22. SALAH PAHAM

4.1K 722 1.2K
                                    

Happy reading orang halu-
termasuk aku>3

Langit berwarna oranye tampak tinggi di langit. Sore hari menjelang malam. Natha baru sampai dirumahnya. Satpam membuka pintu gerbang untuk Natha. Natha memarkirkan motornya di garasi rumahnya.

Laki-laki itu berjalan memasuki rumahnya masih sepi sepertinya orang tuanya belum pulang kerja. Hanya Bi Inah yang sedang menyiapkan makanan di dapur.

"Aden." Bi Inah memanggilnya sehingga Natha membalikkan badannya.

Natha meraih tangan Bi Inah dan mencium punggung tangannya. Bi Inah lah yang merawat Natha sejak kecil sebelum pindah ke Jerman. Bi Inah menyayangi Natha begitu juga sebaliknya.

"Aden, udah pulang."

"Udah Bi," jawab Natha.

"Yasudah Aden bersih-bersih setelah itu kebawah buat makan malam biar bibi siapkan." ucap Bi Inah.

"Natha ke atas ya Bi." Natha melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kamarnya.

Natha meletakkan tasnya disembarang tempat dan mencopot sepatunya yang ia kenakan.

Benda pipih yang ia baru sadar letakkan itu berdering. Lelaki itu menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan mendekat ke telinganya.

"Hai? Udah sampe?"

Terdengar suara lembut diseberang sana. Siapa lagi jika bukan Vensha.

"Udah, baru aja." jawab Natha membatalkan ritual mandinya.

"Udah makan?"

"Belum Ven, kan baru sampe."

"Kamu sana makan," sambung Natha.

"Iya nanti makan."

"Udah mandi?"

"Ini mau mandi tapi ngga jadi.'

"Kok ngga jadi? Kenapa? Ngga ada air?"

Natha terkekeh mendengarnya.

"Kan kamu nelpon, Ven. Masa iya aku mandi sambil telpon kamu."

"Oh tadi kamu mau mandi ya?"

"Yaudah sana mandi, pantes ada bau apa gitu ternyata kamu belum mandi."

"Aku ngga mandi tetep wangi Ven," Natha mendengar suara tertawa Vensha diseberang sana.

"Yaudah aku matiin ya? Aku dipanggil Bunda." Pamit Vensha langsung mematikan telpon setelah mendengar jawaban dari Natha.

Natha melanjutkan aktivitas untuk membersihkan badannya.

Pukul setengah 8 malam Natha keluar dari kamarnya. Menuruni tangga rumahnya. Dipandang Ayunda yang memasuki rumah.

"Loh Natha? Mau kemana?" tanya Ayunda melihat Natha.

"Mau keluar sebentar Ma." Laki-laki itu membungkukkan badannya dan meraih tangan Ayunda.

"Yaudah hati-hati, jangan pulang malem-malem." balas Ayunda mengelus punggung anaknya. Natha melangkah pergi dari rumahnya.

***

Langit sudah gelap. Cowok itu memacu sepeda motornya dengan kecepatan lumayan cepat. Cowok itu berhenti disebuah supermarket untuk membeli sesuatu.

Manik matanya melihat dua insan yang tengah bicara didekat kasir. Natha berniat untuk mendekatinya.

"Natha?"

NATHAWhere stories live. Discover now