21°PLAD°

12.2K 627 3
                                    

HAPPY READING READERS

Hening.

Tidak ada yang berbicara, hanya terdengar suara tangisan yang berasal dari seya.

Apakah para boy's azverza tidak menangis? Sama! Mereka sama seperti seya. Tapi, mereka hanya menangis dalam diam.

Tiba tiba dalam keadaan hening dan hanya terdengar suara tangisan, terdengarlah suara pijakan kaki yang sangat cepat dan saling beradu.

Mereka semua pun menengok ke arah suara, ternyata itu adalah sang kepala keluarga azverza dan jangan lupakan anak sulungnya juga.

"Daddy..abang," gumam si kembar dan ezel.

Terlihatlah, raut wajah yang amat khawatir dari Pratama dan bara.

"Gimana keadaan alea?" Tanya pratama datar dan dingin, mereka semua merinding! Tetapi ini bukan waktunya.

Fadran yang tertua kedua dari para adiknya pun memutuskan bersuara." Alea...Kita belum tau dad, maaf dad. Maafin kita yang gak bisa jaga alea."

Fadran, fadren dan ezel pun menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Kenapa ini bisa terjadi hah?" Tanya pratama datar tapi, tersirat kekhawatiran yang mendalam.

Fadren pun menjelaskan semua nya tentang kenapa alea menjadi seperti itu.

Pratama dan bara yang mendengarnya pun naik pitam. Bodoh! Bodoh sekali mereka ini.

"BODOH, bodoh sekali kalian ini! Kalian tahu bukan bahwa alea itu baru sembuh!" Si kembar dan ezel yang mendengar penuturan dari pratama pun semakin menundukkan kepalanya.

Ya, mereka bodoh, sangat BODOH!

Bara yang sedari tadi diam pun mulai melakukan aksinya. Bukan! Bukan karena ia diam saja ia tidak marah.

Marah.

Sangat marah!

Bugh

Bugh

Bugh

Suara pukulan tersebut menggema di lorong rumah sakit yang sunyi tersebut.

Tak ada yang berani melerai!

Suara tersebut berasal dari bara yang memukul para adiknya. Sang empu yang dipukul pun tak berani melawan atau menghindar.

Mereka memang pantas mendapatkan pukulan tersebut. Jika dipikir lagi, pukulan ini tak sebanding oleh kondisi alea.

"Maaf..." Gumam mereka yang tadi baru dipukul.

Bara pun mengusap wajahnya kasar.

'kenapa ini terjadi lagi tuhan..' batin bara gusar.

Pratama pun sama, ia memijat pangkal hidungnya.

Kenapa, kenapa akhir akhir ini selalu anak perempuan nya itu yang kena?

Sedangkan disisi lain, dokter blean tengah memeriksa alea dengan sangat fokus.

"Dugaan saya benar...." Gumam dokter blean dengan lirih.

'tapi..., Dugaan saya kurang tepat! Saya kira nona alea hanya mengidap penyakit itu, tapi ada lagi..' batin dokter blean sedih.

"Dok, perkiraan kami nona alea akan sadar dalam waktu dekat, apakah benar?" Ucap perawat kepada dokter blean, sang empu pun mengangguk membenarkan perkataan perawat tersebut.

"Tindakan untuk nona alea sudah selesai, sebagian boleh ke ruangan nya kembali, tapi untuk meta temani saya disini sampai menunggu nona alea sadar," ucap dokter blean diangguki para perawat.

Pada saat para perawat ingin keluar dari UGD tersebut, dokter blean pun memanggil mereka."Tunggu!" para perawat pun membalikkan badannya.

"Iya dok?" Tanya salah satu perawat mewakili perawat yang lain.

Dokter blean terpaksa melakukan ini..

Dokter tersebut pun menipiskan bibir nya lalu berkata." Kalo keluarga nona alea ada yang bertanya keadaannya, bilang saja kepada mereka bahwa nona alea masih dalam tahap pemeriksaan." para perawat tersebut pun lantas bingung sehingga mengernyitkan keningnya, tak urung mereka pun mengangguk mengerti.

"Saya terpaksa..." Gumamnya merasa bersalah.

Meta yang merasa dokter blean mengucapkan sesuatu pun memilih bertanya.

"Iya dok?" Dokter blean yang dalam mode melamunnya pun seketika tersadar.

"Eng-gak,"

Dokter blean pun menunggu nona alea agar sadar dan jangan lupakan ditemani oleh meta.

'apa yang saya harus katakan kepada nona alea ketika dirinya telah sadar? Ini pasti akan sangat membuatnya terpuruk... Apalagi keluarga nya,' batin dokter blean.

Pengen ngomong sama kalian tapi bingung mau ngomong apa, heheh

Yang penting♡♡♡♡ buat kaliannnn...

Jangan lupa voment nya guyss.

WARNING: Cerita dari hasil pemikiran sendiri and plagiat jauh jauh.

Thanks yang udah baca

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now