29°PLAD°

8.2K 509 23
                                    

HAPPY READING READERS

Alea yang mendengar penuturan dari dokter blean pun lantas sangat senang.

Senyum indahnya yang tadi luntur sekarang terbit lagi dengan sukarela.

"Terimakasih dok, saya janji saya akan memberitahukan hal ini secepatnya" ucap alea bersyukur sambil tersenyum yang lebar sehingga kecantikannya makin bertambah.

Dokter blean pun membalas senyuman nona nya itu." Nona tidak perlu mengucapkan terimakasih kepada saya, sejujurnya saya sangat senang membantu nona sehingga nona tersenyum. Tapi, nona harus menepati janji nona ya?" Alea pun mengangguk cepat seakan meyakinkan dokter blean.

"Iya dok"

Setelah itu, dokter blean dan alea berbincang bincang sedikit, lagipula hari ini dokter blean tidak ada pasien yang harus ditangani.

Pada saat alea tengah tertawa dengan lelucon dokter blean tiba tiba saja pintu ruangan alea terbuka sehingga menampilkan sosok si dingin!

Bara.

"Anda ngapain lagi kesini?" Tanya dingin dan tajam bara sambil meredam emosinya. Bahkan untuk menahan hasrat nya untuk tidak menghabisi dokter tua itu bara harus mengepalkan tangannya keras sehingga urat urat di tangan dan lehernya menonjol.

Alea yang melihat bara pun lantas panik. jangan!, Jangan kejadian tadi terulang kembali." Abang.. tenang dulu ya?, Jangan sampe kejadian tadi terulang kembali.." ucap alea menenangkan agar bara tak terlewat batas seperti Pratama.

Bara yang mendengar penuturan adiknya pun menampilkan sedikit senyuman remehnya." Gimana abang gak akan kepancing emosi lagi?, Kalo dia masih ada disini" ucap nya sambil menatap dokter blean seakan menunjuknya."kalo kamu gak mau kejadian tadi terulang lagi, suruh dia pergi dari sini dan gak akan temui kamu lagi" alea yang mendengar penuturan abang sulungnya pun merasa tak enak hati dengan dokter blean.

Tapi, ia bisa apa?

"Emm, maaf ya dok. Dokter untuk sementara wak-

"Bukan sementara alea!, Tapi selamanya!!" Potong bara tajam, alea  menganggukkan kepalanya tak enak.

"Dok.." seolah mengerti dokter blean pun tersenyum tipis.

"Saya tidak apa apa nona, saya juga salah, Saya minta maaf. Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu untuk menangani pasien lain. Selamat sore!" Setelah itu dokter blean pergi dari ruangan alea.

Bara pun menghampiri brankar alea lalu mengelus surai indah adiknya.

Sungguh, ia tak mau emosinya kepada orang lain akan berimbas kepada adik tersayang dan tercintanya.

"Tadi kamu ngobrol apa aja sama dia hm?" Tanya bara sambil menatap mata indah alea.

Entah gimana, tiba tiba saja dirinya merasa gugup." Enggak kok, dokter blean cuma cerita tentang kejadian lucu aja" bara yang melihat adiknya seperti itu pun gemas sendiri.

"Adiknya abang gemes banget" ucapan bara membuat pipi alea memerah seakan malu dengan ucapan dari abangnya.

Jujur, alea makin menyayangi keluarga nya ini, dan ia pastikan bahwa ia tak akan meninggalkan keluarga nya ini sampai kapan pun!

Semoga janji mu akan tetap kamu jaga alea..

+++

Sudah terhitung tiga hari alea hanya merebahkan dirinya di brankar rumah sakit tersebut. Yang alea lakukan selama tiga hari tersebut hanya makan, minum, nonton televisi dan sesekali ke toilet yang pasti dibantu oleh keluarga tercintanya.

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now