6

669 43 0
                                    


Faya berkunjung kerumah keluarga Danuarta minggu pagi ini bukan sebagai seorang tetangga ataupun seorang sahabat dari putri pak Diras Danuarta dan ibu Inkana Danuarta, melainkan ia datang sebagai mahasiswi bimbingan dari putra sulung pasangan suami istri yang selalu nampak harmonis dan romantis yang kadang suka bikin iri para ibu - ibu komplek perumahan tempat tinggal mereka.

"Assalamualaikum" Faya mengucap salam ketika ia baru saja memasuki pekarangan teras kediaman keluarga Danuarta.

Diras yang setiap minggu pagi akan menikmati kopi di teras rumah sambil membaca koran lantas menurunkan koran yang dibacanya dan membalas salam dari Faya.

"Waalaikum salam. Loh ada Faya, sini - sini kenapa berdiri disitu. Kayak orang asing aja" kata Diras memanggil Faya menghampirinya.

Faya tersenyum kikuk, ia tak tahu harus bersikap biasa saja atau malah bersikap sebaliknya. Pasalnya Faya tengah bingung akan kondisinya saat ini. Ia datang sebagai mahasiswi bimbingan Dirga untuk konsultasi masalah pengajuan judul skripsinya, bukan datang sebagai orang terdekat keluarga Danuarta.

Jika Dirga melihat kelakuan papanya terhadap Faya yang begitu ramah seperti ini, Faya yakin kebencian tanpa sebab Dirga padanya semakin besar. Dan hal itu jelas adalah satu hal yang tak boleh terjadi. Dirga tak boleh semakin membencinya, jika anak sulung om Diras dan tante Inka membencinya semakin besar, lantas bagaimana nasib skripsinya? Pak Hadi sudah menyerahkan bimbingan sepenuhnya pada Dirga, tidak ada jalan lain untuk Faya selain bersikap sebagaimana mahasiswi bimbingan yang seharusnya bersikap kepada dosen pembimbingnya walaupun keluarga dosen pembimbingnya begitu akrab dan sangat mengenalnya.

"Nggak usah om, Faya kesini cuma mau konsultasi dengan pak Dirga masalah judul skripsi. Pak Dirganya ada nggak om?" Tolak Faya halus.

"Oh kamu mau bimbingan toh Fay, om kirain bakal maraton drama korea bareng Didi lagi" kata Diras cekikikan "Abang ada didalam, masuk aja" kata om Diras yang langsung di angguki Faya.

Sebelum Faya melangkah memasuki kediaman Danuarta lebih dalam, Diras lantas memberi Faya nasehat dan berkata "om tahu kamu gugup dan takut masalah Abang yang sempat marah - marah karena godaan Didi,"-- jeda Diras -- "maaf kalau Faya merasa terganggu ataupun tidak suka dengan sikap Abang, tapi percayalah Abang itu baik, hanya saja trauma dari masa lalunya belum sepenuhnya hilang dan mampu Abang lupakan. Jadi om saranin Faya yang kuat yah hadapi Abang, jangan menyerah menyelesaikan tugas akhir kamu bagaimanapun sikap dan perilaku Abang kedepannya" kata Diras yang seakan memberi peringatan awal dan juga dukungan kepada Faya untuk tetap semangat apapun yang terjadi.

Faya hanya bergumam terima kasih lalu lantas melanjutkan langkahnya, ia tak tahu mengapa om Diras memberinya nasehat, peringatan dan dukungan seperti itu. Dari perkataannya yang dapat Faya cerna, om Diras memintanya seakan - akan untuk tidak salah menilai atau mengambil kesimpulan mengenai sikap dan perilaku Dirga kedepannya.

Faya tak tahu mengapa om Diras harus mengatakan hal itu padanya, tanpa om Diras pinta pun, Faya tidak akan pernah berani mengambil kesimpulan mengenai watak atau keperibadian orang yang sejak dua kali pertemuan dengan dirinya sudah mengibarkan bendera kebencian padanya.

Tidak ada alasan untuk Faya mengorek informasi dan privasi anak sulung om Diras dan tante Inka, ia tak punya hak mengurusi segala kehidupan saudara sahabat yang merupakan dosen pembimbingnya. Keberadaan Faya disini murni hanya untuk melakukan bimbingan, bukan memasuki dan mencampuri urusan masa lalu, ataupun urusan pribadi keluarga Danuarta.

Namun tanpa Faya sadari, perlahan sosoknya telah memasuki dan menyita perhatian Diras Danuarta sepenuhnya sebagai gadis yang mampu menyembuhkan putra sulungnya dari trauma masa lalunya.

"Om percaya, hanya kamu yang mampu mengubah Dirga menjadi lebih baik. Itulah mengapa om memintamu tetap bertahan dan berjuang, bagaimana pun Dirga bersikap dan berperilaku padamu. Om harap kamu tetap kuat, karena om begitu percaya padamu Faya" gumam Diras saat punggung Faya semakin mengecil dan menjauh dari jangkauan matanya.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct, 10th, 2019

Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]Where stories live. Discover now