22. Sesederhana itu

16.5K 2.4K 471
                                    

Sesebabang balik lagi doong 😊😊
Emak lagi males edit ya guys, jadi yaaah ...

“Daddy masih sibuk nggak!”

El tersenyum mendengar voice mail yang dikirimkan Valeraine lewat ponsel Risa. Gadis kecilnya belum bisa menulis pesannya sendiri dan mengirim pesan suara jadi opsi yang lebih mudah untuk dilakukan.

Tanpa berpikir El melakukan panggilan video call ke Risa. Begitu tersambung wajah Vale yang tersenyum menyambutnya.

“Baby,” sapa El sumringah, jelas-jelas tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya saat melihat wajah imut Valeraine. “Dad masih dikantor nih, Vale lagi apa?”

“Lagi nunggu Daddy sama Mommy pulang.”

Jawaban Valeraine membuat El mengernyit, “hmm … Mommy lagi pergi juga ya?” puteri kecilnya mengangguk dengan bibir tertekuk membentuk ekspresi cemberut yang menggemaskan.

“Vale sendirian, Dad masih lama nggak kesininya?”

El melirik sekilas jam tangannya, “mungkin sekitar satu jam lagi kerjaan Dad selesai, Daddy langsung ke sana.”

Vale mengangguk cepat.

“Vale mau dibawain apa sama Daddy?”

“Krispy Kreme boleh?”

El tersenyum lebar, “oke!”

“Yeaaaay!!” Valeraine berteriak senang, sepasang ayah dan anak tanpa ikatan darah itu bercakap-cakap sebentar sebelum El mengakhiri pembicaraan karena Tanta Parameswara muncul dari balik pintu kantornya yang terbuka separuh.

PA sekaligus sahabat seperjuangannya di masa high school itu mengacungkan selembar map padanya.

“Apa itu?” tanya El penasaran.

“Orang dari kantor hukum Affandi Dharmawan yang mengantar,” jelas Tanta yang tanpa dipersilahkan langsung duduk di kursi di depan meja kerja El. “Sah sudah lo punya anak Bro.”

El tersenyum saat membaca hasil putusan pengadilan. Tinggal satu langkah lagi untuk menyelesaikan semua yang dimulainya bersama Luna.

“Gue beneran nggak ngerti alasan lo sampe senekad ini untuk mengakui anak yang bahkan nggak ada hubungan darah sedikitpun dengan lo.”

“Kata siapa?” sahut El masih sambil meneliti isi putusan.

“Hah! Jadi beneran? Anaknya Luna memang anak lo!”

El mengangguk, “ini buktinya.”

“Aiiishh bangsat! Gue kira lo beneran buat bareng The Princess, soalnya adalah rada-rada mirip lo tampangnya.”

“Ya kan anak nya aku.”

Tanta memutar mata kesal, “serah lo deh! Oh ya tadi di depan ada yang nyariin lo, bapak-bapak tapi kayaknya bukan rekan bisnis kita, sama Tina sudah dikasih tau kalo nggak ada janji nggak bisa masuk tapi dia nekad nunggu.”

El mengernyit, “ada ngasih nama?”

Tanta mengangguk, “cuma gue lupa, bentar deh sini aku hubungin Tina,” kemudian tanpa permisi Tanta menggunakan line pribadi CEO untuk menghubungi sekretaris El itu, aksinya diabaikan oleh El yang kembali fokus pada berkas-berkas pribadi Valeraine. Salah satu yang cukup membuat El terkejut adalah kelahiran Vale ternyata bukan tercatat di catatan sipil negeri Belanda melainkan Belgia.

“Namanya Lukman Ganesha,” suara Tantra membuat pikiran El teralih. “Lo kenal?”

El berdiri kaget, “guru beladiriku.”

Pelangi Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang