25. Tentara

81.3K 5.6K 174
                                    

[Part 24 di-private]

Seorang anak kecil dengan rambut yang diikat satu sedang duduk di atas lantai dapur. Poni yang menutupi keningnya masih sedikit basah. Gadis cilik itu bersandar pada dinding dapur. Matanya terpejam.

"Sayang, bangun." Seorang wanita dewasa sedikit berjongkok di depan anak yang tertidur. Tangan kanannya mengusap pipi seorang anak di depannya.

"Mama, aku masih ngantuk." Anak kecil itu sedikit mengubah posisi duduknya.

"Cuci muka lagi, yuk." Wanita dewasa itu, Mel. Berusaha membuat tubuh anaknya supaya berdiri.

Anaknya yang tertidur berusaha mempertahankan posisinya. "Lima menit, Ma."

"Daritadi lima menit terus." Mel mengusap pipi anaknya. "Kamu gak mau ikut lari?"

Anak kecil itu menggeleng. "Nanti aja."

Mel pasrah. Ia tidak ingin memaksa anaknya.

"Qilaaa! Ayo, aku udah siap nih!" Fiqa datang dari pintu dapur. Wajahnta terlihat segar. Berbeda dengan kembarannya yang kembali tertidur.

"Kamu aja. Aku masih ngantuk." Kedua mata Qila masih terpejam saat berbicara. Ia mengubah posisi duduknya menjadi tiduran di atas lantai.

"Anak kembar, ayo cepetan."

Suara itu diabaikan oleh Qila yang masih menikmati tidur paginya. Fiqa sudah berlari ke luar rumah sejak tadi. Ia pun memakai sepatu olahraganya.

"Siapa nih, yang tidur?" Gio mendekati anaknya yang tertidur. "Kok di lantai, sih?"

"Jangan berisik, Papa. Nanti Qila bangun." Qila mengubah posisi tidurnya menjadi miring.

"Oh, yang lagi tidur Qila?" Gio pura-pura bertanya. "Katanya mau jadi tantara, masa gak bisa bangun pagi."

"Kan jadi tentaranya masih lama, Papa." Qila masih saja bisa membalas ucapan papanya meski matanya masih terpejam.

Gio mendekati telinga anaknya. "Kalau kamu gak mau bangun juga, gak usah jadi tentara."

Mendengar itu, kedua mata Qila langsung terbuka. Ia bergegas kembali menyuci mukanya.

"Qila, cepet, Nak."

Suara Mel berhasil membuat dirinya berlari ke arah pintu utama. Sudah ada Fiqa, papanya dan opa yang menunggu.

"Ngapain?" tanya Gio saat melihat Qila yang baru muncul.

"Tantara kan harus bangun pagi. Iya, kan, Opa?" ucap Qila dengan semangat.

Opa tertawa kecil. "Kamu mau Opa ajarin cara jadi tentara?"

Qila mengangguk mantap.

Keempat orang itu pun mulai berlari pagi. Saat sudah menjauhi rumah, Qila mulai banyak bertanya. Seperti biasanya. Setelah matahari sudah mulai terlihat, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah taman.

"Kalian tunggu sini dulu. Sama Opa." Gio memandang kedua anaknya yang sudah asyik bermain ayunan taman. Pria itu berlari kecil mengitari taman. Ia berhenti di jarak yang tidak begitu jauh dari tempat kedua anaknya bermain bersama ayahnya.

Gio memutuskan untuk push up. Sudah lama ia tidak melakukan olahraga yang satu itu. Meski dirinya fokus dengan gerakannya, dirinya tetap dapat merasakan tatapan orang-orang yang memerhatikannya.

Mereka adalah wanita-wanita muda yang terpesona dengan Gio. Ada beberapa yang berniat akan mengajak pria itu berkenalan setelah ini.

Tiba-tiba saja Gio merasakan ada beban di atas punggungnya. Tak lama, beban itu terasa bertambah. Meski begitu, ia masih mampu melakukan push up. Samar-samar dapat ia rasakan dua pasang kaki yang mengenai tubuhnya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now