Swapsikoanalisis Sarah: Rabu, 16 April 2014 - Bagian 1

165 19 5
                                    

"Siapa kamu?"

[Aku Sarah.]

"Sarah?"

[Iya. Sarah Nur Syahbani.]

"Itu aku."

[Benar. Itu kamu.]

"Berarti kamu siapa?"

[Aku adalah kamu.]

"Apa?"

[Aku adalah kamu.]

"Maksudnya?"

[Aku adalah kamu.]

"Aku masih nggak ngerti."

[Aku adalah kamu yang berada di dalam pikiran kamu. Aku adalah kamu yang telah kamu lupakan karena kamu harus mempertahankan "kamu" yang lain yang berada di pikiran orang lain. Kamu lebih memilih "kamu" yang ada di pikiran Robi, Novi, Diva, bunda, ayah, dan semua orang lain. Kamu lebih memilih "kamu" yang lain untuk hidup sejahtera, selagi aku dilupakan. Aku, yang jelas dipunyai kamu. Aku, yang bukan punya orang lain.]

"Kamu ngomong apa sih?"

[Kamu kenal aku?]

"Nggak."

[Jelas. Kamu tidak kenal aku. Kamu kenal kamu?]

"Aku nggak ngerti kamu dari tadi ngomong apa. Udah, ah. Aku nggak mau ngomong sama kamu lagi."

[Kamu kenal kamu?]

[Kamu kenal kamu?]

[Kamu kenal kamu?]

"Aku di mana? Kenapa cuma ada kita berdua?"

[Kamu berada di dunia aku. Dunia yang telah lama kamu lupakan. Kamu bisa lihat anak kecil di sana?]

"Di mana?"

[Di belakangmu.]

"Ini..."

[Iya. Di belakang kamu berjejer semua hal yang telah kamu lewati. Selatan kamu adalah masa lalu kamu. Di belakang aku, atau utara kamu, adalah masa depan kamu. Barat dan timur adalah semua yang dapat terjadi baik di masa depan maupun masa lalu kamu. Sekarang, kamu bisa lihat anak kecil di sana?]

"Siapa?"

[Berjalanlah ke arahnya. Kamu akan tahu siapa.]

"Ini... aku?"

[Iya, itu kamu. Itu aku. Tapi dia juga bukan kamu, bukan juga aku. Dia adalah fragmen dari masa lalu yang kamu pendam. Kabut yang menyelimuti dia dan debu-debu yang beterbangan dari kulit dia adalah ulah kamu. Ia terlupakan. Sebentar lagi ia akan menjadi kabut dan debu.]

"Kenapa dia menangis?"

[Kamu tidak ingat?]

"Ingat apa?"

[Kenapa kamu menangis?]

"Aku... aku tidak ingat."

[Lihat ulah kamu. Anak kecil ini semakin diselimuti kabut dan menyublim menjadi debu. Coba ingat. Kenapa kamu menangis?]

"Aku... aku... Argh!"

[Dia lenyap.]

"Kenapa?! Ke mana dia?"

[Dia lenyap.]

"Kenapa?"

[Kamu melupakannya.]

"Aku... aku..."

[Kamu melupakan diri kamu sendiri.]

"Sarah."

[Kamu memanggil aku?]

Ujian NasionalWhere stories live. Discover now