19°PLAD°

12.2K 691 1
                                    

HAPPY READING READERS

Bara yang mendengar teriakkan dari pratama pun lantas panik dan khawatir.

"Kenapa dad?" Tanya bara, Pratama pun menengok ke arah bara.

Pratama pun memejamkan matanya sejenak lalu menipiskan bibirnya." Alea.. pingsan," bara yang mendengar penuturan dari sang daddy pun menggeleng tegas.

Deg

"Jangan main main dad!" Ucap bara seakan tak percaya, walaupun begitu ia sangat khawatir kepada adik perempuan nya itu.

Baru saja kemarin adiknya 'hampir' membuat jantungnya seakan copot dari tempatnya.

Apa ini?

"Daddy gak main main bara."

'dad?' tanya ezel di seberang sana membuat pratama tersadar bahwa panggilan telepon antara dirinya dan juga anak bungsunya masih tersambung.

"Rumah sakit mana?" Tanya pratama.

'permata dad,' ucap ezel menahan tangisnya yang akan pecah.

Tut

Tanpa mengatakan apapun pratama langsung memutuskan panggilan tersebut secara sepihak.

Pratama dan bara pun langsung menuju ke rumah sakit permata.

--

"Kak erwin.. kendarain mobilnya jangan lama lama dong, lihat tuh mobil alea udah jauh banget. Kenapa sih kak kendarainnya lama banget? Gabisa naik mobil ya? Jangan jangan takut bensinnya abis?" Erwin yang mendengar celotehan tak berguna dari adik kelasnya pun merotasikan matanya malas.

Memang, saat alea pingsan seya tidak berada di lapangan tapi, seya sedang berada di toilet.

Pada saat sudah selesai, seya pun menuju kelapangan, alangkah kagetnya saat melihat sahabatnya yang tengah dalam gendongan abangnya lemas, hidungnya pun terus mengeluarkan darah.

"Huh, untung aja tuh kamar mandi gak penuh," ucap seya lega.

Seya pun setelah urusannya di toilet telah selasai langsung menuju ke arah lapangan.

Deg

Tapi, alangkah kagetnya saat ia melihat alea yang sedang dalam gendongan Abang nya dengan tubuh yang terlihat lemas. Jangan lupakan, bahwa kejadian pada kemarin keulang lagi.

Darah mengalir dari hidung alea!

Seya pun ingin ikut untuk kerumah sakit, tapi ia bingung lantaran ia tak memiliki kendaraan.

Karena dirinya selalu diantar jemput oleh supir pribadi keluarga nya.

Pada saat tengah kebingungan sambil menahan tangisnya yang akan pecah, seya melihat kakak kelasnya yang sepertinya akan ikut menyusul ke rumah sakit.

"KAK ERWIN..." Teriak seya dengan air mata yang menetes.

Erwin yang merasa namanya dipanggil pun langsung menuju ke arah adik kelasnya.

"Ken-

Ucapan erwin terpotong oleh celotehan dari seya.

"Kak erwin gua numpang ke rumah sakit bareng lu ya? Masalah nya gua gak bawa kendaraan. Gua kalo sekolah diantar jemput sama supir. Boleh ya..? Gini deh, nanti bensinnya gua aja yang ganti. Boleh yaa.. pliss," erwin yang mendengar nya pun merotasikan matanya kembali.

Apa dirinya terlihat pelit? Apa dirinya terlihat seperti orang miskin?

"Gua gak pelit, dan gak semiskin itu, ayo ikut gua."

Tak tahu saja seya bahwa erwin adalah anak dari pengusaha terkenal yang kekayaannya tak main main.

--

Mobil yang membawa alea pun sudah sampai di RS. Permata.

Fadran pun menggendong tubuh lemas alea untuk
masuk ke rumah sakit.

"DOKTER, DOKTER TOLONG ADIK SAYA!" Teriak fadren panik.

Lalu dokter pun datang bersama beberapa perawat.

"Letakkan nona alea disini." ucap dokter blean.

Ya, ia adalah dokter blean. Dokter blean adalah salah satu dokter di rumah sakit permata.

'nona alea?Semoga perkiraan saya tidak benar! Saya tidak ingin melihat betapa hancurnya keluarga azverza jika dugaan saya benar,' batin dokter blean sedikit cemas.

tunggu bab selanjutnya♡⁠๑

++

Guys, sebenarnya tuh tadi aku udah bikin cerita ini agak panjangan. Tapi, tiba tiba kehapus, yaa, jadi nya aku harus ulang sesuai ingatan aku.

Jadinya seadanya gapapa ya...

++

Jangan lupa voment nya guyss.

WARNING: Cerita dari hasil pemikiran sendiri and plagiat jauh jauh.

Thanks yang udah baca

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now