63. Papa yang Sibuk

81.8K 6.7K 1K
                                    

Sejak perjanjian dengan Papanya beberapa hari lalu, kini Qila sudah mulai latihan bersama dengan seorang guru yang datang selama dua kali dalam satu minggu. Ia begitu semangat ketika waktu latihannya tiba.

Guru wanita yang bernama Bintang itu juga melatih teknik vokal Qila. Menurutnya, akan lebih baik jika anak itu bisa bermain musik sambil bernyanyi. Beruntung, Qila memiliki suara yang merdu bagi anak seusianya. Hal itu tentu membuat Bintang tidak terlalu merasa kesusahan.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Qila yang masih duduk di salah satu sofa, menunggu kehadiran Papanya yang belum pulang. Ia tak sabar untuk bercerita tentang latihannya hari ini. Ia juga senang, karena Papanya kini tak sering marah seperti dulu.

Nadya yang baru keluar dari kamar tamu, melihat keponakannya yang sedang bermain boneka.

"Kamu gak tidur?"

Anak kecil itu menoleh. "Masih tunggu Papa."

Wanita itu melihat ke arah jam dinding. "Ini hari senin, Sayang. Tidur duluan aja. Takutnya Papa pulangnya masih lama."

Qila menggelengkan kepalanya. "Aku tunggu Papa aja."

Nadya mendekat. "Kamu harus tidur sekarang. Biar besok gak kesiangan. Mau Bunda temenin?"

Anak itu menggeleng.

"Yakin? Kalau Om Avlar udah ke sini, Bunda gak tidur di sini lagi."

Qila mendongak. "Tidur di mana?"

"Di rumah Bunda yang dulu, lah."

Anak kecil itu berdiri dan berkata, "Tapi di kamar Bunda."

Nadya mengangguk. Ia mengajak Qila masuk ke dalam kamarnya. Dalam hati, ia merasa sedih melihat kakaknya yang belakangan ini selalu sibuk bekerja hingga melupakan waktu bersama ketiga anaknya.

***

Keesokan harinya, saat pulang sekolah, Qila melihat ada sebuah mobil yang tak ia kenal terparkir di halaman rumahnya. Dengan rasa penasaran yang semakin besar, ia melangkah masuk ke dalam rumah.

Seorang anak kecil yang sedang berlarian di dalam rumah mampu menarik perhatian Qila. Tepat saat anak itu menoleh ke arahnya, Qila tersenyum senang.

"Zachra!"

Anak kecil itu berhenti berlari. "Kak Fiqa!"

Refleks, Qila memajukan bibir bawahnya. "Aku Qila."

Zachra pun tersenyum kikuk.

"Bunda mana?"

Dengan Bahasa Inggrisnya yang sebisanya, Zachra berkata jika Maminya berada di halaman belakang bersama Papi.

"Kamu ngomong apa?"

Zachra pun mengajak Qila menuju halaman belakang.

Begitu keduanya sampai di halaman belakang, Avlar memeluk erat keponakannya. "Qila, Om kangen."

Nadya tersenyum ketika menyadari suaminya yang membaca terlebih dahulu kalung keponakannya sebelum menyebutkan nama.

"Kok Dedek gak di sini?"

Avlar tersenyum. "Dedek lagi gak bisa deket sama Bunda. Nanti nangis, terus Bunda mual."

Kedua alis Qila menyatu. "Kenapa?"

"Karena, di perut Bunda ada Dedeknya."

Anak kecil itu mengangguk paham. "Terus, Zachra sekolahnya libur?"

Mendengar perkataan Qila, Nadya bertanya, "Sekolahnya Zachra gimana, Pi?"

"Homeschooling sampe masuk semester dua," jawab Avlar yang masih memeluk tubuh Qila dengan satu tangan.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now