Lari Pagi

40 10 3
                                    

Genre : Romance

Cast : Kim Junseo (1The9) & Choi Yerim / Choerry (Loona)

Author : KianaMint

Author : KianaMint

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bangun pemalas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bangun pemalas. Matahari sudah tinggi."

"Lima menit lagi, Ayah."

"Ayah kamu lagi di bawah, sayangku."

Sayang?

Perempuan bernama Choi Yerim itu langsung terbangun saat mengenali suara seseorang yang membangunkannya itu.

Yerim sampai membulatkan mata melihat lelaki yang sangat dia kenal, berdiri dengan santai di kamarnya.

Mari sekali lagi kita tekankan.

DI KAMARNYA!

"Junseo? Kok kamu bisa masuk ke kamar aku!?"

Kim Junseo lelaki yang mendapat teriakan Yerim hanya melipat kedua tangan dengan ekspresi datar. Seolah-olah keberadaannya di kamar perempuan itu merupakan hal yang lumrah.

"Mamah kamu yang minta buat bangunin kebo paling pemalas di rumah ini. Udah sana mandi!"

Entah bagaimana Junseo telah memegang handuk berwarna ungu milik Yerim. Lalu dengan kurang ajarnya, Junseo melempar handuk itu sampai menutupi wajah Yerim.

"Kim Junseo!"

Mengabaikan teriakan tak terima Yerim, Junseo melangkah dengan santai hendak keluar.

Saat sampai di ambang pintu, Junseo berbalik seperti teringat sesuatu.

"Ah! Jangan lupa pake training. Kita akan lari keliling kompleks."

"Hah? Kapan kita janjian mau lari."

"Barusan," ucap Junseo dengan senyuman manis dan langsung menutup pintu.

Pintu tertutup dengan kencang hingga Yerim menjadi kesal dan menendang selimutnya sampai jatuh ke lantai.

"Mau rebahan lagi!"

------

"Hah... Junseo istirahat dulu!" Yerim bernapas putus-putus merasa lelah.

"Segini aja udah lemas. Ayok dong semangat!"

"Tapi cape Junseo." Rengek Yerim akhirnya terduduk di tengah trotoar dengan kedua kaki terulur lurus. Yerim tidak memedulikan banyak pasang mata memandang dia aneh.

Junseo berdecak terlihat kesal, namun tetap menghampiri Yerim dan mengulurkan tangan yang disambut Yerim dengan senyuman lebar. Merasa senang karena berhasil menghentikan Junseo memaksanya berlari lagi.

Junseo dengan ekspresi kesal dan gerutuan kecil, menuntun perempuan yang terlihat lelah namun senang itu ke kursi kayu terdekat.

"Ini," ucap Junseo sambil mengulurkan botol berisi air mineral dari tas kecilnya.

Yerim merampas botol itu dan lekas meminumnya sampai hanya tersisa setengah.

"Makanya dari beberapa minggu lalu udah disuruh sering lari pagi, kamunya malah rebahan mulu."

Yerim tak terlalu menganggapi Junseo, ia malah mulai menyenderkan bahunya ke kursi dan mulai menutup mata.

"Ck malah ditinggal tidur. Hoi, bangun atau aku tinggal?"

"Kamu pms yah? Sensi mulu dari kemarin." Yerim membuka mata sambil memandang Junseo dengan tatapan heran.

Junseo terlihat mendengus dan menghindari tatapan Yerim. Junseo lebih memilih memandang jalanan yang lumayan ramai.

Hal ini membuat Yerim merasa heran. Apalagi saat melihat ekspresi Junseo yang berubah terlihat lebih serius.

"Kamu lupa? Sekarang tinggal satu minggu lagi sebelum kamu kuliah ke luar kota."

Perkataan Junseo membuat Yerim terdiam dan mulai merutuki dirinya yang kelewat tak peka.

Kok bisa lupa sih!?

"Aku bawel gini karena tau kamu anaknya pemalas, tapi malah bisa-bisanya ke terima SNMPTN di jurusan teknik. Mana fisik kamu juga jarang dilatih, nanti kalau kamu tepar karena kecapean, gimana?"

Yerim semakin menunduk merasakan perkataan Junseo yang meski terdengar datar, namun menyimpan kekhawatiran yang besar.

Yaampun ini tanggal berapa!?

Mampus emang udah masuk bulan baru.

Bisa-bisanya aku lupa tanggal!

Yerim merutuki dirinya yang lupa tentang hal ini.

"Kalau kamu sampai jatuh sakit, yang merasakan memang cuma kamu. Tapi, ada aku sama kedua orang tua kamu yang pastinya luar biasa cemas."

"Maaf."

Junseo menarik napas panjang.

"Jangan minta maaf, aku nggak butuh. Yang aku mau cuma kamu berjanji bakal menjaga diri dan nggak pernah absen ngasih kabar ke aku, bisa?"

Yerim menangguk beberapa kali.

Saat mengangkat kepala, Yerim bisa melihat ekspresi datar Junseo telah hilang. Lelaki itu menatap Yerim dengan senyum tipis di bibirnya.

"Ayok pulang, kita ngabisin waktu dengan main sama adek-adek kamu."

"Ay ay kapten."

Dalam hati Yerim berjanji untuk setidaknya menahan diri dengan segala tingkah cerewet Junseo untuk dua minggu ke depan. Karena Yerim sadar, dia akan merindukan pacarnya yang suka seenaknya namun perhatian ini.

END.

END

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hallo November [Birthday Event]Where stories live. Discover now