14

578 40 1
                                    


Seminggu telah berlalu sejak hari dimana Faya sangat kesal maksimal kepada Dirga. Sampai saat ini Faya belum juga mendapat kabar masalah salah satu dari tiga judul skripsi yang ia ajukan di Acc pak dosen pembimbing. Padahal sekarang baik Nabila dan juga Wisnu mulai mencari bahan dan mulai mengerjakan skripsi mereka, sedangkan Faya bahkan belum mendapat kepastian apapun dari dosen pembimbing sinting bin gilanya masalah skripsinya.

Hari ini adalah hari sabtu, sebenarnya hari ini Faya akan bermalas - malasan dirumah terlebih semua pekerjaan rumah telah ia selesaikan beberapa jam yang lalu. Namun Nabila dan Wisnu meminta Faya untuk bertemu dengannya di warung bakso langganan mereka yang tidak jauh dari kampus. Alhasil disinilah Faya sekarang, di warung bakso milik mas Anto sambil menunggu kedua sahabatnya datang sehabis dari perpustakaan kampus mereka.

"Faya!" Teriak Nabila saat memasuki warung

Faya memutar bola matanya malas, Nabila selalu kebiasaan berteriak dan selalu lupa dengan situasi dan kondisi mereka sekarang. Saat ini jam makan siang, ada banyak orang yang berada di warung ini yang kini menatap mereka dengan tatapan risih dan terganggu ada pula yang menatap mereka dengan tatapan penasaran.

"Bisa nggak lo nggak berteriak Na? Semua orang kini natap kita, lo tau sendiri gue risih dan tidak suka jadi pusat perhatian banyak orang" kata Faya ketika Nabila telah sampai di mejanya

Nabila meringis, ia lalu bergumam minta maaf pada Faya yang dibalas helaan nafas berat dari Faya. Nabila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena merasa bersalah, ia kembali meminta maaf kepada sahabatnya karena merasa tidak enak hati.

"Sudahlah, lagian juga udah terjadi" balas Faya "lo nggak duduk?" Tanya Faya pada Nabila.

Mendengar pertanyaan Faya, Nabila lantas menarik kursi plastik yang ada di samping Faya. Ia lalu duduk di kursi tersebut, sedangkan Wisnu duduk di sebrang mereka.

"Sebenarnya, walaupun Bila nggak manggil nama lo sekalipun, entah lo sadari atau tanpa lo sadari, lo udah jadi pusat perhatian banyak cowok di warung ini Fay" aku Wisnu

"Setuju!" Seru Nabila "Pas gue masuk, gue sempat lihat beberapa cowok curi - curi pandang dengan lo Fay" tambahnya.

"Tks, nggak usah ngehalu kalian. Sekarang pesan gih, gue udah pesan dari tadi, tinggal nunggu pesanan datang doang" kata Faya mengalihkan

"Ck, kebiasaan loh mengalihkan topik" balas Wisnu berdecak namun tak berselang lama memanggil karyawan yang bekerja di warung seraya memesan makanan yang warung tersebut jual.

.
.
.

Hujan turun membasahi bumi dengan derasnya, makan makanan berkuah pedas memang pilihan yang tepat di saat  suasana siang hari yang sempat terasa panas karena sengatan dan paparan sinar matahari kini tergantikan oleh hawa dingin akibat dari hujan deras yang membawa serta angin kencang.

Saat ini Faya masih berada di warung bakso milik mas Anto bersama kedua sahabatnya sambil menikmati pesanan masing - masing.

"Gimana perkembangan skripsi lo Fay" tanya Wisnu disela - sela makannya

"Masalah skripsi gue belum ada perkembangan Nu, tapi kalau lo bertanya masalah perkembangan dosen pembimbing gue, gue bakal jawab kalau dalam sehari ia mampu membuat peraturan bahkan malamnya merevisinya dengan peraturan baru" jawab Faya

Mendengar jawaban Faya, seketika Wisnu tersedak kuah baksonya. Nabila yang berada di sampingnya bahkan tak mampu menahan tawanya mendengar penuturan Faya. Sebenarnya Faya sudah menceritakan kejadian yang ia alami seminggu yang lalu lewat pesan pribadi via Wa, namun mendengar sendiri dari mulut Faya, Nabila tak kuasa menahan tawa saat bayangan betapa apes dan malangnya nasib sahabatnya dengan lancang terbanyang dalam pikirannya.

"Seneng lo yah liat gue menderita!" Dengus Faya menyindir Nabila.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Oct 31th, 2019

Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]Место, где живут истории. Откройте их для себя