7. Anak Kembar

100K 6.9K 323
                                    

Gio melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Tepat saat di anak tangga terakhir, dirinya melihat istrinya dan Nadya sedang berbicang seraya memakan kue buatan istrinya.

"Anak-anak udah pada tidur, Pa?" tanya Mel saat menyadari kehadiran suaminya.

Gio mengangguk. "Udah."

"Minggu depan ada perpisahan TK?" tanya Nadya.

"Iya, di Dufan. Dateng gak?" Mel bertanya pada Nadya.

"Cuma ke situ doang, ya kali gak dateng." Nadya menjawab. "Bayar berapa?"

"Alay, lo. Pake nanya segala. Udah, gue aja nanti yang bayarin." Gio berucap ringan."

"Oh, jelas dong. Lo, kan direktur." Nadya menaikkan kedua alisnya.

"Dasar, adek gak tau diri." Gio berucap sinis. Nadya hanya tertawa menganggapinya, dirinya sudah terbiasa.

"Mereka mau SD di mana?" Nadya bertanya setelah usai tertawa.

"Di sekolah deket perapatan." Gio mengambil kue yang ada di atas meja.

"Kenapa gak di Taruna lagi? Gak mampu bayar?" Nadya meledek Gio.

"Jangan sembarangan ngomong." Gio melempar kue kering yang ada di tangannya. Lemparannya tepat mengenai tubuh Nadya.

"Papa, ih. Jangan dilempar-lempar kuenya. Bikinan aku tau." Mel yang sedang menonton tayangan televisi pun mendumal.

"Iya, Ma. Maaf." Gio menyesal.

"Mampus lo diomelin. Omelin aja, Mel." Nadya mengompori.

"Nggak, dong." Gio mengecup pipi Mel sekilas.

Nadya yang menyaksikan adegan sok romantis itu hanya memutar matanya sebal. "Setau gue, sekolah yang deket perapatan itu rawan penculikan. Muridnya juga bandel-bandel. Sistem belajar di sekolahnya juga gak bagus."

"Tau dari mana?" Mel bertanya tak percaya.

"Murid di tempat les gue ada yang dari sana. Masa, gurunya lagi nerangin, dilempar pensil sama dia. Ngikutin temen sekelasnya. Gue gak kebayang gimana rasanya jadi guru sekolah SD yang dilempar pensil sama muridnya." Nadya bercerita. "Kalau gue yang jadi guru SD itu, udah gue hukum tuh murid yang ngelempar."

"Terus, anak itu diapain sama guru lesnya?" Mel bertanya dengan penasaran.

"Ya dihukumlah."

"Orangtuanya gak protes apa-apa ke tempat les kamu?" Mel bertanya.

"Kalau gak terima, tinggal keluar. Waktu daftar, kan udah bikin perjanjian, jangan nyalahin guru yang ngehukum." Nadya menjelaskan.

"Coba dulu aja. Kalau udah kebukti jelek, mereka ke Taruna lagi," tutur Gio.

"Kenapa harus nyoba? Taruna udah terbukti bagus." Nadya bertanya.

"Biar mereka berbaur sama lingkungan baru lagi," jawab Gio.

"Biar mereka gak jadi sosok dingin kayak lo, ya?" Nadya bertanya dengan jahilnya.

"Gue dingin, kan turunan dari Abi." Gio menjawab tidak ingin kalah.

"Serah lo." Nadya menyenderkan tubuhnya pada sofa. "Qila sama Fiqa les pelajaran di mana?"

"Belum nemu tempat yang cocok." Gio meminum air yang ada di hadapannya.

"Maunya yang kayak gimana? Semua tempat les juga sama aja." Nadya menaikan kakinya ke atas sofa. "Di tempat gue aja."

"Gue mau gurunya yang tegas. Biar anak-anak belajar disiplin." Gio membuka bungkus makanan ringan yang ia ambil dari atas meja. "Boleh, tuh. Di tempat lo aja. Yang di daerah rumah baru, ya."

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now