18

556 39 0
                                    


Dafa merasakan atmosfir disekitarnya seketika berubah menjadi dingin. Hawa dingin dari perubahan tersebuh terjadi hanya karena tatapan Disa yang kini menghujam keduanya.

Dafa memeluk dirinya sendiri, tiba - tiba saja ia merasa merinding hanya karena tatapan Disa yang nampak siap menelan mereka berdua bulat - bulat.

Seingat Dafa, mahasiswa bimbingan Dirga yang ia ketahui namanya adalah Faya tersebut adalah sahabat Disa. Dafa jelas tahu banyak mengenai Disa sejak mereka kecil. Ia merupakan gadis yang cukup manja dan juga manis, namun apabila seseorang atau sesuatu yang ia sangat sayang terluka atau rusak, Disa akan menjadi gadis yang sangat menyeramkan.

Dafa tahu jelas dari tatapan Disa yang bergulir menatap sahabatnya yang berbaring di tempat tidur sebelum kembali menatap mereka dengan kedua tangannya bersedekap. Disa nampak sangat menyayangi sahabatnya.

Tentu saja Disa sangat menyayangi Faya. Walaupun Disa memiliki banyak teman bahkan ada banyak orang yang ingin berteman dengannya, namun tak ada yang sebaik dan setulus Faya. Teman - teman Disa yang lain ingin berteman dengannya hanya karena mereka ingin memanfaatkan Disa mengingat Disa lumayan pandai di kampusnya, juga karena Disa terlahir di keluarga Danuarta yang merupakan jutawan dan pengusaha terkenal dikotanya.

Disa sangat menyayangi Faya karena Faya tak seperti teman - temannya yang lain, terlebih lagi Papanya pernah berpesan bahwa seorang teman bisa dicari, namun seorang sahabat sangat sulit di cari karena mereka tergolong orang - orang yang langka. Dan menurut Disa, Faya merupakan salah satu dari orang langka tersebut.

Dafa yang sangat tahu bahwa di dalam ruangan akan terjadi ketegangan dan juga ledakan kemarahan dari Disa lantas berjinjit keluar dari kamar tamu yang ada di kediaman Danuarta dengan nafas tertahan. Dafa baru bisa bernafas dengan leluasa saat ia berhasil keluar dari rumah kediaman Danuarta.

Dafa tahu ia sangat takut juga pengecut yang lari dari situasi menegangkan yang terjadi di dalam, tapi Dafa tahu apa yang ia lakukan adalah hal yang benar dengan menyelamatkan dirinya. Hal yang Dafa lakukan yang nampak seperti orang ketakutan dan sangat pengecut walaupun ia akui demikian bukan berarti karena ia tak setia kawan meninggalkan sahabatnya di bawah tatapan tajam dan aura mengintimidasi yang di keluarkan Disa. Dafa memilih pergi atau lebih tepatnya melarikan diri karena ini adalah masalah Dirga. Dirga harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukannya tak ingin membantu, Dafa tak ingin terlalu ikut campur dengan masalah pribadi sahabatnya terlebih lagi ia masih punya masalah pribadinya sendiri yang tak beda jauh dengan Dirga.

Tugasnya sebagai sahabat yang memberi saran, masukan dan dorongan dan dukungan telah ia lakukan. Selebihnya biarkan Dirga yang menyelesaikannya. Dafa tahu Dirga sudah cukup dewasa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Sekarang biarkan Dirga menyelesaikan masalahnya. Baik ataupun buruk pilihan atau tindakan yang ia ambil, Dafa akan selalu mendukung sahabatnya karena Dafa tahu dan percaya, Dirga memilih atau mengambil tindakan itu pasti karena ada sebuah alasan tertentu.

.
.
.

Dirga memijit pelipisnya yang berdenyut sakit saat adiknya Disa tak percaya dengan apa yang ia katakan. Harus berapa kali ia jelaskan bahwa kejadian yang nona goblin alami adalah karena ketidak sengajaan. Dirga tak sengaja tertidur padahal ia telah membuat janji dengan Faya. Walaupun Dirga tahu disini ia bersalah. Namun adiknya itu tetap saja semakin mempersulit perdebatan mereka hingga mengungkit - ungkit masa lalunya dan pada akhirnya mereka beradu argumen dengan urat - urat leher menegang.

"Apa salah Faya? Mengapa abang lampiaskan semua amarah dan dendam abang pada Faya padahal Faya bahkan tidak tahu mengapa abang sangat membencinya sampai pada titik seperti ini!"

"Abang tahu, kalau kelakuan abang Dirga sangat keterlaluan?" Tanya Disa dengan mata yang masih menyorot Dirga dengan tatapan tajam.

"Abang mengekang Faya, abang menyalah gunakan kekuasaan abang sebagai dosen pembimbing, abang jahat telah mempermainkan Faya hingga terbaring lemah seperti ini - Disa menjeda seraya mengatur nafasnya yang memburu hebat - jika semua yang abang lakukan pada Faya karena ingin melampiaskan dendam dan amarah abang karena penghianatan pelacur itu, seharusnya yang abang perlakukan demikian adalah dia, bukan Faya!" Tambah Disa.

Dada Disa naik turun menandakan bahwa saat ini ia memang sedang sangat marah pada saudaranya yang bersikap sangat kekanakan juga brengsek.

Disa sebagai sahabat jelas tak ingin melihat Faya seperti ini. Semenjak Dirga menjadi dosen pembimbing sahabatnya, Disa merasa kehilangan sosok Faya. Hal itu dikarenakan peraturan yang Dirga buat selama pembimbingan dan menurut Disa peraturan itu sangat keterlaluan.

Dirga sungguh egois dengan peraturan yang ia buat. Ia membuat Faya harus menekan karakter dirinya.

Apa yang Fatih katakan tempo hari padanya melalui pesan WA ternyata benar. Peraturan yang Dirga buat lebih menguntungkan Dirga sebagai dosen pembimbing ketimbang dengan Faya yang lebih banyak rugi sebagai mahasiswi bimbingan. Fatih bahkan dengan terang - terangan mengatakan bahwa peraturan yang Dirga buat nampak seperti perbudakan, bukan seperti bimbingan pada umumnya.

Dirga mengepal kedua tangannya kuat, raut wajahnya berubah dingin. Rahangnya mengeras, kulit wajahnya berubah merah padam karena emosi yang sedari tadi ia tahan.

"Abang tahu abang salah, tapi berhentilah menghakimi abang seakan - akan kamu orang yang benar dan tahu segalanya!" Teriak Dirga berang.

Disa melonjak terkejut karena teriakan Dirga, lamunannya buyar dan nyalinya seketika menciut saat Dirga menatapnya tajam. Disa berusaha keras menetralkan raut wajahnya seperti semula. Ia tak boleh takut dengan tatapan dingin yang membekukan dari Dirga, karena apa yang ia lakukan disini adalah untuk membela dan mengambil hak kebebasan Faya dari segala kekangan, kebencian atau bahkan peraturan laknat yang saudaranya buat.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Nov 19th, 2019

Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]Where stories live. Discover now