22°PLAD°

12K 597 5
                                    

HAPPY READING READERS

Beberapa perawat pun keluar dari UGD yang disana terdapat keluarga alea dan teman teman alea serta teman abangnya.

Cklek

Pintu pun terbuka, membuat orang orang disana mengalihkan atensinya ke arah pintu UGD tersebut.

Mereka semua pun bergegas untuk mendekat ke arah para perawat tersebut.

"Sus, gimana keadaan anak saya?" Tanya pratama dingin serta khawatir, para perawat pun bingung mau mengatakan apa, tapi mereka mengingat dengan ucapan dokter blean.

Salah satu perawat perempuan pun membuka suara." Emm, maaf tuan. Nona alea masih dalam tahap pemeriksaan jadi kami belum dapat menyimpulkan apapun tentang keadaan nona alea. Sekali lagi kami minta maaf," Ucap perawat tersebut sopan.

Mereka semua yang mendengar penuturan perawat tersebut pun mengernyitkan keningnya heran." Maksudnya gimana? Anda semua sudah keluar dari ruangan ini, tapi kalian tidak mengetahui tentang keadaan adik saya?" Ucap bara dingin dan datar, para perawat yang mendengar nya merinding seketika.

Atmosfer di lorong rumah sakit ini langsung berubah seketika.

"Ma-af tuan, kami benar ben-ar tidak ta-hu, nona alea masih diper-iksa oleh dokter blean," Ucap salah satu perawat laki laki sopan, dan gugup, serta takut.

Bagaimana tidak takut? Mereka tahu bahwa keluarga azverza adalah keluarga yang sangat terkenal akan segala sisinya.

'ya tuhan.., gimana ini?' batin para perawat tersebut ketakutan. lihatlah, mereka semua saat ini tengah berkeringat dingin.

"Yasudah kalian boleh pergi," Lerai axel saat melihat kondisi para perawat tersebut yang sangat ketakutan.

Para perawat pun langsung pergi dari tempat tersebut, ezel yang melihatnya pun langsung mengalihkan atensinya ke axel.

"Lu ngapain ngomong kayak gitu hah? Ini urusan keluarga gua, gausah ikut campur!" Ucap ezel menahan amarahnya, mereka yang mendengarnya pun sudah pasrah dengan situasi ini.

"Udah zel! Kita itu lagi dirumah sakit. Jangan buat keributan!" Lerai fadran bingung dengan sikap adiknya, biasanya adiknya ini dalam kondisi apapun tetap tenang dan tidak sensitif.

"Apaansih bang? Bukan gua yang bikin keributan, tapi temen lu itu,"

"Udah zel, kalo lu begini lu bakal diusir." ucap fadren.

Jika dipikir pikir lagi, siapa yang berani mengusir keluarga azverza? Bahkan jika mau, keluarga tersebut dapat membeli rumah sakit ini.

"Tidak ada yang berani mengusir ezel, ataupun kita. Ezel kamu tenang dulu, jangan buat keributan, dan kamu alex jangan ikut campur urusan keluarga kita!" Ucap bara tegas dan datar, membuat ezel maupun alex diam tak berkutik.

"Sudah, kita tunggu alea sampai sadar, kalian kalo mau pulang, silahkan. Takutnya tunggu pemeriksaan alea lama." ucap pratama kepada teman si kembar dan alea.

Seya yang mendengar nya menggeleng." Enggak om, kita akan tetep disini tunggu alea," pratama pun hanya menghela nafas lalu mengangguk.

Sedangkan di dalam UGD, dokter blean dan perawat perempuan yang bernama meta tetap menunggu alea sadar.

Dokter blean sedari tadi pun hanya melamun memikirkan bagaimana caranya agar dirinya menyampaikan perihal tentang ini kepada nona alea?

"Dok, kok nona alea belum sadar sadar ya?" Tanya meta, dokter blean pun langsung tersentak kaget.

"Mungkin dikit lagi,"

Eungh

Suara lenguhan tersebut mengalihkan atensi dokter blean dan meta, mereka pun langsung menuju ke arah brankar alea.

"Nona alea sudah sadar? Syukurlah.." ucap dokter blean senang dan bersyukur, meta pun ikut tersenyum melihat dokter blean yang tampak bahagia.

Tiba tiba dokter blean yang awalnya tersenyum pun seketika melunturkan senyumnya itu ketika mengingat hal yang terjadi pada alea.

"Iya dok," jawab alea sekenanya. jujur, saat ini dirinya masih sangatlah lemas.

"Nona," panggil dokter blean, alea pun hanya menunggu dokter tersebut untuk mengucapkan hal selanjutnya.

"Nona," alea yang mendengarnya pun mengernyitkan keningnya heran.

"Kenapa dok?" Tanya alea bingung, dokter blean pun jadi bingung sendiri.

"Saya ingin mengatakan suatu hal. Tapi, saya mohon agar nona tetap bersabar dengan apapun hal yang ingin saya sampaikan. Yang buruk maupun baik." setelah mengatakan hal itu dokter blean memejamkan matanya sejenak.

Sangat berat sekali untuk dirinya mengatakan hal ini.

Tapi, mau bagaimana lagi? Ini adalah kewajiban nya.

++

Jangan lupa voment nya guyss.

WARNING: Cerita dari hasil pemikiran sendiri and plagiat jauh jauh.

Thanks yang udah baca

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now