28°PLAD°

9.1K 488 20
                                    

HAPPY READING READERS

Setelah percakapan yang mengharukan tersebut. Para teman si kembar dan juga seya pun diminta pulang oleh bara. Lebih tepatnya sih diusir.

Sebenarnya bara baru  menyadari bahwa ada orang asing yang mendengar pembicaraan keluarga nya.
Jika situasi nya tidak seperti ini, dapat dipastikan mereka yang mendengar pembicaraan keluarga azverza mungkin sudah lenyap?

Tiba tiba terdengar suara nada dering ponsel. Mereka semua pun menengok ke arah sekitar, seakan mencari siapa pemilik dari ponsel yang berdering tersebut.

Ternyata pemilik ponsel yang berdering itu adalah milik pratama.

Pratama pun keluar dari ruangan alea untuk mengangkat telepon sejenak.

Alea pun mengalihkan atensinya keliling ruangan yang ditempatinya.

'apa akhir hidup ku akan ditempat ini?' batin alea sedih.

Jika ditanya, dimana para boy's azverza?, Si kembar tengah bermain game di ponsel nya, lebih tepatnya sih adalah mabar. Jika ezel dirinya sedang mendengarkan musik dari earphone nya. Dan untuk bara tengah duduk di samping brankar alea dengan tangan yang dilipat dan kepala yang diletakkan di lengan alea.

Tertidur.

Ya, bara tertidur. Entahlah, seperti nya karena elusan lembut di kepalanya. Alea lah yang mengelus lembut kepala abang nya itu. Yaa, itu adalah paksaan dari bara.

Cklek

Pratama pun membuka pintu ruangan inap alea.
"Alea, daddy ada urusan di kantor dan harus daddy yang nanganin. Kamu gapapa daddy tinggal?" Ucap pratama hati hati. Ia takut jika putrinya akan marah dengan dirinya. Alea pun tersenyum lembut menanggapi nya.

Padahal alea lah yang ditanya oleh pratama tapi, para boy's azverza malah ikut menengok ke arah daddy nya itu. Bahkan bara pun juga terbangun dari tidurnya.

"Iya, gapapa dad. Daddy hati hati ya?" Ucap alea tetap tersenyum. Pratama pun membalas senyuman putrinya tersebut. Sungguh, ia sangat beruntung mempunyai putri seperti alea.

Pada saat yana, istrinya. Telah meninggal dunia, Pratama begitu terpuruk. bahkan pratama juga melakukan percobaan bunuh diri.

Tapi, ia tidak sebodoh itu untuk meninggalkan para putra putrinya. Jika dirinya meninggalkan dunia, siapa yang akan menjadi figur ayah serta ibu bagi anak anaknya selain dirinya?

"Apa aku harus ikut dad?" Tanya bara kepada pratama. Pratama pun menampilkan senyuman remehnya.

"Tidak perlu. Urus saja perusahaan mu itu. Takutnya akan bangkrut jika tak diurus" bara yang mendengar penuturan dari daddy nya itu pun mendengus kesal.

Daddy nya ini selalu norak, mentang mentang perusahaan nya lebih sukses dibanding perusahaan dirinya, pikir bara kesal.

"Hm, daddy juga hati hati dalam mengurus perusahaan, takutnya malah pingsan. Secara daddy kan sudah tua dan keriput" ucap bara dengan ekspresi wajah yang menjengkelkan. Pratama pun mendengus kesal mendengar ucapan dari anak sulungnya ini.

Jika bara bukan anaknya mungkin ia sudah buang ke jalanan.

Padahal, ucapan dari bara adalah kebohongan!

Precious like a diamond (̴O̴N̴ ̴G̴O̴I̴N̴G̴)̴Where stories live. Discover now