25

562 41 4
                                    


Wisnu jelas tak menghentikan aksi pemukulannya sampai situ. Ia terus menerjang Galih yang merupakan pria yang ia kenal sebagai calon yang akan di jodohkan dengan Faya. Sebagai sahabat, ia jelas marah dengan pria brengsek dibawahnya. Ia juga kecewa dengan Fatan yang menyodorkan pria brengsek sebagai calon imam untuk Faya kelak.

Buk!

Buk!

Buk!

Suara teriakan dan jeritan wanita yang sedang bercumbu dengan Galih menggema di lorong yang sepi. Namun suara teriakannya yang cukup keras dan nyaring mengundang sekumpulan orang termasuk Farhan yang langsung menarik adiknya yang juga nampak babak belur diatas tubuh seorang pria yang juga sama babak belurnya dengan Wisnu.

"Isnu berhenti!"

"Abang bilang berhenti!" Farhan terus memperingati adiknya untuk tidak berusaha memberonta.

Galih bangun di bantu oleh rekan - rekannya. Wanita yang bercumbu dengan Galih bersandar di dinding dengan tubuh gemetar ketakutan.

Wisnu masih terus memberonta. Ia menatap Galih dengan tatapan tajam. Untuk pertama kalinya ia tak berhenti melawan. Mulutnya bahkan tak berhenti memaki dan menghujat Galih dan wanita yang bercumbu dengannya.

"Lepasin gue bang!" Teriak Wisnu pada Farhan

"Pria brengsek itu seharusnya di IGD sekarang!"

"Gue nggak habis pikir kelakuannya sebrengsek ini! Di depan keluarga Faya ia berlagak sok alim. Namun di belakang, ia bercumbu dengan wanita murahan itu bahkan melakukan adegan tak senonoh di depan umum terlebih di kaferesto milik abang gue!"

"Lepasin gue bilang!" Teriak Wisnu terus memberonta

"Wanita baik - baik kayak Faya nggak pantas dapat pria brengsek dan bajingan seperti lo. Gue sebagai sahabatnya nggak akan tinggal diam saat lo melakukan hal brengsek dibelakangnya!" Teriak Wisnu masih menjadi - jadi

Fatan yang juga berada disana membeku. Ia tahu temperamen Wisnu. Walaupun Wisnu dan Faya hanya sebatas sahabat, tapi ia tahu Wisnu sangat menghargai dan menyayangi Faya layaknya sebuah saudara kandung.

Awalnya Fatan ingin membantu Galih yang merupakan teman kerjanya. Namun mendengar segala makian dan hujatan Wisnu, niat untuk membantu Galih hilang tanpa jejak sedikit pun.

Fatan mendekati Wisnu yang terus memberonta karena marah dengan perbuatan Galih. Ia lantas berkata "Nu, lo nggak bohong kan?" Tanya Fatan memastikan.

Wisnu yang masih dihadang oleh Farhan dan Reno lantas menoleh dan menatap Fatan dengan tatapan yang masih sama "Bagus. Seharusnya memang begini. Untung lo ada di sini bang. Seharusnya lo sendiri yang memorgoki pria brengsek yang akan lo jodohkan dengan Faya bercumbu mesra di lorong ini!"

"Gue nggak percaya lo bakal ngejodohin Faya dengan pria brengsek seperti dia. Gue kecewa dengan pilihan lo bang. Dan lagi, kalau abang nggak percaya dengan perkataan gue, lo bisa cek CCTV yang ada disini. Gue yakin seratus persen jika CCTV yang ada di lorong ini menangkap dengan jelas adengan mesum mereka!" Tambah Wisnu menyentak lengan Farhan dan Reno yang masih menahannya. Setelah tangan - tangan itu lepas, Wisnu berbalik dan meninggalkan kerumunan.

"Han, gue pengen lihat rekaman CCTV di lorong ini"

.
.
.

Dirga tidak tahu jika Faya akan sepopuler ini di kampus. Bayangkan saja, sepanjang perjalanan pulang, nona goblin yang notaben adalah tetangganya itu selalu saja di sapa oleh mahasiswa mahasiswi baik yang senior maupun yang junior.

Dirga hanya tahu jika Faya itu adalah mahasiswi pintar dan teladan. Itupun ia tahu dari pak Hadi. Selebihnya Dirga hanya tahu jika Faya itu pecinta Kpop dan Drakor. Ia jelas sama dengan Disa dan Rasti dalam masalah kesukaan. Namun mereka memiliki perbedaan yang sangat mencolok dan baru Dirga sadari.

Jika Disa adalah gadis pecinta Kpop dan Drakor dengan sifat kekanakan dan manjanya, lalu Rasti adalah gadis - ah sekarang bukan gadis lagi. Dia sudah menikah dan bersuami. Wanita pecinta Kpop dan Drakor dengan sifat polos, kadang manja namun sangat licik dimatanya. Sedangkan Faya adalah gadis pecinta Kpop dan Drakor dengan sifat mandiri, kadang kekanakan namun terkesan sangat dewasa jika menyangkut dalam bersikap dan mengambil tindakan. Dia merupakan tipe gadis yang sangat teliti dan juga cerdas. Dan hal itu baru saja Dirga sadari setelah hampir menjadikan Faya sebagai objek pelampiasan amarah karena kemiripannya dengan Rasti.

Jika Dirga lebih mengenal Faya. Mungkin saja keduanya tidak memiliki kesamaan. Walaupun memang tak bisa Dirga pungkiri bahwa mereka memiliki hobi dan juga menyukai sesuatu yang sama.

"Pak saya duluan yah!" Pamit Faya yang menyentaknya dari lamunan.

Dirga mengerjap beberapa saat sebelum menoleh mendapati Faya yang tengah menatapnya lalu dengan cepat menunduk. Dirga terkekeh dalam hati. Walaupun sudah lewat seminggu, ternyata Faya masih malu dan juga canggung dengan sikap spontannya seminggu yang lalu.

Sebenarnya Dirga pun sama. Namun ia tetap berusaha bersikap tenang seakan - akan tidak terjadi sesuatu. Padahal otaknya terus memutar adegan seminggu lalu seperti kaset rusak. Shit. Dirga memaki dalam hatinya saat jantungnya kembali berdetak kencang hanya karena mengingat pelukan Faya dan sentuhan kulit mereka.

Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Haruskah ia periksa pada dokter spesialis jantung?

.
.
.
.
.

TBC

Written on Des 8th, 2019

Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]Where stories live. Discover now