20. Ingin menyerah

12.6K 2.1K 258
                                    

Minim edit karena lagi gak sempet. Bahkan part ini terpaksa dibagi jadi dua judul saking gak sanggup ngerapihin. Tetep ya target vote 1k keatas baru unggah.

Luna duduk di ruang kerjanya menghadapi tiga lelaki yang terlihat hampir seumuran dengannya.

Direktur divisi marketing Marshello Andika direktur SDM Agadera Tandjung, dan direktur bagian umum Esfahan Naezra.

Ketiganya adalah talenta muda hasil didikan tangan dingin Handoko Tejakusuma yang sengaja dipersiapkan untuk mendukung kinerja Luna saat mengambil alih TIV dan memang terbukti diantara direktur lain ketiganya lah yang paling dapat diandalkan dalam mengerjakan apa yang Luna inginkan.

“Saya baru saja menerima hasil analisis pasar dari tim intelijen perusahaan, selama dua bulan terakhir Halatara berhasil menjual 47 miliar batang rokok, ditambah 51 miliar batang dari penjualan kuartal pertama saja total perkiraan penjualan mereka di tahun ini kemungkinan bisa mencapai 200 miliar batang, coba bandingkan dengan penjualan kita,” Luna kemudian membagikan fotocopi hasil laporan yang diterimanya pagi tadi dari Kalasina, sekretarisnya.

“Di kuartal pertama kita menjual 30 miliar batang dan dikuartal ini bahkan kurang dari 25 miliar batang,” Luna kemudian menatap tiga lelaki di hadapannya satu persatu, “menurut kalian dengan hasil penjualan yang seperti ini apakah akan masuk akal kalau target penjualan 150 miliar batang kita masih bisa terealisasi?”

“Mengingat waktu yang tinggal sedikit, jujur saya akan bilang ini mustahil,” sebagai pihak yang paling bertanggung jawab soal urusan penjualan Marshel memberikan jawabannya.
  
Luna tersenyum tipis, tatapannya teralih ke Aga Tandjung, “Dan siapa yang bisa menjelaskan alasan mengapa dengan jumlah pekerja TIV yang mencapai 75.000 orang kita tidak berhasil menjadi pemain utama dibisnis ini, dan justru dikalahkan perusahaan yang bahkan jumlah karyawannya tidak mencapai setengah dari jumlah karyawan kita?”

Punggung Aga Tandjung langsung tegak, meski tidak ditujukan langsung akan tetapi dirinya tahu jika ini menjadi urusannya.  “Halatara pemain utama di sektor rokok putih dan sigaret low tar nicotine yang diproduksi sepenuhnya dengan bantuan mesin sementara produk andalan kita adalah kretek dan sigaret kretek tangan yang diproduksi secara manual. Sehingga jumlah karyawan terbanyak kita berasal dari buruh tujuh pabrik sigaret kretek tangan dan tiga pabrik kretek.”

Luna menghela nafas sejenak, keputusan yang akan diambilnya berat tapi dia terpaksa harus melakukannya, “Kalau begitu dengan menyesal saya terpaksa harus melakukan efisiensi terhadap tujuh pabrik SKT kita."

Tiga pasang mata menatapnya terperangah. Efisiensi bukan hanya jadi hal yang sangat ditakuti oleh banyak pekerja swasta, tapi juga oleh pengusaha. Melakukan efisiensi berarti memunculkan kewajiban untuk mengeluarkan uang lebih untuk membayar pesangon karyawan yang dirumahkan.

Belum lagi jika terdapat penolakan dari serikat pekerja terlebih sudah sejak satu dasawarsa yang lalu oleh mendiang Handoko Tejakusuma mengalihkan kepemilikan atas sepuluh persen saham miliknya untuk diberikan pada pihak serikat pekerja perusahaan yang justru sebenarnya terasa bagai memberi amunisi pada pihak karyawan untuk dapat memberontak terhadap kebijakan perusahaan.    

“Mbak yakin akan melakukan efesiensi?” Agadera bertanya ketika sudah bisa menguasai keterkejutannya. “Ini bukan langkah popular untuk dilakukan saat ini, setiap guncangan bisa menyebabkan saham kita,”

“Saya paham itu,” Luna memotong apapun yang hendak dikatakan Aga. “Tapi yang paling TIV butuhkan untuk saat ini adalah keseimbangan rasio antara biaya produksi dan distribusi dengan nilai penjualan dan besaran cukai yang naik setiap tahunnya.

Kita bisa terus memakai kebijakan lama seperti yang dilakukan oleh mendiang Papi, tapi itu artinya meracuni TIV tanpa berusaha mencari obat.
Saya tahu ini keputusan yang sulit … tapi dengan mengumumkan efisiensi pemerintah akan tahu kita tidak sedang baik-baik saja.”

Pelangi Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang