24

511 36 0
                                    


Waktu terasa cepat berlalu. Hari sabtu kembali menyapa Faya. Perasaan senang karena akhirnya ia sudah dapat mengerjakan skripsinya membuatnya lupa sudah berapa banyak hari berlalu. Padahal seingat Faya, kemarin baru hari sabtu.

Faya keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi, hari ini ia memiliki janji dengan dosen pembimbingnya. Mereka akan bertemu dikampus mengingat jadwal mengajar Dirga yang semakin padat karena juga mendapat mandat mengantikan pak Hadi untuk sementara selama dosen pembimbing pertamanya menjalani perawatan di Singapura.

"Kamu mau kemana dek?" Tanya Fatan yang memang saat ini tidak memiliki jadwal kerja.

"Bimbingan bang"

"Mau abang antar? Motor kamu di pake Fatih barusan" tawar Fatan yang langsung di angguki Faya.

"Tunggu sebentar, abang ganti baju dulu" kata Fatan bergegas menuju kamarnya.

"Nggak pake lama yah bang!" Teriak Faya saat pintu kamar Fatan perlahan tertutup dan sosok jakun kakanya hilang di balik pintu.

Tak perlu menunggu waktu yang cukup lama, Fatan datang dengan pakaian rapi setelah 15 menit berganti pakaian "Ayo dek!" Ajak Fatan yang kini telah menggenggam kunci mobilnya.

Faya pun beranjak dari duduknya dan menyambar dan memeluk lengan abangnya dengan menyandarkan kepalanya dipundak abangnya "abang mau kemana rapi gini?" Tanya Faya penasaran

"Mau kumpul dengan rekan - rekan abang dikafe dekat kampus kamu. Sekalian aja nganter kamu" jawab Fatan "mau abang tunggu juga?" Tawar Fatan

Faya melepas pelukannya pada lengan kekar Fatan, ia dengan mata berbinar dan wajah cerah berkata "emang boleh?"

Fatan mengangguk "boleh dong!"

"Yess. Irit ongkos bensin sama Ojol" seru Faya bak anak kecil yang di beri coklat

"Dasar bocah!" Kata Fatan tak lupa menggeleng

.
.
.

Faya baru saja sampai di kampusnya. Ia tak sengaja bertemu dengan Wisnu yang nampaknya juga memiliki jadwal bimbingan dengan dosen pembimbingnya.

"Fay!" Teriak Wisnu dari kejauhan

Faya melangkah mendekati Wisnu yang nampak kusut bak pakaian kering yang telah di cuci namun tak di setrika.

"Muka lo kenapa Nu?" Tanya Faya

"Gue baru aja bimbingan. Skripsi yang gue kerjakan sudah sampai bab 3 tapi lo tau, dosen pembimbing gue nyuruh revisi" jawab Wisnu

"Btw lo ngapain kesini?" Tanya Wisnu

"Mau bimbingan lah. Salah satu skripsi gue akhirnya di Acc pak Dirga dan hari ini gue sudah mulai bimbingan" jawab Faya bersemangat.

"Waahh akhirnya lo nyusul kita juga" seru Wisnu turut senang dengan kabar gembira tersebut "yang kuat yah ngerjain skripsinya. Jangan sampai mewek kayak Nabila tuh yang skripsinya di coret semua sama dosen pembimbingnya" tambah Wisnu memberi dukungan, semangat dan juga peringatan padanya.

"Pasti" jawab Faya mantap

Saat Faya dan Dirga masih mengobrol masalah skripsi dan juga mengenai perasaan Wisnu yang sampai saat ini tidak berubah pada Nabila. Nampak dari kejauhan Dirga berjalan mendekati mereka. Faya yang menyadari hal itu segera mengakhiri obrolannya dengan Wisnu saat dosen pembimbingnya itu nampak memasuki ruangannya.

"Gue bimbingan dulu yah Nu!" Pamit Faya yang langsung di angguki oleh Wisnu

"Pokoknya lo harus ingat kata - kata gue!" Seru Wisnu

"Gue bakal ingat itu. Pasti" balas Faya sebelum hilang dibalik pintu ruangan Dirga.

Wisnu menghela nafas lelah. Setelah sosok Faya memasuki ruangan dosennya. Ia lantas melanjutkan langkahnya menuju parkiran kampusnya. Ia rasa ia butuh istirahat sebelum kembali merepisi skripsinya yang mendapat coretan dari dosen pembimbingnya.

"Tetap semangat Wisnu. Lo harus menyelesaikan kuliahmu dan mencari pekerjaan dan mengubah diri lo menjadi pria yang mapan sebelum menghadap Papa Nabila sebagai pria yang pantas mendampingi putrinya" gumam Wisnu menyemangati dirinya sendiri

Sesampai Wisnu di parkiran, ia memutuskan untuk menuju kaferesto milik saudaranya yang tidak jauh dari kampusnya. Ia memang biasa ke kaferesto milik saudaranya untuk membantu atau hanya sekedar numpang makan dan minum dikala dompetnya mengalami krisis.

"Bang Farhan!" Seru Wisnu pada pria yang berada di balik mesin kasir. Ia baru saja sampai di kaferesto milik saudaranya yang setiap hari ramai. Maklum saja kaferestonya mengangkat tema yang kekinian khas anak muda Zaman Now. Terlebih lagi dilantai dua kaferesto milik saudaranya mengangkat tema outdoor dimana terdapat taman yang luas dan sangat asri.

Pria tampan yang berada dibalik kasir lantas mendongak dan menemukan adiknya. Seketika wajahnya lelahnya buyar tergantikan raut wajah berbinar.

"Kebetulan lo ada di sini dek! Bantu abang dong. Asisten Reno nggak masuk nih. Reno sendirian yang ngehandal dapur. Kasihan dek pelanggan lagi banyak - banyaknya" jelas Farhan yang membuat Wisnu mengangguk

"Yah udah gue kebelakang dulu" pamit Wisnu.

Langkah Wisnu terhenti saat menemukan seluit pria yang nampak femiliar baginya. Pria itu sedang bercumbu di pojokan. Tepatnya disebuah lorong dekat Wc.

Wisnu cukup tercengan saat menyadari pria itu adalah pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya Faya. Dengan amarah yang memuncak, ia lantas melangkah cepat menarik pria itu dan memberinya pukulan yang cukup keras sehingga pria itu tersungkur di atas permukaan lantai yang dingin.

"What the f*ck! Gue nggak percaya bahwa Faya akan di jodohkan dengan pria brengsek seperti lo!"

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 5th, 2019

Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang