdetak kencang seakan mau copot dari tempatnya.

"Sekarang lagi di uks sekolah."

Tanpa mengatakan apapun bara langsung mematikan telepon tersebut.

"DAD ALEA PINGSAN!" teriak bara, huh, itu reflek, saking paniknya.

Pratama yang mendengar penuturan bara pun menggeleng.

"Jangan main main albara zyine azverza." suara rendah datar dan dingin tersebut membuat bara menggeleng tegas.

"Gak, aku gak main main," ucap bara tak kalah datar dan dingin, ya kalau mereka sedang di tempat umum ralat, sedang ada di satu ruangan bersama orang yang selain keluarga, mereka akan bersikap datar dan dingin.

Mereka semua yang berada di ruangan itu pun hanya diam sambil mengamati interaksi antara ayah dan anak tersebut.

"TERO!!" Teriak pratama dingin dan datar, para karyawan hanya diam tak berkutik, lagian siapa yang mau menegur nya jika ia berteriak teriak seperti ini? Jika ada pasti sudah...

Atmosfer ruangan ini seketika berubah.

Dingin datar x Dingin datar.

Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan kondisi antara ayah dan anak tersebut.

"Iya tuan!" ucap tero yang diketahui adalah tangan kanan dari Pratama.

"Siapkan mobil kita akan ke sekolah anak saya." titah Pratama kepada tero.

"Baik tuan!" Ucap tegas tero, sebelum pergi ia pun membungkukkan badannya sopan kepada sang atasan.

"Huffhh..." Helaan nafas Pratama terdengar sangat berat, padahal baru beberapa hari ia pulang dari luar negeri putri kesayangan nya sudah jadi seperti ini.

Memang, beberapa hari terakhir pratama ada urusan yang mengharuskan nya untuk keluar negeri, dan baru pagi ini tepatnya jam 3 pagi ia pulang, tapi ia belum sempat untuk pulang ke mansion karena harus menghadiri meeting penting.

Rencananya pratama akan pulang ke mansion setelah pekerjaannya selesai, tak lupa untuk membawa oleh oleh untuk para buntutnya.

Ya, memang sesibuk itu.

Soal alea jatuh di kamar mandi, pratama sama sekali tidak mengetahuinya. Memang sengaja dilakukan oleh anak anak nya agar tidak mengganggu pekerjaan nya.

"Permisi tuan, mobilnya sudah siap, para bodyguard juga sudah standby," ucap tero, Pratama dan bara pun mengangguk lalu pergi dari ruangan meeting tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

'nona alea pingsan ya?'

'iya, tadi aku dengernya kayak gitu'

'ya ampun nona alea semoga cepat sembuh dehh'

'nona alea yang anaknya tuan pratama ya?'

'iya. Yang cantik banget itu'

"Udah semuanya tenang ya, kita doakan saja agar nona alea cepat sadar dan segera sembuh." ucap salah satu karyawan, mereka pun mengangguk dan mengaminkannya.

Flashback off

"Dekk..." Bara langsung menuju ke arah brankar alea yang terbaring tak berdaya, dan menggenggam tangan mungil tersebut.

Pratama pun juga menuju ke arah brankar alea, dan duduk di kursi samping brankar yang tadi di duduki oleh ezel.

Yaa... Ezel minggir lah.

Hati Pratama dan bara pun makin teriris tak kala melihat adanya beberapa tissue yang berada di nakas terdapat banyak bekas darah.

Hidung alea pun masih disumpal oleh tissue, seragam putih nya pun terdapat banyak darah.

Begitupun dengan ezel yang tadi terkena darah alea saat menggendongnya.

Jangan lupa voment nya guyss.

WARNING: Cerita dari hasil pemikiran sendiri and plagiat jauh jauh.

Thanks yang udah baca

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now