33. Qila yang Malang

102K 7.2K 1.4K
                                    

[Part sebelumnya di-private]

Pagi ini, kediaman Gio dan Mel kembali dibuat ramai karena kedatangan Avlar dan keluarga kecilnya. Oma yang ditemani Opa juga datang.

Aji sudah sejak tadi menangis. Tangisannya terdengar hingga ke lantai dua. Tempat Qila, Fiqa, dan Zachra bermain dalam pengawasan Avlar.

"Dedek nangis, Om." Qila memberitahu.

"Iya. Kenapa?" Avlar menatap keponakannya.

"Aku mau ke bawah. Mau liat dedek." Qila berlari menuruni anak tangga. Ia memasuki kamar kedua orangtuanya.

"Dedek." Qila mendekati adiknya. "Kenapa nangis?"

"Mau main sama mama." Gio menimang anaknya. "Lama banget sih, Ma ke toiletnya."

"Sabar dong, Pa." Mel terlihat terburu-buru memasuki kamar.

"Kayaknya besok aku perlu ngajarin kamu disiplin waktu, biar kamu gak lama lagi kalau ngapa-ngapain." Gio berucap dingin.

"Kayak gak pernah ke toilet aja." Mel bergumam.

"Kenapa?" Gio bertanya memastikan.

"Nggak." Mel mengambil alih anak bayinya. Seketika, Aji diam.

"Dedek gak nangis lagi?" Qila memerhatikan wajah adiknya. Mata bulat dan pipi tembam menyerupai dirinya.

"Dedek maunya main sama Mama, ya, Dek? Papa ngeselin." Mel mengecup pipi Aji berulang kali. Kemudian ia menaruhnya di atas kasur.

Qila mendekatkan wajahnya dengan Aji. "Kalau main sama Kaela mau, nggak?"

Aji menepuk pipi Qila. Anak perempuan itu merasa senang.

"Kamu gak main di atas?" Gio menatap anak perempuannya.

"Dedek mau main sama aku." Qila beranjak pergi. Ia mengambil beberapa squishy-nya lalu kembali masuk ke dalam kamar orangtuanya.

"Kaela, mau ngapain?" Mel sempat bertanya sebelum anak kecil itu menaruh semua squishy-nya di atas tubuh adiknya. Aji yang merasa risi pun kembali menangis.

"Yah kok nangis, sih." Qila kecewa.

"Kaela, sehari aja gak usah nangisin adeknya. Bisa gak, sih?" Gio menatap tajam anaknya.

Mel kembali menggendong Aji.

"Maaf." Qila hanya menunduk, memainkan jemarinya. Tidak berani menatap wajah papanya.

"Sana, main sama Fiqa aja. Gak usah ke sini, bikin nangis adeknya doang biasanya." Pandangan Gio masih terarah pada anak pertamanya.

Mel mengusap punggung suaminya. "Sabar, Pa."

Qila beranjak pergi menuju lantai atas. Ia ingin bergabung dengan Fiqa dan Zachra yang sedang asyik bermain boneka saat suara Opa memgalihkan perhatiannya.

"Kaela gak pernah baca buku cerita?" Opa mendekati Qila.

Qila menggeleng. "Males."

Opa mengajak cucunya duduk di atas sofa. Tepat di samping Avlar yang sedang mengawasi anak-anak bermain. "Kenapa harus males? Katanya, mau jadi tentara. Masa tentara males baca? Nanti gagal, lho."

Qila cengengesan.

"Kaela, kalau dikasih tau gak boleh ketawa. Gak sopan." Opa menegur. Tatapan lembutnya ia tunjukan pada Qila.

"Iya, Opa." Qila membalas tatapan opa. "Aku mau mandiin kura-kura." Ia beranjak dari duduknya.

"Ayo, sama Opa." Pria itu menuntun cucunya menuju toilet di dekat kamar cucunya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now