Hallo November [Birthday Event]

Time Machine

Author: llightlicht

Genre: Fanfiction, Fantasy

Cast: Seo Yunkyoung (Rocket Punch), Park Woojin (AB6IX)

Words: 1.6k

"Yuyun, Yuyun!"

"Ish, jangan ganggu!" Yunkyoung menyingkirkan tangan yang sedari tadi mengguncang tubuhnya agar gadis kelas dua SMA itu bangun. Sayangnya si pengganggu tidak mudah menyerah dan terus mengusik kedamaian gadis itu.

"Seo Yunkyoung, bangun. Lo udah janji mau ikut gue ke lab Papa!"

Diingatkan soal janji yang sudah ia ikrarkan sejak beberapa minggu lalu, Yunkyoung langsung bangun dan membelalakkan matanya. "Ah, iya. Gue lupa!" teriak anak itu sembari bergegas menuju kamar mandi, mengabaikan Rita yang menatapnya jengkel.

"Ngeselin tahu, gak?" sembur Rita begitu Yunkyoung keluar dari kamar mandi. Sedangkan si tersangka hanya cengengesan lalu minta maaf.

"Sori, gue lupa. Terus bener-bener ngantuk juga gara-gara semalaman gak tidur. Lo tahu sendiri alasannya."

Alasan Yunkyoung tidak tidur, tentu saja karena gadis itu merayakan uang tahunnya bersama teman-temannya semalaman suntuk hingga pagi menjelang. Rita tidak ikut karena dia tidak suka dan tidak kuat begadang. Sebagai gantinya, Rita telah menjanjikan sesuatu yang lebih besar dan mengejutkan untuk Yunkyoung atau Yuyun. Teman-temannya memang lebih suka memanggilnya Yuyun karena lebih mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia.

"Lagian, lo tu dari kecil udah tinggal di sini. Di Korea cuma numpang lahir. Bahasa sana aja lo tahunya saranghae sama babo doang. Yuyun lebih cocok buat lo." Begitu kata Nisa, salah satu teman Yunkyoung yang paling cerewet.

"Yun, dandannya jangan kelamaan." Rita memperingati karena mulai risih saat melihat temannya itu mengeluarkan bermacam-macam alat make up dari laci.

"Bentar doang. Lagian gue tuh harus cantik maksimal hari ini. Soalnya 'kan mau ketemu Pakujin Oppa."

Pakujin yang Yunkyoung maksud adalah Park Woojin, salah satu anggota boyband Korea AB6IX. Dan Pakujin adalah panggilan sayang untuk bias tercinta katanya.

"Belum tentu juga lo ketemu," gumam Rita. "Bisa aja nanti lo nyasar ke zaman purba."

"Eh, mulut antum!" Yunkyoung melotot galak ke arah Rita. Walau dia terlihat senang dan tenang, tapi dalam hati ada rasa gugup juga untuk menghadapi rencana hari ini. Kalau Rita bicara sembarangan seperti tadi, 'kan nyali Yunkyoung jadi semakin ciut.

Sesampainya di halaman rumah Rita, Yunkyoung semakin gugup, lalu mulai panik saat Rita membawanya ke hadapan sang ayah. "Pa, kelincinya udah aku bawain, nih," kata Rita santai, sementara Yunkyoung mendecak kesal karena disamakan dengan kelinci—kelinci percobaan. Tapi ... memang benar, sih. Dan itu bukan Rita atau papanya yang memaksa, tetapi Yunkyoung sendiri yang mau saat Rita bercerita soal penelitan papanya bersama timnya.