8. Serangan

13.3K 2K 94
                                    


Asia Pasific Tobacco memulai serangan pertamanya terhadap Tejan Investama tepat dua hari setelah pertemuan antara El dan Luna.

Tidak secara langsung melainkan memakai tangan pihak ketiga.

Jika sebelumnya ekspor kretek Tejan ke pasar Amerika sudah terkendala aturan yang melarang penjualan flavored cigarettes-rokok yang mengandung aroma dan rasa, kali ini Singapura yang berniat mengikuti langkah Australia yang mewajibkan kemasan polos-plain packaging-untuk semua produk tembakau, berhasil membuat suplaier lokalnya melakukan penundaan pengiriman juga pengurangan pesanan secara mendadak sampai dikeluarkannya aturan hukum yang jelas tentang hal tersebut.

Akibatnya sejumlah peti kemas berisi milyaran batang kretek Tejan tertahan untuk sementara di pelabuhan, yang mana semakin lama penundaan pengiriman hanya akan mengakibatkan menurunnya citarasa kretek kualitas premium tersebut.

"Jadi ini hasil pertemuan kalian?" Marshel tidak dapat menahan senyumnya begitu berpapasan dengan Luna keesokan harinya, laki-laki itu mencegat Luna tepat di depan pintu ruang kerja gadis itu begitu melihat Luna muncul hendak menuju ruang rapat.

Hari itu Luna memang memanggil jajaran direksi dan manajerial Tejan untuk berkumpul membahas tentang cara mengatasi masalah plain packaging.

"Kelakuannya manis sekali, ya! Aku yakin dia tidak merencanakan ini secara tiba-tiba."

"Tidak ada yang dilakukannya tanpa perencanaan, dia masih belum berubah rupanya," Luna menghela nafas sejenak sebelum meneruskan langkah ke ruang meeting. "Tetap mempertahankan julukan The Merciless sebagai miliknya."

"Jadi ... sekarang bagaimana? Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

"Tidak ada."

Marshel sampai harus menghentikan langkah mendengar jawaban sepupunya, "Kamu yakin?"

"Jika El bersama APT dan Halatara berharap TIV akan bereaksi dengan semua tindakan mereka maka silahkan mereka beranggapan demikian."

Marshel langsung paham, jika 'tidak ada' versi Luna adalah kamuflase dari berbagai macam tindakan yang akan dilakukannya secara terselubung. Karenanya dia hanya bisa tersenyum saat menawarkan kalimat bantuan pada wanita yang melangkah dengan penuh keyakinan di sebelahnya.

"Kalau kamu butuh bantuan, jangan ragu untuk mengatakannya padaku, oke!"

Luna tersenyum tanpa menoleh, ada kesan dingin membayang di rupanya yang lembut juga elegan namun tidak mengurangi sedikitpun tangguhnya aura penguasa yang mampu membuat siapapun gentar. "Jangan khawatir, aku akan sangat membutuhkanmu untuk melakukan banyak hal Mars, kalau saatnya tiba, aku harap kamu jangan sampai menyesalinya."

Marshel merengkuh bahu Luna dengan kasih sayang murni seorang yang memperdulikan saudaranya. "Kamu boleh percaya aku untuk yang satu ini."

*****

Dua hari kemudian, di tengah malam buta Ciel Alfero tidak dapat menahan tawanya ketika berita tengah malam yang rutin dia tonton usai pulang kerja menayangkan rencana Menteri Perdagangan untuk menerapkan pembatasan impor tembakau untuk bahan baku rokok putih.

Pembatasan impor tembakau adalah bukti jika dibalik ketenangan sikapnya, sang penguasa TIV sukses melakukan lobi-lobi cantik pada pemerintah yang akan memberatkan industri rokok milik pemodal asing seperti Halatara Grup yang menjual produk rokok putih yang berbahan baku tembakau low nicotine yang nyaris 30% persediaannya bergantung pada impor.

Seakan tidak cukup sampai disana, satu minggu setelahnya isu baru yang mengatakan jika pada filter rokok terkandung darah babi tersebar luas dan membuat gelisah nyaris sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya konsumen rokok Indonesia yang sebagian besar adalah muslim.

Pelangi Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang