Love No More

51 7 1
                                    

Cast:

Hongjoong ATEEZ

Elkie CLC

Hayoon BONUSbaby

Kim Donghan

Genre: Angst, School-life

Author: HYUNSUKVEVO

Hampir semua orang di SMA Dharmawangsa tahu bagaimana dekatnya Elkie dan Hongjoong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hampir semua orang di SMA Dharmawangsa tahu bagaimana dekatnya Elkie dan Hongjoong. Keduanya telah saling mengenal satu sama lain sejak lahir. Orang tua mereka bersahabat dan sangat dekat, begitu juga dengan mereka.

Di mana ada Hongjoong, di situ pasti ada Elkie. Keduanya bagai direkatkan oleh lem, tak bisa dipisahkan. Orang lain melihat kedekatan mereka cukup aneh, tapi ada juga yang menganggapnya wajar.

Pasalnya, Hongjoong adalah orang yang temperamental dan bersikap seenaknya sendiri, sedangkan Elkie adalah ketua kelas yang ramah dan mudah bergaul. Mereka jelas berbeda, tapi anehnya dapat bersama dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Hongjoong, nih roti. Lo belum sarapan, 'kan? Gue beliin roti buat lo. Dimakan ya," kata Elkie seraya memberikan sebungkus roti isi selai strawberry pada Hongjoong.

"Gua gak laper," balas pemuda itu. Ia lalu menenggelamkan kepalanya di atas meja yang beralaskan jaket denim miliknya.

"Dimakan dulu. Gue capek tau ngantri buat beli ini. Lo malah gak mau makan rotinya," gerutu Elkie. Gadis itu langsung duduk di sebelah Hongjoong.

"Besok ada turnamen, 'kan? Lawan siapa? Gue denger lawan SMA Sriwijaya. Agak berat kalau lawan mereka, tapi gue tau tim basket sekolah kita pasti bisa menang. Kan ada lo." Elkie tersenyum lebar. Namun, senyuman itu luntur seketika setelah Hongjoong mengabaikannya.

"Berarti nanti malam gue harus lembur buat bikin banner," ujar Elkie. Gadis itu menatap Hongjoong yang sedang tertidur pulas. Tak terasa, kedua ujung bibir gadis itu tertarik membentuk kurva sempurna.

Ia meninggalkan Hongjoong dan menuju ke koperasi pelajar guna membeli alat yang dibutuhkan untuk membuat banner.

×××

Keesokan harinya,

Elkie terus saja memarahi dirinya sendiri. Gadis itu hampir melewatkan pertandingan basket karena terlambat bangun tidur. Ia membuat banner semalaman penuh hingga harus tidur pada pagi harinya.

Elkie menuju ke SMA Sriwijaya secepat mungkin. Ia tak boleh melewatkan aksi Hongjoong sedikit pun.

Gadis bersurai cokelat tua yang diikat menjadi satu itu sampai di lapangan SMA Sriwijaya, tapi netranya tak berhasil menemukan eksistensi Hongjoong. Bahkan di kursi pemain cadangan sekali pun.

"Donghan!" panggil gadis itu pada seorang pemuda yang sedang duduk manis di bangku pemain cadangan sembari menikmati jalannya pertandingan.

"Oi!" balas Donghan yang menyadari Elkie sedang berjalan ke arahnya.

"Hongjoong mana? Kok gak kelihatan?"

Donghan mengernyitkan keningnya seraya menatap Elkie, "Hongjoong gak bilang sama lo? Dia kan absen turnamen kali ini. Katanya mau fokus nyiapin surprise buat orang spesial."

"Surprise apa? Orang spesial siapa?"

"Gue gak tau, Kie. Maaf," balas Donghan. Elkie mengangguk mengerti. Gadis itu lalu meninggalkan SMA Sriwijaya dengan wajah muram.

Sesampainya di rumah, Elkie melihat Guanlin di ruang tamu sedang menonton televisi sembari duduk di atas sofa. Guanlin yang melihat Elkie segera menyuruh kakak perempuannya itu untuk mendekat.

"Tadi, Bang Hongjoong ke rumah. Dia ngasihin ini. Katanya kita wajib datang besok malam," kata Guanlin seraya menyerahkan kertas undangan pesta ulang tahun pada Elkie.

"Astaga! Gue lupa kalau besok hari ulang tahunnya Hongjoong!" pekik Elkie sambil menepuk keningnya.

Guanlin menyahuti, "Untung gue ngasih tau lo sekarang, Kak. Sana nyiapin kado buat Bang Hongjoong, gih."

"Tanpa lo suruh pasti bakal gue siapin kali," ketus Elkie. Gadis itu lalu kembali ke kamarnya. Ia mulai memikirkan hadiah apa yang pantas diberikan pada Hongjoong.

Nampaknya, malam ini dan besok akan menjadi hari lembur. Mulai dari memilih kado, memilih baju hingga memilih gaya make up yang cocok.

Elkie memilih gaun selutut berwarna biru tua, warna kesukaan Hongjoong. Gadis itu sudah menyiapkan jam tangan sebagai kado darinya untuk Hongjoong. Setelah semuanya siap, ia menuju ke rumah Hongjoong bersama Guanlin.

Di rumah Hongjoong cukup ramai. Tapi, tak masalah. Semua teman Hongjoong, pasti dikenali Elkie.

Gadis itu mencari keberadaan pemuda yang menjadi bintang pada pesta ini, Hongjoong. Namun, gagal menemukannya. Elkie mengedarkan pandangannya pada tamu undangan wanita.

Tak ada yang memakai baju dengan warna biru tua selain dirinya dan gadis bersurai pendek sebahu. Elkie menyipitkan kedua matanya. Kenapa Elkie tidak kenal dengan gadis itu?

Ah, masa bodoh. Gadis itu kembali mencari eksistensi Hongjoong. Elkie menemukannya. Pemuda itu sedang berdiri di atas panggung mengenakan setelan jas berwarna biru tua.

"Selamat malam, Kawan. Pertama-tama, gue mau bilang makasih karena kalian udah mau dateng ke pesta ulang tahun gue."

Hongjoong kembali melanjutkan, "Gue tau kalian pasti sibuk. Apalagi sebentar lagi UAS. Tapi, kalian masih mau dateng ke sini. Makasih banyak."

"Sebelum gue mulai acaranya, ada yang mau gue omongin. Ini masalah hati." Seluruh teman-teman pria Hongjoong sontak menyoraki pemuda itu. Elkie menatap Hongjoong dengan senyuman paling teduh.

"Untuk orang yang hari ini pakai dress warna biru tua, maaf ya kalau gak romantis. Tapi, ini tulus dari hati. Percaya deh."

Elkie tersenyum cerah. Gadis itu meletakkan anak rambutnya ke belakang daun telinga. Pipinya bersemu memerah. Entah kenapa wajahnya terasa panas.

"Untuk Jung Hayoon, apa lo mau jadi pacar cowok kayak gue?"

Sedetik kemudian, senyum cerah Elkie hilang. Digantikan sebuah senyuman pahit yang menghiasi wajah cantiknya. Bukan hanya wajahnya saja yang memanas, tapi matanya ikut memanas.

Seorang gadis yang sempat Elkie perhatikan menaiki panggung dengan senyum berseri.

"Gue mau."

Setelah terdengar ucapan dari mulut Hayoon, semua tamu bertepuk tangan. Beberapa ikut menyoraki. Elkie mengangkat tangannya dan ikut bertepuk tangan.

Malam ini, ada sesuatu yang patah menjadi kepingan duka tepat saat pesta berakhir. Pada akhirnya semua skenario telah disiapkan oleh semesta di dalam lingkaran takdir. Elkie tidak bisa mengubahnya begitu saja.

END.

END

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hallo November [Birthday Event]Where stories live. Discover now