Menteng: Selasa, 15 April 2014

137 15 1
                                    

Kini kerudung Sarah putih lagi—warna favoritnya. Ia meminjam kerudung tersebut dari pengurus rumah dinas tantenya. Ia bertanya kepada diri sendiri, kenapa hanya tante Ajeng yang tak pernah pakai kerudung, meski seluruh wanita dalam keluarga besar Sarah memakainya. Pertanyaan tersebut pun sudah terlontar berkali-kali seumur hidup Sarah, hingga akhirnya Sarah sendiri terbiasa dengan tante Ajeng yang tak berkerudung. Malah, jika ada wanita dalam keluarganya yang tak berkerudung, itu pasti tante Ajeng. Mungkin, menurut Sarah, Ajeng sengaja membedakan dirinya di antara tante-tante yang lain. Untung saja pengurus rumah dinas Ajeng ada yang wanita, dan untung saja wanita itu berkerudung. Meskipun demikian, pengurus tersebut tidak ada di rumah—mungkin diungsikan atau dipulangkan karena perang.

Sarah menggumamkan nyanyian sembari menggoreng ayam. Di rumah laksana istana itu, listrik mengalir deras. Mungkin rumah tersebut punya pembangkit listrik sendiri, tetapi suara mesin tidak terdengar di mana-mana. Yang jelas, Sarah senang ada kulkas yang berfungsi berisi makanan untuk berminggu-minggu. Sejenak, Sarah bisa melupakan semua luka di badannya, dan hidup dalam detik-detik mewah. Semakin ia memikirkan kemewahan dan fasilitas rumah dinas Ajeng, Sarah semakin membayangkan hidupnya kelak bersama Ajeng.

Sarah mengingat kapan terakhir kali ia memasak untuk banyak orang. Kalau tidak salah, bulan Agustus kemarin, saat ia dan ibunya bantu masak tante-tante lainnya untuk makan-makan saat Idulfitri. Sayang, ayahnya saat itu tidak dapat hadir karena bertugas, dan ikut masak membantu Sarah melupakan kesedihannya saat itu. Sekarang, memasak membantunya melupakan rasa sakit yang ia tahan puluhan menit lalu, saat lagi-lagi ia membuang seni merah. Setidaknya ia tidak membuangnya di toilet jongkok seperti dini hari tadi, walau ringisannya terdengar dan membuat Robi khawatir.

Sembari menggoreng ayam, Sarah menyiapkan lima piring. Salah satunya juga diisi potongan tomat serta mentimun. Om Aziz senang tomat dan mentimun. Sarah juga bersyukur ada cukup tepung maizena dan daging asap potongan untuk memasak Cordon Bleu saus asam manis, kesenangan Novi. Edo dan Robi akan memakan apa saja yang dimasak Sarah, meskipun Sarah mengatakan ia akan memasak apa pun yang mereka mau. Sayang sekali, pikir Sarah, karena semua bahan masakan ada di dapur mewah istana Menteng ini.

Suara televisi sayup terdengar dari ruang tengah. Robi sedang menonton film dari koleksi Ajeng. Terakhir Sarah tengok, Robi asal menonton apa pun yang ada. Awalnya Sarah hendak mencari kanal televisi yang masih aktif, tetapi ternyata sudah tidak ada lagi yang aktif. Akhirnya, Robi memilih film pertama yang ia lihat, yakni November 1828. Sarah hanya tersenyum, karena ia tahu persis niat Robi menonton film Indonesia. Bahasa Indonesia Robi memang sudah bagus, tetapi ia masih kesusahan dalam merangkai kata-kata. Teringat oleh Sarah beberapa jenak saat Robi presentasi di kelas. Robi begitu kikuk, dan sempat beberapa kali mengganti kata-kata Indonesia dengan kata-kata Malaysia atau Bahasa Inggris. Lucu sekali mendengarnya, ketika Robi kembali beraksen Malaysia. Rasanya hari-hari itu berada jauh di masa lalu. Semua karena kemarin dan hari ini terasa begitu panjang.

Butuh beberapa lama hingga akhirnya Sarah memanggil seisi rumah, "Om Aziz, Om Edo, Robi, Novi, makan yuk!"

"Yuk," sahut Robi sayup dari ruang tengah. Sarah balas menyahut, "Rob, bantuin bawa makannya dong."

Robi datang untuk menemukan bahwa Sarah saja masih belum selesai mempersiapkan semua makanan. Nasi memang sudah di bakulnya, tetapi potongan ayam goreng hanya ada empat.

"Ayamnya satu lagi mana?" tanya Robi.

"Kan Novi nggak makan ayam goreng, Rob," jawab Sarah sambil mengambil nasi dari bakul dan membentuknya dengan mangkuk. Ia kemudian menaruhnya di piring merah muda, bersamaan dengan potongan Cordon Bleu, dan membanjirinya dengan saus asam manis. Robi terpana. Cordon Bleu itu persis seperti jajanan Novi di sekolah.

Ujian NasionalWhere stories live. Discover now