Bab-35: King Elions

4.2K 310 16
                                    

♛♛♛

So take aim and fire away
I've never been so wide awake
No, nobody but me can keep me safe
And I'm on my way

Seorang gadis berambut merah yang diikat sanggul tinggi itu menilik dirinya di cermin yang mempunyai tiga sisi itu. Dia memakai dress putih yang labuhnya hingga ke tumit.

Senyuman ditarik.

Crown kecil dikepala dibetulkan supaya nanpak kemas.

"Elin? Lambat lagi ke?" suara asing dari luar bilik milik gadis itu kedengaran.

"Ya, kejap!" Luna menjerit kecil di akhir ayat. Dia membuka pintu biliknya dan wajah Luke yang kebosanan dilihat dengan sengihan.

"Kalau tak disebabkan Bonda, aku tak ingin jemput kau turun." Kata Luke dengan suara mendatar. Jejaka itu meraupkan rambut merah miliknya. Luna ketawa kecil.

"Alah, bukan selalu," Luna berjalan perlahan meninggalkan Luke. "Elan kan anak yang taat." Sejurus itu Luna berlari meninggalkan adik kembarnya. Masih terdengar di telinga Luke suara Luna yang ketawa macam orang gila itu.

Sampai di halaman istana, Luna berhenti seketika. Dia tersengih dan mengambil nafas. Kemudian sambung berlari anak.

"Bonda! Ayahnda!" Dia mendekati mereka. Permaisuri Alana dan Raja Elions senyum nipis melihat anak gadisnya.

"Mana adinda?" Luna menggaru kepala mendengar soalan dari Bondanya. Dia memusingkan tubuhnnya dan melihat susuk tubuh seseorang yang baru tiba.

"Dia tinggalkan adinda, Bonda." Luke memasamkan muka.

"Bertuah punya kakak." Raja Elions ketawa kecil. "Dah, mari kita bersantap."

Luke menjeling Luna tajam dengan ekor matanya. Luna senyum lebar.

Sungguh di bahagia.

Dapat hentikan kesemuanya.

Memori dimana selepas dia hapuskan Karnos melayang di fikirannya.

Flashback.

Luna melepaskan nafas lega. Mossie melihat Luna.

"Kerja kau sudah tamat," Luna senyum melihat Mossie yang masih beriak biasa. Itu kelebihan dia. Sebab itu dia dipilih menjadi perisik.

"You do the great job, Felence." Mossie mengangguk sedikit.

Felence nama keluarganya.

Mossie Felence.

"Sampaikan berita ini kepada Prof. Ordey. Dia tahu apa perlu dibuat." Luna mengibaskan sayap apinya ke udara. Mata oren miliknya masih bersinar seakan-akan ada api.

The blood moon is on the rise
The fire burning in my eyes
No, nobody but me can keep me safe
And I'm on my way

"Elan! I need you." Luna tiba di medan. Semua menghembuskan nafas lega. Sudah boleh pulang bertemu yang tersayang bagi yang masih hidup.

"Yea, yea. I know." Luke mewujudkan medan magik. Dia dan Luna berdiri di atasnya. Mereka berpimpin tangan.

"Naga dan Phoenix,"

Mereka menyebutnya serentak. Medan magik itu bercahaya.

"Bersatu menjadi api,"

Simbol Naga dan Phoenix muncul.

"Berpecah menjadi bara,"

Mereka membuka mata.

"The legend power."

Gelombang muncul setelah ayat itu berhenti menyebabkan angin kuat.

Kawasan itu bercahaya. Askar dan rakan mereka yang berada disitu menutup mata mereka dengan tangan. Silau.

Dua susuk tubuh orang dewasa berada di hadapan mereka.

Semua disitu terpaku. Terkelu.

Luke dan Luna melepaskan tangan mereka. Semua nya kini berhadapan dengan dua susuk itu.

Perlahan-lahan kesemuanya melutut dan sujud.

"Rise." suara garau itu.

Sangat dirindui.

Raja Elions.

Raja Wonderland.





So then when I'm finished
I'm all 'bout my business and ready to save the world
I'm taking my misery
Making my bitch; can't be everyone's favorite girl

♚♚♚

To Be Continued...

Have Fun?

[Edited]




(S1) Phoenix: The Legend Power✔Where stories live. Discover now