28. Mencoba Akur

80.7K 5.9K 218
                                    

[Part 27 di-private]

Pagi ini, Qila dan Fiqa terbangun saat Gio sudah pergi entah ke mana. Kedua anak itu berjalan menuju dapur dengan bergandengan tangan. Sesuatu yang jarang terlihat. Senyuma terukir di wajah ke duanya.

Mel masih terheran dengan perubahan di kedua anaknya. Ia menyoba untuk tetap fokus menyiapkan sarapan pagi.

"Aku mau duduk deket Qila." Fiqa mengambil posisi duduk di samping kanan Qila.

"Ma, papa mana? Aku udah laper." Qila memainkan sendok makannya.

"Papa lagi keluar. Kalian makan duluan aja." Mel tersenyum.

Kedua anak kembar itu sama-sama mengangguk. Tak jarang juga mereka saling menyuapi satu sama lain.

"Mama, gak makan?" Qila telah usai menghabiskan makanannya.

"Mama udah kenyang." Mel tersenyum.

"Mama tadi cuma makan buah doang." Fiqa menimpali.

"Mama, makan dulu." Sifat perhatian Gio telah berhasil menurun pada Qila. "Nanti kalau Mama sakit, aku sedih."

"Nanti kalau laper, Mama makan lagi. Mama taruh piringnya dulu, ya." Mel sudah ingin berdiri saat Qila menyegahnya.

"Aku aja, Ma." Anak itu mengambil piring kotor miliknya dan Fiqa untuk ditaruh di tempat yang seharusnya.

"Qila, kaki kamu sakit?" tanya Mel saat menyadari langkah pincang anaknya.

"Gak tau, Ma. Sakit lagi."

Mel memeriksa seluruh kedua kaki anaknya. Ia nenemukan sedikit lebam di kaki kiri Qila. Anak itu mengaku, kakinya terkena tempat tidur saat marah pada mamanya kemarin siang.

"Lain kali hati-hati. Kalau jalan, liat-liat." Mel mengusap rambut Qila.

"Fiqa, aku ke depan duluan, ya!" Qila berjalan penuh semangat menuju ruang tengah.

Saat Qila benar-benar sudah tak terlihat, Fiqa memberanikan diri untuk bertanya. "Ma, emang Qila mau nginep di rumah bunda?"

Mel terkejut. "Kamu tau dari mana?"

"Dari Qila." Fiqa masih menunjukkan wajah seriusnya. "Dia udah siapin kopernya, Ma."

Mel tidak tahu harus menjawab apa. Qila sudah berharap terlalu tinggi. Padahal, suaminya tidak mengizinkan anak itu untuk menetap di rumah Nadya selama beberapa saat.

"Ma, kalau Qila di rumah bunda, nanti aku sama siapa?" Fiqa kembali bertanya.

"Ada Mama, Sayang. Jangan takut." Mel tersenyum.

"Ih, Fiqa! Kamu lama banget, sih. Aku kan nungguin." Qila sudah berkacak pinggang di pintu dapur.

"Iya, tunggu." Fiqa pun menghampiri Qila.

"Mandi dulu." Mel mengingatkan kedua anaknya.

Qila dan Fiqa saling melempar senyum.

"Gak mau!" Kedua anak itu langsung berlari meninggalkan dapur.

Mel hanya menghela napasnya. Ia tidak mungkin memaksa kedua anaknya untuk mandi di tengah kondisinya yang sedang hamil besar. Wanita itu merasakan ponselnya yang bergetar.

Papa

Jangan lupa sarapan. Aku masih lama. Ily.

Mel berdecak sebal. Sejak pagi tadi suaminya sudah tidak ada di rumah. Dihubungi pun tidak bisa. Tiba-tiba, hanya mengirim pesan sesingkat itu. Apa pria itu tidak tahu betapa khawatirnya dirinya? Nafsu makan Mel mendadak hilang. Ia pun memutuskan menemani kedua anaknya bermain.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now