43. Mengalah

84.7K 6.9K 1.3K
                                    

Satu minggu berlalu setelah kejadian yang tak menyenangkan bagi Qila. Kini, anak kecil itu menjadi sangat pendiam. Tidak pernah berbicara sebelum diajak bicara. Ia hanya mau bicara lebih dulu pada Aji, adiknya yang sedang belajar berbicara. Padahal, baru satu minggu, tetapi Mel sudah dapat merasakan perubahan pada diri anaknya.

Sambungan internet di rumah juga telah diputus sementara oleh Gio. Sampai waktu yang telah ia tentukan. Hal ini tentu membuat Fiqa tidak bisa menonton acara anak-anak di internet.

Pagi ini, Mel sengaja izin tidak bekerja. Ia akan membuat kue kesukaan Qila. Salah satu cara supaya anak itu mau keluar dari kamarnya. Anak kecil itu benar-benar menepati ucapannya, hanya keluar kamar jika waktu makan telah tiba. Selebihnya, ia akan berdiam diri di dalam kamar membaca kumpulan cerita anak yang telah menarik perhatiannya.

Mel ingat, Qila pernah meminta dibuatkan kue beberapa minggu yang lalu. Karena kesibukannya, ia belum bisa menuruti keinginan sang anak. Namun, sambungan internet yang diputus membuat Mel tidak bisa melihat tata caranya di internet. Ia memutuskan membeli kuota dengan pulsanya.

Tepat saat sambungan internet Mel menyala, deretan pesan dari Nadya pun masuk.

Nadya: Mel, jadi ke sini, kan? Berangkat kapan?

Pesan itu dikirim tepat satu hari setelah kejadian malam itu. Malam yang telah membuat Qila berubah. Pesan yang serupa juga dikirimkan oleh Avlar. Dengan berat hati, Mel menceritakan inti masalah yang telah membuat keluarga gagal pergi ke Amerika.

Setelah membalas pesan dari Avlar, Mel beralih membuka situs web yang biasa ia kunjungi untuk melihat beragan resep. Dengan senyuman yang terukir di wajahnya, Mel membuat kue untuk anak pertamanya.

***

Qila sudah berada di dapur makan saat Mel sedang sibuk menyiapkan makan siang. Gadis kecil itu sedang bermain dengan Aji yang berada di tempat khusus yang biasa digunakan anak seumuran bayi itu.

 Gadis kecil itu sedang bermain dengan Aji yang berada di tempat khusus yang biasa digunakan anak seumuran bayi itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya...." Aji yang sedang dalam posisi telentang mencoba meraih mainan yang tergantung di atas perutnya.

"Yah, gak nyampe. Mangkannya, kamu cepet gede biar bisa nyampe." Qila tersenyum kecil. Senyuman yang hanya ia tunjukan pada Aji selama tiga hari belakangan ini.

"Ya...." Tangan bayi laki-laki itu beralih menarik-narik pakaian sang kakak.

"Kaela belum berani gendong kamu. Nanti aja sama mama, ya." Gadis kecil itu mengusap pipi tembam sang adik.

"Qila, dua hari lagi aku mau lomba mewarnai, lho! Kamu harus nonton!" Fiqa menghampiri kedua saudaranya.

Yang diajak bicara hanya mengangguk.

"Ih, Qila jawab!" Gadis kecil berhidung mancung itu menggoyang-goyangkan tubuh sang kakak.

"Iya, aku nonton."

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now