27°PLAD°

10.7K 548 42
                                    

HAPPY READING READERS

Seya yang melihat kondisi sahabatnya seperti itu pun menghampiri brankar alea lalu memeluknya.

"Sstt, udah tenang ya le. Emang sakit, tapi om Pratama khawatir sama lu" Ucap seya seperti berbisik tapi didengar oleh semua orang.

Bukannya menjawab, alea malah mengizinkan air matanya agar mengalir membasahi pipinya.

Pratama dan boy's azverza pun semakin mendekati brankar alea. Mengerti, seya pun menggeser dirinya dan memberi tempat untuk para keluarga alea mendekat ke arah brankar. Dengan tiba tiba Pratama pun memeluk tubuh anaknya yang ia masih bisa rasakan bahwa alea masih sangat lemas.

"Sayang.., alea. daddy minta maaf hm?, Daddy gak bermaksud untuk bicara kayak gitu. Daddy cuma takut kamu lebih dekat dengan orang asing dibandingkan daddy, abang, serta adik mu. Daddy takut princess!, Daddy takut kalo kamu akan meninggalkan daddy seperti mommy mu" Ucap Pratama lembut menyentuh hati tampak sangat menyesal. tanpa disadarinya, air matanya mengalir begitu saja.

Ia menyesal!, Bahkan sangat menyesal!

Ia tak bermaksud untuk menyakiti hati putri kesayangan nya ini. Ia hanya takut dan cemburu?, Jika alea dekat dengan orang lain dibanding dirinya dan anak anaknya.

Alea yang mendengar penuturan pratama pun tanpa sadar air matanya semakin mengalir deras. Ia membalas pelukan Pratama.

Ia juga merasa bersalah kepada daddy nya ini. Alea merasa dirinya sangat egois, tak memikirkan perasaan keluarga nya. Dirinya juga baru menyadari bahwa keluarga nya ini hanya khawatir kepadanya.

Entahlah, karena ucapan pratama yang menyentuh hati alea pun memaafkan daddy nya itu." Hiks iya dad.., aku maafin. Aku juga hiks minta maaf sama daddy karena aku udah keterlaluan sama daddy. Padahal kan daddy cuma khawatir sama aku" ucap alea disertai sesenggukan. Pratama yang mendengar penuturan dari alea pun menggeleng.

"Enggak princess, kamu gak keterlaluan. Daddy yang salah" setelah mengatakan hal itu, para keluarga alea pun memeluk alea.

Mereka semua yang melihatnya pun tersenyum tipis. Keharmonisan keluarga ini tak usah ditanyakan lagi.

Mereka pun menguraikan pelukannya. Bara pun langsung menghapus air mata alea yang berada di pipi sedikit berisi nya.

"Alea.., abang minta maaf ya?, Demi apapun abang gak bermaksud buat ngomong kayak gitu. Alasan abang sama kayak daddy. Abang takut!, abang takut kalo kamu akan lebih dekat dengan orang asing dibandingkan kita" Ucap bara lembut sambil menatap mata indah alea, alea pun tersenyum tipis.

"Iya bang, aku juga minta maaf. Aku egois, aku gak ngertiin perasaan kalian. Aku.. minta maaf" Ucap alea pelan mereka pun tersenyum lalu mengangguk.

"Hei, alea kamu itu gak salah!, Yang salah kita" ucap fadran.

"Iya, yang salah kita. Kamu gak perlu minta maaf"tambah fadren, alea pun mengangguk dengan senyuman yang sedari tadi tidak pernah pudar.

Sungguh, ia merasa sangat beruntung mempunyai keluarga seperti mereka.

Dirinya tidak menyalahkan takdir yang pernah memisahkan mereka. Justru kini alea beruntung, pernah mengenal orang seperti keluarga nya dulu atau keluarga nya sekarang.

Mungkin, jika alea dedemit yang nama aslinya adalah ayaza itu tidak merebut tubuhnya. Ia tidak akan bertemu dengan om gibran dan adiknya akra.

Tiba tiba alea pun mengingat tentang mengapa kejadian ini terjadi. Ini berawal dari kabar penyakit nya..

Senyum alea pun memudar.

Alea langsung mengalihkan atensinya ke arah dokter blean.

Para keluarga alea pun baru menyadari bahwa dokter blean masih diruangan ini.

"Dok.." gumam alea lirih. Entahlah, dokter blean langsung mengerti arah ucapan alea.

"Dokter ngapain masih disini?" Tanya dingin ezel yang sedari tadi diam.

"Ezel.. please.." Ucap alea tenang dan pelan. Ia tidak mau ucapannya akan keterlaluan kepada keluarga nya untuk kedua kalinya.

Ezel pun mengangguk lalu menghela lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Em, kalian semuanya silahkan duduk dulu" ucap alea tak enak. Entahlah, dirinya baru menyadari bahwa teman teman Abang nya serta sahabat nya sedari tadi hanya diam sambil berdiri.

Mereka semua pun duduk di sofa yang tersedia di ruangan VVIP tersebut.

Dokter blean tetap berdiri di tempatnya.

"Daddy, abang sama ezel juga duduk. Dokter juga" para keluarga alea pun duduk sambil menatap tajam dokter blean.

Walaupun begitu, mereka tetap mempunyai dendam dengan dokter tersebut.

Dan, mereka tidak akan membatalkan rencana mereka untuk mengganti dokter pribadi keluarga azverza.

Jika ditanya apakah sofa di ruangan VVIP tersebut muat untuk banyak orang?, Jawaban nya adalah muat!

Ruangan VVIP di rumah sakit ini memang berbeda dengan rumah sakit lain. Jadi tak usah heran dengan fasilitas nya.

"Saya to the poin aja. Maksud anda apa memeluk putri saya?" Tanya pelan, dingin dan datar pratama. Sejujurnya Ia berusaha untuk tidak terpancing emosi saat ini.

"Saya minta maaf sebelumnya. Saya tidak bermaksud untuk memeluk nona alea. Saya memeluk nona alea karena saya ingat dengan dena, putri saya yang telah meninggal" ucap dokter blean pelan, mereka semua pun melihat dokter blean yang mengucapkan hal itu seakan ada beban.

Alea yang mendengar nya pun kaget. Apa ini salah satu alasan ia nyaman dekat dengan dokter blean?

Jujur, saat ini alea merasa sangat kasihan dengan dokter blean. Lantaran ia sendiri yang merasakan bagaimana sakitnya ditinggal dengan orang tersayang nya untuk selama lamanya.

Pratama dan boy's azverza sebenarnya merasa iba dengan dokter tersebut tapi, mereka tidak ingin rasa ibanya itu akan menjadi Boomerang baginya.

Seketika bara pun mengingat pada saat ia melihat mata indah alea yang membengkak.

"Terus kenapa adik saya menangis?" Tanya bara dingin dengan tenang. Itu adalah efek dari rasa iba nya. Yaa, walaupun ucapannya tetap dingin.

Jika dipikir pikir lagi, dalam kondisi apapun ia terus berbicara dengan dingin oleh orang asing bukan?

Bukannya dokter blean yang menjawab, alea lah yang menjawab pertanyaan dari abang nya.
"Itu...karena dokter cerita tentang anak perempuannya bang. Aku sedih, aku tuh jadi ngerasa ada di posisi dokter blean. Siapa sih yang enggak sedih ditinggal oleh orang tersayang nya untuk selama lamanya kan?" Dusta alea sambil melirik dokter blean. Dokter blean cukup terkejut dengan kebohongan alea. Tapi ia hanya diam tak berucap apa apa. Takut tindakannya akan menjadi kesalahan.

Ucapan kebohongan dari alea pun sedikit menyiratkan kesedihan yang mendalam. Mereka sebenarnya sedikit heran. Tapi, mereka tidak ingin memperpanjang nya.

Yaa, mereka pikir itu adalah rasa empati dari alea saja..

"Kakak emang baik banget" celetuk ezel membuat mereka menganggukan kepalanya. Mereka memang setuju dengan ezel. Alea memang baik..

'lu emang baik le..'

'kebaikan lu malah buat gua makin cinta le'

Hai guys, AKU TETAP LANJUTKAN CERITA INI!

Tapi tolong kerjasama nya ya. Intinya saling menghargai aja.

Oh iya guys, bab ini panjang kan??

Yaa, walaupun masih pendek, lumayan lah ya?

Jangan lupa voment nya guyss.

WARNING: Cerita dari hasil pemikiran sendiri and plagiat jauh jauh.

Thanks yang udah baca

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now